Categories: PendidikanViral

Mengenal Tradisi Pitonan pada Bayi, Ternyata Ini Maknanya

 

Tradisi Pitonan bayi atau sering disebut dengan tedak sinten
( Dok. Istimewa)

SwaraWarta.co.id – Tradisi Pitonan berasal dari bahasa Jawa, yaitu “pitu” yang memiliki makna tujuh. 

Tradisi Pitonan bulan ini dirayakan ketika bayi sudah lahir, bukan masih dalam kandungan.

ADVERTISEMENT

.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tradisi pitonan bayi merupakan sebuah penghormatan kepada bumi yang menjadi tempat anakmulai belajar menginjakkan kakinya di atas tanah.

Rangkaian Tradisi Pintonan Bayo

Terdapat beberapa rangkaian kegiatan dalam tradisi pitonan bayi, yaitu:

1. Dimandikan Bunga Setaman

Bayi yang berusia tujuh bulan dimandikan menggunakan air yang telah dicampur dengan bunga setaman.

Biasanya penyiraman dilakukan oleh orang yang dianggap sepuh atau dituakan di daerah tersebut. 

2. Didandani

Selanjutnya, bayi didandani dan diberi pakaian yang bagus dilengkapi dengan mahkota dari janur. 

Mahkota memiliki makna agar bayi ini dapat menjadi pemimpin seperti seorang raja.

3. Dibopong Orang Tua

Orang tua menggendong bayinya menuju tempat acara pitonan bayi

Terdapat dua benda yang disiapkan, yaitu tangga dari tebu yang sudah dihias dan kurungan ayam yang sudah di dalamnya terdapat ayam jago.

4. Naik Tangga

Orang tua menuntun bayi naik tangga. Tangga ini terdiri dari tujuh anak tangga yang memiliki makna “M” agar bayi ini di masa depan dapat mencapai langit ketujuh atau nirwana surga. 

Tebu dipilih sebagai bahan dasar tangga karena tebu memiliki rasa manis, sehingga makna pitonan ini adalah agar bayi dapat mencapai surga dengan lancar atau tanpa rintangan.

5. Masuk Kurungan Ayam

Setelah berhasil sampai di puncak tangga, bayi diarahkan masuk ke dalam kurungan ayam yang sudah dihias warna-warni sambil dibantu oleh orang tua.

Prosesi ini menyimbolkan bahwa kelak anak akan dihadapkan pada berbagai jenis pekerjaan.

6. Memilih Barang

Bayi kemudian dikeluarkan dari kurungan ayam dan dihadapkan dengan beberapa barang untuk dipilih.

Barang yang ada antara lain Al-Quran, cincin/uang, alat tulis, kapas, cermin, buku, dan pensil. 

7. Sebar Beras Kuning

Selanjutnya bu bayi menyebarkan beras kuning yang dicampur dengan kunir dan uang logam untuk diperebutkan oleh undangan yang hadir.

 Ritual ini dimaksudkan agar anak memiliki sifat dermawan.

Hingga kini tradisi piton masih dijalankan oleh sejumlah lapisan masyarakat khususnya Jawa.

Redaksi SwaraWarta.co.id

Berita Indonesia Terkini 2024 Viral Terbaru Hari Ini

Recent Posts

5 Cara Menghilangkan Bau Kaki, Ikuti Langkah-langkah Berikut!

SwaraWarta.co.id – Bagaimana cara menghilangkan bau kaki? Bau kaki seringkali menjadi masalah yang memalukan dan…

22 hours ago

Pendaftaran SNBP 2026 Kapan Dibuka? Ini Jadwal Lengkapnya!

SwaraWarta.co.id - Bagi calon mahasiswa yang berencana masuk perguruan tinggi negeri (PTN) pada tahun 2026,…

22 hours ago

Cara Mudah dan Cepat Melihat Password Email Anda

SwaraWarta.co.id – Langkah-langkah cara melihat password email. Pernahkah Anda lupa password email dan panik karena…

22 hours ago

Apa yang Menjadi Inti dari Informatika? Berikut ini Penjelasannya!

SwaraWarta.co.id - Apa yang menjadi inti dari informatika? Informatika, sebuah bidang yang sering disalahpahami, bukan…

22 hours ago

Cara Mengisi Sulingjar: Panduan Lengkap untuk Guru dan Tenaga Kependidikan

SwaraWarta.co.id – Bagaimana cara mengisi Sulingjar dengan baik? Sulingjar atau Survei Lingkungan Belajar adalah instrumen…

1 day ago

Cara Akses Link Pengumuman OMI Kabupaten 2025 dengan Mudah

SwaraWarta.co.id – Bagaimana cara akses link pengumuman OMI Kabupaten 2025? Pengumuman Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI)…

2 days ago