Suporter timnas Indonesia saat melawan Bahrain (Dok. Ist)
Swarawarta.co.id – Bahrain telah mengutuk serangan siber dan ancaman yang diterima dari para penggemar Timnas Indonesia. Mereka menilai tindakan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Akibat dari serangan ini, Timnas Bahrain memutuskan untuk tidak melanjutkan pertandingan di Indonesia dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 yang dijadwalkan pada bulan Maret mendatang.
Keputusan ini muncul setelah ketidakpuasan fans Indonesia terhadap hasil imbang 2-2 pada pertandingan sebelumnya di Bahrain, di mana gol penyeimbang tuan rumah tercipta pada menit terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Fans Indonesia menunjukkan rasa kecewa mereka dengan membanjiri komentar di media sosial yang terkait dengan Timnas Bahrain dan pemain-pemainnya.
Beberapa akun milik Asosiasi Sepakbola Bahrain (BFA) juga dilaporkan menjadi sasaran peretasan.
BFA dengan tegas mengecam serangan tersebut, menuduh para penggemar Indonesia tidak hanya menyerang secara siber, tetapi juga melontarkan ancaman pembunuhan kepada para pemain melalui media sosial.
Dalam pandangan BFA, tindakan yang dilakukan oleh fans Indonesia tidak mencerminkan prinsip-prinsip Islam yang dipegang oleh mayoritas masyarakat Indonesia.
Mereka mengancam akan melibatkan organisasi-organisasi HAM dan Islam untuk menindaklanjuti masalah ini.
“Asosiasi Sepakbola Bahrain mengecam sikap tak bertanggung jawab fans Timnas Indonesia di dunia siber. Website, akun sosial media, dan sistem korespondensi elektronik asosiasi menjadi sasaran hinaan, makian, ancaman, dan operasi peretasan yang tak bisa diterima dan tak menunjukkan semangat mulia olahraga secara umum, khususnya sepakbola, yakni mempersatukan masyarakat seluruh dunia bersama-sama; Terutama sejak komentar-komentar ofensif yang diterima akun-akun asosiasi dan website, termasuk akun tim nasional dan fans Bahrain, tidak ada kaitannya dengan norma-norma olahraga,” begitu isi pernyataan resmi BFA.
“Dalam memandang ini, asosiasi mengungkapkan kekecewaan mendalam dengan kampanye mengganggu dan tak bisa diterima, sebagaimana ini tak sesuai prinsip, nilai-nilai, dan norma-norma Islam, tidak juga menunjukkan progress atau kemajuan negara-negara,” sambungnya.
“Di kala asosiasi mengkonfirmasi penolakan mereka terhadap kampanye ofensif, serangan siber, dan kalimat-kalimat mengancam, asosiasi akan menggunakan organisasi-organisasi internasional, HAM, dan organisasi Islam, selain asosiasi jurnalis; untuk menjadi saksi atas potensi resiko yang dihadapi tim, serta untuk menunjukkan apa yang ditinggalkan kampanye ini dalam hal mencemarkan tujuan mulia sepakbola internasional yang berdasarkan pada saling menghormati dan sikap sportivitas yang tinggi,” BFA mengungkapkan.
SwaraWarta.co.id - Setiap tanggal 14 Oktober memperingati hari apa? Tanah air Indonesia memperingati dua peristiwa…
SwaraWarta.co.id – Kali ini kita akan membahas soal sebutkan contoh perbuatan tabzir dalam kehidupan sehari-hari…
SwaraWarta.co.id - Harga komoditas cabai merah terus menunjukkan dinamika yang fluktuatif. Update harga pada Senin,…
SwaraWarta.co.id - Timnas Indonesia resmi mengubur mimpi untuk tampil di Piala Dunia 2026. Kegagalan di putaran keempat…
SwaraWarta.co.id – Bagaimana cara cek BSU Kemnaker 2025? Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2025 kembali hadir sebagai…
SwaraWarta.co.id – Bagaimana akuntansi manajemen dapat membantu perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif? Di tengah persaingan…