swarawarta.co.id – Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, kembali mengalami erupsi pada Jumat malam. Letusan kali ini memunculkan kolom abu setinggi 700 meter dari puncak.
Warna kolom abu bervariasi dari putih hingga kelabu dengan arah sebaran mengarah ke barat daya. Erupsi ini masih berlangsung saat laporan dikeluarkan oleh pihak berwenang.
Sepanjang hari Jumat, aktivitas vulkanik Gunung Semeru tercatat cukup intens. Tercatat sebanyak 14 kali erupsi terjadi sejak dini hari pukul 00.45 WIB hingga malam hari pukul 20.37 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tingkat aktivitas gunung ini masih berada pada status Waspada atau Level II, yang menunjukkan adanya potensi bahaya lanjutan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
PVMBG juga menyampaikan beberapa imbauan penting. Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara Gunung Semeru, khususnya di sepanjang aliran Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer dari puncak.
Selain itu, warga juga tidak diperbolehkan berada di area sejauh 500 meter dari tepi sungai yang berada di jalur tersebut, karena berisiko terkena awan panas atau guguran lava.
Di samping itu, PVMBG juga meminta masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak kawah.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya awan panas guguran, aliran lava, maupun lahar hujan yang bisa terjadi di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru.
Masyarakat di sekitar Gunung Semeru diimbau untuk selalu mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang dan tidak mudah terpengaruh oleh kabar yang belum pasti.
Kepatuhan terhadap arahan PVMBG sangat penting untuk menghindari risiko bencana yang lebih besar.
Gunung Semeru memang dikenal aktif, dan letusannya bisa datang secara tiba-tiba.
Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan dan kewaspadaan harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga yang tinggal di sekitarnya.
Erupsi Semeru kali ini kembali menjadi pengingat bahwa hidup berdampingan dengan alam memerlukan kesiapan dan kesadaran tinggi.
Semoga masyarakat tetap aman dan sigap menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi.
Tata kelola pemerintahan modern telah mengalami transformasi signifikan. Pergeseran dari sistem manual menuju pemanfaatan teknologi…
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) merupakan pilar penting dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih…
Perencanaan pemerintahan yang efektif merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu negara. Proses perencanaan ini membutuhkan pertimbangan…
Implementasi *electronic government* (e-government) menandai era baru dalam tata kelola pemerintahan. Peralihan dari sistem manual…
Generasi Milenial dan Gen Z merupakan kelompok pemilih terbesar dalam Pemilu 2024. Partisipasi mereka, baik…
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) merupakan sistem yang krusial dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan…