Mengapa Sholat Jumat Hanya untuk Laki-laki
SwaraWarta.co.id – Mengapa sholat Jumat hanya untuk laki-laki? Sholat Jumat adalah ibadah wajib mingguan bagi umat Muslim yang memiliki keutamaan besar. Namun, seringkali muncul pertanyaan: mengapa sholat Jumat hanya diwajibkan bagi laki-laki? Apakah ada diskriminasi di dalamnya? Tentu tidak.
Islam adalah agama yang adil dan sempurna, dan setiap syariatnya memiliki hikmah serta alasan yang mendalam. Mari kita telaah lebih jauh.
Dalam Islam, laki-laki memiliki peran dan tanggung jawab spesifik yang berbeda dengan perempuan. Salah satu peran utama laki-laki adalah sebagai pemimpin keluarga (qawwam) dan pencari nafkah. Tanggung jawab ini menuntut mereka untuk lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat luas, terlibat dalam urusan publik, dan menjadi teladan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sholat Jumat, yang dilaksanakan secara berjamaah di masjid, berfungsi sebagai ajang untuk memperkuat persatuan umat, saling mengingatkan, dan mendengarkan nasihat dari khatib. Ini adalah bagian dari pembinaan kepemimpinan dan sosial yang diemban oleh laki-laki.
Di sisi lain, Islam memberikan kemudahan dan perlindungan bagi perempuan. Kodrat perempuan yang memiliki peran penting dalam mengelola rumah tangga, mendidik anak, serta mengalami siklus haid dan nifas, menjadi pertimbangan utama.
Kewajiban salat Jumat yang harus dilaksanakan di masjid secara berjamaah setiap minggu, berpotensi menimbulkan kesulitan dan beban bagi perempuan, terutama jika mereka memiliki anak kecil atau sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk bepergian.
Islam tidak ingin membebani perempuan, melainkan memberikan keringanan agar mereka dapat menjalankan peran-peran domestik mereka dengan optimal tanpa mengabaikan kewajiban beribadah.
Perempuan tetap memiliki kewajiban salat lima waktu, yang bisa dilaksanakan di rumah atau di masjid. Bahkan, salat perempuan di rumah dianggap lebih utama.
Sholat Jumat juga memiliki hikmah sosial yang besar. Dengan berkumpulnya para laki-laki dari berbagai latar belakang, terbentuklah komunitas yang solid.
Mereka saling mengenal, bertukar pikiran, dan mempererat tali persaudaraan. Ini menciptakan fondasi masyarakat yang kuat dan saling mendukung.
Khutbah Jumat juga menjadi sarana edukasi dan pencerahan yang penting bagi seluruh jamaah, memberikan pemahaman tentang ajaran Islam dan isu-isu kontemporer.
Penting untuk dipahami bahwa tidak diwajibkannya perempuan salat Jumat bukanlah bentuk diskriminasi, melainkan pembagian peran dan tanggung jawab yang adil sesuai dengan fitrah dan kapasitas masing-masing.
Islam menghargai peran laki-laki dan perempuan dengan cara yang berbeda namun saling melengkapi. Keduanya memiliki kedudukan yang mulia di hadapan Allah SWT dan memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pahala dan kedekatan dengan-Nya melalui ibadah-ibadah lainnya.
Dengan demikian, hikmah di balik kewajiban salat Jumat bagi laki-laki adalah untuk memperkuat kepemimpinan, persatuan umat, dan memberikan kemudahan serta perlindungan bagi perempuan, sehingga keseluruhan tatanan masyarakat dapat berjalan harmonis dan sesuai dengan tuntunan syariat.
SwaraWarta.co.id - Bagi para pekerja yang menantikan kabar gembira mengenai pencairan Bantuan Subsidi Upah (BSU),…
SwaraWarta.co.id - PSSI kini bergerak serius dalam mewujudkan ambisi besar penyerang belia keturunan Bandung, Mauro…
Pemerintah kembali menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) tahun 2025, ditargetkan cair pada Juni-Juli. Setiap pekerja/buruh…
Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah resmi menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) tahap II tahun…
SwaraWarta.co.id - Riau, sebuah provinsi yang kaya akan budaya dan tradisi, memiliki salah satu warisan…
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan momen penting bagi siswa baru di jenjang SD, SMP,…