Pertama, kesadaran diri dapat dikembangkan melalui aktivitas refleksi diri di awal atau akhir pembelajaran. Guru bisa mengajak siswa menuliskan perasaan mereka hari ini atau mengungkapkan pengalaman pribadi secara terbuka.
Kedua, manajemen diri bisa dilatih melalui pengaturan waktu belajar, teknik relaksasi saat menghadapi ujian, serta latihan pengendalian emosi saat terjadi konflik kecil dengan teman.
Ketiga, kesadaran sosial dapat ditanamkan dengan mengajak siswa berdiskusi mengenai isu-isu sosial di sekitar mereka, atau melalui permainan peran (role play) untuk memahami sudut pandang orang lain.
Keempat, keterampilan berelasi bisa dipraktikkan dalam kerja kelompok, proyek kolaboratif, hingga pembiasaan komunikasi yang asertif dan empatik di dalam kelas.
Terakhir, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dilatih melalui studi kasus sederhana. Guru memberi situasi tertentu, lalu siswa diminta menyelesaikannya dengan mempertimbangkan nilai moral dan dampaknya terhadap orang lain.
Secara umum, penerapan pembelajaran sosial emosional berbasis CASEL ini tidak hanya memperkuat karakter siswa, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan mendukung perkembangan mental mereka.
Dengan integrasi yang konsisten dalam kurikulum dan budaya sekolah, pendekatan CASEL akan sangat membantu guru dalam membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga matang secara sosial dan emosional.