Pendidikan

Bagaimana Bullying dapat Mempengaruhi Kesehatan Fisik? Mari Kita Bahas!

SwaraWarta.co.id – Bagaimana bullying dapat mempengaruhi kesehatan fisik? Bullying atau perundungan adalah masalah sosial serius yang tidak hanya meninggalkan luka emosional, tetapi juga membawa konsekuensi signifikan pada kesehatan fisik korban.

Sering kali, dampak fisik ini terabaikan, padahal dampaknya bisa berlangsung jangka panjang dan mengganggu kualitas hidup seseorang.

Respon Stres Kronis dan Sistem Kekebalan Tubuh

Saat seseorang menjadi korban bullying, tubuh merespon dengan melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin secara berlebihan. Kondisi ini memicu respons “lawan atau lari” (fight-or-flight), meningkatkan tekanan darah, detak jantung, dan ketegangan otot. Jika bullying terjadi berulang, stres menjadi kronis.

ADVERTISEMENT

.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Stres berkepanjangan ini melemahkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, korban bullying menjadi lebih rentan terhadap penyakit infeksi ringan seperti flu, demam, dan infeksi tenggorokan. Tubuh yang seharusnya fokus melawan kuman, justru terkuras energinya untuk menghadapi tekanan emosional.

Gangguan Fisik Psikosomatis

Selain itu, tekanan psikologis yang intens sering bermanifestasi menjadi gejala fisik yang dikenal sebagai psikosomatis. Korban dapat sering mengeluhkan sakit kepala tegang, pusing, dan migrain.

Gangguan pencernaan juga umum terjadi. Stres dapat meningkatkan sensitivitas usus dan lambung, menyebabkan sakit perut kronis, mual, bahkan memperburuk kondisi seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau GERD. Pola tidur yang terganggu (insomnia atau mimpi buruk) akibat kecemasan juga merupakan dampak fisik yang merusak, menghambat pemulihan tubuh.

Cedera Langsung dan Perilaku Berisiko

Tentu saja, bullying fisik dapat menyebabkan cedera langsung seperti memar, luka sobek, hingga patah tulang. Namun, yang juga perlu diwaspadai adalah perilaku berisiko yang muncul sebagai mekanisme pelarian diri, seperti perubahan pola makan ekstrem (makan berlebihan atau menolak makan), yang dapat berujung pada gangguan makan.

Mengenali dan mengatasi bullying sangat krusial. Ini bukan hanya tentang menyelamatkan mental seseorang, tetapi juga melindungi kesehatan fisik mereka dari bahaya jangka pendek dan jangka panjang. Dukungan penuh dari lingkungan sekitar menjadi kunci utama untuk membantu korban pulih seutuhnya.

 

Mulyadi

"Seorang penulis profesional yang melintang hampir 3 tahun lebih di berbagai macam media ternama di Indonesia seperti, Promedia, IDN Times, Pikiran Rakyat, Duniamasa.com, Suara Kreatif, dan SwaraWarta."

Recent Posts

3 Cara Menulis Kutipan dari Buku Agar Biar Karya Ilmiah Anda Kredibel

SwaraWarta.co.id - Bagaimana cara menulis kutipan dari buku yang baik dan benar? Kutipan adalah elemen…

16 hours ago

Klarifikasi Info Taspen: Tidak Ada Kenaikan Gaji Pensiunan 2025

SwaraWarta.co.id - Informasi yang beredar mengenai kenaikan gaji pensiunan PNS melalui Taspen pada tahun 2025…

16 hours ago

Resep Rahasia! Cara Membuat Klepon yang Kenyal, Lumer, dan Anti Gagal

SwaraWarta.co.id – Bagaimana cara membuat klepon? Klepon, si bulat hijau dengan isian gula merah yang…

19 hours ago

UMP DKI Jakarta 2026: Proses, Prediksi, dan Potensi Besarannya

SwaraWarta.co.id - UMP DKI Jakarta 2026 masih dalam tahap pembahasan final. Hingga pertengahan Desember 2025, besaran…

19 hours ago

3 Cara Cek Ongkir JNT Cargo dengan Mudah dan Akurat

SwaraWarta.co.id – Ada beberapa cara cek ongkir JNT Cargo yang bisa Anda lakukan. JNT Cargo…

19 hours ago

Pemerintah Alihkan Subsidi LPG 3 KG ke DME, Upaya Tekan Ketergantungan Impor

SwaraWarta.co.id - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), secara resmi membuka…

2 days ago