Pemerintah himbau masyarakat tetap tenang terkait ketersediaan beras (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Hingga kini harga beras terus mengalami kenaikan secara drastis disejumlah wilayah Indonesia.
Kenaikan harga beras juga mempengaruhi kebutuhan pokok lain seperti gula hingga minyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini tentu menjadi salah satu keresahan masyarakat Indonesia. Pasalnya nasi merupakan makan pokok di Indonesia.
Masyarakat Indonesia mayoritas makan nasi dari pagi hingga malam hari. Hal inilah yang membuat kenaikan harga beras begitu meresahkan.
Menghadapi hal tersebut, pemerintah menyarankan agar masyarakat mencari makanan pokok pengganti.
Makanan pokok pengganti seperti sagu, kentang, talas, ubi jalar, sampai dengan sukun sebagai makanan pengganti.
Seperti yang diketahui, sejak beberapa bulan ini beras terus mengalami kenaikan harga secara drastis.
Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga beras inflasi utama sepanjang bulan September 2023.
Tito Karnavian selaku menteri dalam Negeri mengungkapkan bahwa pemerintah sudah berupaya menjaga ketersediaan beras.
Tito juga menuturkan kepada masyarakat untuk tidak terlalu mengandalkan beras sebagai makanan pokok.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa masyarakat bisa mengganti makanan pokok menjadi sagu, jagung, kentang dan lain-lain.
“Banyak sekali yang bisa jadi pengganti bahan pokok dan itu sehat, kita tahu beberapa jenis beras itu kan banyak sekali mengandung gula, enggak bagus buat kesehatan.
Sementara seperti ketela, ini orang kota malah sudah banyak beralih ke makanan non beras,” jelas Tito Karnavian.
Hingga berita ini dimuat, diketahui Bulog hanya memiliki ketersediaan beras sebanyak 1,7 juta ton saja.
Mokhamad Suyamto selaku Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog mengungkapkan Bulog siap menerima impor beras.
Penerimaan penambahan impor ini dilakukan untuk memperkuat CBP hingga oanenn raya berlangsung.
Menurut Suyamto tambahan penugasan impor yang dilakukan membuat cadangan beras semakin kuat.
Hal inilah yang membuat Suyamto menghimbau masyarakat untuk tidak khawatir terkait dengan ketersediaan beras.
Pemerintah sendiri melalui Bulog telah memastikan kebutuhan beras masyarakat terpenuhi dengan harga terjangkau.
Faktanya harga besar di pasaran tetap terjadi selisih atau perbedaan. Meskipun begitu, pihaknya juga memantau pergerakan harga beras.
Melambungnya harga beras di sejumlah wilayah Indonesia ini dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal.
Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu bencana El Nino pada saat masa tanam akan berlangsung.
Hal inilah yang menyebabkan produktivitas padi mengalami penurunan secara drastis hingga memicu kenaikan harga beras.
swarawarta.co.id - Ketua DPD Hanura Jawa Tengah (Jateng), Bambang Raya (BR), telah menjalani pemeriksaan tersangka…
swarawarta.co.id - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak menanggapi pernyataan pakar di sidang…
swarawarta.co.id - Kapal induk Amerika Serikat, USS Nimitz (CVN-68), dilaporkan mematikan sistem pelacak otomatis (transponder)…
swarawarta.co.id - Serangan rudal Iran melanda wilayah Israel pada Jumat, 20 Juni 2025, menyebabkan kebakaran…
SwaraWarta.co.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mendapatkan sorotan setelah menerima empat laporan masyarakat terkait…
SwaraWarta.co.id - Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2025 resmi digelar mulai 19 Juni hingga 13 Juli…