Ilustrasi Ciri dan penyebab keputihan tidak normal.Doc. Ist
SwaraWarta.co.id– Keputihan dapat terjadi karena pada dinding vagina dan leher rahim terdapat kelenjar yang memproduksi cairan atau pelumas. Cairan ini dihasilkan sebagai bentuk pertahanan tubuh wanita untuk menjaga kesehatan organ intimnya.
Keputihan yang normal pada umumnya berwarna putih susu atau jernih, tidak berbau, dan tidak terasa gatal atau perih. Keputihan normal sebenarnya tidak memerlukan penanganan khusus. Namun kita bisa mengalami masalah keputihan tidak normal jika tidak menjaga organ intim dengan baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat menderita keputihan tidak normal, tubuh akan menunjukkan beberapa ciri berikut:
Setelah mengetahui ciri-ciri keputihan tidak normal, berikut merupakan beberapa penyebab keputihan tidak normal atau berlebihan pada wanita.
Gairah seksual memicu beberapa respons fisik dalam tubuh, salah satunya peningkatan aliran darah di alat kelamin. Kondisi ini membuat pembuluh darah membesar sehingga mendorong cairan ke permukaan dinding vagina.
Cairan yang keluar biasanya berwarna bening dan encer dengan tekstur licin. Biasanya, cairan ini membantu melumasi vagina saat berhubungan seksual.
Vaginitis adalah kondisi peradangan pada vagina yang dapat disebabkan oleh infeksi atau iritasi. Gejala yang muncul termasuk keputihan yang berlebihan, kental, dan dapat berwarna putih, abu-abu, kuning, atau hijau.
Vaginosis bakterial adalah kondisi yang terjadi akibat pertumbuhan bakteri yang berlebihan di vagina. Penderita biasanya mengalami peningkatan jumlah keputihan, yang bisa tampak seperti susu atau berwarna abu-abu. Selain itu, keputihan ini juga sering disertai dengan bau amis yang kuat, terutama setelah berhubungan seksual.
Infeksi jamur pada vagina disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jamur Candida. Wanita dari semua usia dapat mengalami infeksi ini. Gejala yang paling umum adalah rasa gatal yang intens pada vagina dan vulva. Infeksi jamur juga dapat menyebabkan keputihan yang banyak tetapi tidak berbau.
Keputihan juga dapat berasal dari serviks. Cairan ini biasanya berbentuk gel dan mengandung protein, karbohidrat, serta asam amino. Tekstur dan jumlah cairan serviks bervariasi sepanjang siklus menstruasi wanita. Setelah menstruasi, cairan serviks cenderung kental seperti lendir dan bisa berwarna keruh, putih, atau kuning. Menjelang ovulasi, kadar estrogen meningkat, sehingga cairan serviks menjadi lebih bening dan licin, mirip putih telur mentah. Jumlah cairan serviks meningkat menjelang ovulasi dan berkurang setelahnya. Namun, beberapa wanita mungkin tidak mengalami keluarnya cairan selama beberapa hari setelah menstruasi.
Nah, kita sudah tahu apa saja ciri dan penyebab keputihan tidak normal. Oleh karena itu, kita harus menjaga organ intim kita agar tetap bersih dan sehat.
SwaraWarta.co.id - Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) memanggil sejumlah pemain senior…
SwaraWarta.co.id - Suasana haru dan penuh kebahagiaan mewarnai Bandara Internasional Syamsudin Noor di Banjar Baru,…
SwaraWarta.co.id - Federasi Sepak Bola Tiongkok (CFA) resmi memecat pelatih kepala tim nasional mereka, Branko…
SwaraWarta.co.id - Pemerintah Mesir memutuskan untuk menunda acara pembukaan resmi Museum Besar Mesir (Grand Egyptian…
SwaraWarta.co.id - Pemerintah kembali menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) tahun 2025 untuk membantu para pekerja…
swarawarta.co.id - Karanganyar di Jawa Tengah menyimpan banyak pesona alam yang menakjubkan. Tempat wisata di…