Titik Pertalian (Connecting Factors) Dalam HPI Itu Ada Dua Macam, Yakni: Titik Pertalian Primer (Titik Taut Pembeda) dan Titik Pertalian Sekunder

- Redaksi

Friday, 20 December 2024 - 09:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Titik taut primer & sekunder dalam HPI dijelaskan dengan contoh kasus PT Celusindo vs Malay Bank, membahas solusi hukum berbasis teori HPI.

Titik taut primer & sekunder dalam HPI dijelaskan dengan contoh kasus PT Celusindo vs Malay Bank, membahas solusi hukum berbasis teori HPI.

SwaraWarta.co.idBagi kalian yang ingin memahami tentang titik pertalian (connecting factors) dalam Hukum Perdata Internasional (HPI), artikel ini akan menjelaskan secara lengkap dengan contoh kasus yang mudah dimengerti.

Soal Lengkap:

Titik pertalian (connecting factors) dalam HPI itu ada dua macam, yakni: titik pertalian primer (titik taut pembeda) dan titik pertalian sekunder (titik taut penentu).

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Perhatikan kasus berikut dengan cermat!

Sebuah perusahaan telekomunikasi bernama PT Celusindo didirikan dan berkedudukan di Jakarta, namun mendapatkan kredit dari Malay Bank, Singapura.

Sebagai jaminan kredit, PT Celusindo membebankan hak tanggungan atas tanah hak guna bangunan dan bangunan di atasnya yang berlokasi di Jakarta. Suatu ketika, PT Celusindo mengalami permaslahan hukum dengan Malay bank.

Anda ditunjuk oleh PT Celusindo sebagai kuasa hukumnya.

Jawab dengan jelas pertanyaapertanyaan berikut:

1. Identifikasi mana yang masuk titik taut primer dan titik taut sekunder dalam kasus tersebut beserta penjelasannya.

2. Bagaimana penyelesaian permasalahan hukum antara PT Celusindo dengan Malay Bank tersebut berdasarkan teori titik taut dalam HPI?

Baca Juga :  Mengapa Keberagaman dalam Masyarakat dapat Memicu Konflik? Begini Penjelasannya!

Jawaban:

Pengertian Titik Pertalian dalam HPI

Dalam Hukum Perdata Internasional (HPI), titik pertalian adalah konsep yang digunakan untuk menentukan hukum mana yang berlaku dalam suatu kasus dengan unsur asing. Titik pertalian ini terbagi menjadi dua jenis:

  1. Titik Pertalian Primer (Titik Taut Pembeda)
    • Titik ini digunakan untuk mengidentifikasi hukum mana yang akan diterapkan pada suatu kasus.
    • Contohnya: tempat didirikannya perusahaan, lokasi objek sengketa, atau tempat tinggal pihak yang terkait.
  2. Titik Pertalian Sekunder (Titik Taut Penentu)
    • Titik ini digunakan untuk memberikan penjelasan tambahan dalam menentukan hukum yang relevan.
    • Contohnya: domisili para pihak, tempat kontrak ditandatangani, atau lokasi pelaksanaan kewajiban.

Contoh Kasus

Kasus PT Celusindo dan Malay Bank

Fakta Kasus:

  • PT Celusindo adalah perusahaan telekomunikasi yang didirikan dan berkedudukan di Jakarta.
  • Perusahaan ini mendapatkan kredit dari Malay Bank yang berbasis di Singapura.
  • Sebagai jaminan, PT Celusindo memberikan hak tanggungan atas tanah dan bangunan di Jakarta.
  • Terjadi permasalahan hukum antara PT Celusindo dan Malay Bank terkait kredit tersebut.

Sebagai kuasa hukum PT Celusindo, berikut langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan ini.

Baca Juga :  Ekonomi Manajerial EKMA4312, Dijelaskan Bahwa Utilitas (Utility) Dapat digunakan untuk Mengukur Sikap Terhadap Risiko

1. Identifikasi Titik Pertalian Primer dan Sekunder

Titik Pertalian Primer:

  • Lokasi Objek Sengketa: Tanah dan bangunan yang dijadikan jaminan berlokasi di Jakarta. Hal ini menjadi titik taut pembeda yang utama karena objek berada di wilayah hukum Indonesia.
  • Tempat Didirikannya Perusahaan: PT Celusindo didirikan dan berkedudukan di Jakarta, sehingga hukum Indonesia berlaku untuk status perusahaan.

Titik Pertalian Sekunder:

  • Pemberi Kredit: Malay Bank berbasis di Singapura, yang menunjukkan adanya unsur asing dalam kasus ini.
  • Perjanjian Kredit: Jika kontrak kredit ditandatangani di Singapura, ini menjadi informasi tambahan yang memengaruhi pemilihan hukum yang relevan.

2. Penyelesaian Permasalahan Hukum

Untuk menyelesaikan sengketa ini, teori titik pertalian dalam HPI dapat digunakan sebagai panduan:

  • Hukum yang Berlaku: Berdasarkan titik pertalian primer, hukum Indonesia lebih relevan karena objek sengketa berada di Indonesia, dan PT Celusindo berkedudukan di Indonesia.
  • Pengadilan yang Berwenang: Pengadilan Indonesia memiliki yurisdiksi karena tanah dan bangunan yang dijadikan jaminan berada di Jakarta.
  • Unsur Asing: Kehadiran Malay Bank sebagai pihak asing memerlukan pertimbangan hukum internasional. Namun, karena objek berada di Indonesia, hukum Indonesia tetap menjadi acuan utama.
  • Kesepakatan Kontrak: Jika kontrak mencantumkan klausul pilihan hukum (choice of law), maka hukum yang disepakati dalam kontrak juga harus diperhatikan.
Baca Juga :  MIE SEDAAP, Sebagai Merek Yang Menempati Posisi Kedua Dalam Pangsa Pasar Mi Instan Di Indonesia, Saat Ini Berada Dalam Tahap Kedewasaan (Maturity)

Langkah-Langkah Penyelesaian

  1. Meninjau Kontrak Kredit: Periksa apakah terdapat klausul pilihan hukum atau yurisdiksi dalam perjanjian kredit.
  2. Melakukan Negosiasi: Upayakan penyelesaian melalui jalur negosiasi untuk menghindari proses litigasi yang panjang dan mahal.
  3. Mengajukan Gugatan: Jika negosiasi gagal, ajukan gugatan di pengadilan Indonesia dengan dasar bahwa objek sengketa berada di wilayah hukum Indonesia.
  4. Melibatkan Ahli Hukum Internasional: Jika diperlukan, libatkan ahli untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum internasional yang relevan.

Kesimpulan

Dalam kasus PT Celusindo dan Malay Bank, titik pertalian primer seperti lokasi objek sengketa dan tempat perusahaan didirikan menunjukkan bahwa hukum Indonesia adalah hukum yang relevan. Titik pertalian sekunder seperti domisili Malay Bank memberikan konteks tambahan, namun tidak mengubah yurisdiksi utama.

Penyelesaian sengketa harus mengutamakan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku, dengan tetap memperhatikan unsur-unsur asing dalam kasus tersebut.

Berita Terkait

Mengenal 3 Sandi Pramuka yang Paling Sering Digunakan
APA SAJA UPAYA YANG AKAN ANDA LAKUKAN UNTUK MEMPELAJARI TARGET PRILAKU? YUK MARI KITA BAHAS!
Apa kemajuan yang Berhasil Anda Capai dari Upaya Tindak lanjut yang Anda Lakukan? Simak Penjelasannya!
3 Cara Menulis Kutipan dari Buku Agar Biar Karya Ilmiah Anda Kredibel
Apa Hambatan yang Anda Temui Selama Melakukan Upaya Tindak Lanjut? Disimak Pembahasannya Secara Lengkap!
Panduan Lengkap: Cara Membuat Makalah yang Baik dan Benar!
Bagaimana Pendekatan Mindful Learning dapat Diterapkan dalam Pembelajaran PAI? Berikut Penjelasannya!
Apa Upaya Peningkatan untuk Mengatasi Tantangan dalam Upaya Tindak Lanjut? Mari Kita Bahas!

Berita Terkait

Wednesday, 17 December 2025 - 14:54 WIB

Mengenal 3 Sandi Pramuka yang Paling Sering Digunakan

Wednesday, 17 December 2025 - 14:37 WIB

APA SAJA UPAYA YANG AKAN ANDA LAKUKAN UNTUK MEMPELAJARI TARGET PRILAKU? YUK MARI KITA BAHAS!

Tuesday, 16 December 2025 - 13:57 WIB

Apa kemajuan yang Berhasil Anda Capai dari Upaya Tindak lanjut yang Anda Lakukan? Simak Penjelasannya!

Monday, 15 December 2025 - 17:14 WIB

3 Cara Menulis Kutipan dari Buku Agar Biar Karya Ilmiah Anda Kredibel

Sunday, 14 December 2025 - 16:02 WIB

Apa Hambatan yang Anda Temui Selama Melakukan Upaya Tindak Lanjut? Disimak Pembahasannya Secara Lengkap!

Berita Terbaru

Apa Itu Matel?

Berita

Apa Itu Matel? Mengenal Tugas, Cara Kerja, dan Legalitasnya

Thursday, 18 Dec 2025 - 16:09 WIB

Cara Meredakan Nyeri Haid

Kesehatan

7 Cara Meredakan Nyeri Haid secara Alami dan Ampuh

Thursday, 18 Dec 2025 - 15:55 WIB

Cara Memunculkan Penggaris di Word

Teknologi

Cara Memunculkan Penggaris di Word Khusus untuk Pemula

Thursday, 18 Dec 2025 - 15:46 WIB