Apa Aspek Pembelajaran Mendalam yang Sulit Diterapkan? Berikut Pembahasannya!

- Redaksi

Saturday, 19 April 2025 - 16:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Apa Aspek Pembelajaran Mendalam yang Sulit Diterapkan?

Apa Aspek Pembelajaran Mendalam yang Sulit Diterapkan?

SwaraWarta.co.id – Apa aspek pembelajaran mendalam yang sulit diterapkan? Pembelajaran mendalam (deep learning) telah menjadi tulang punggung perkembangan kecerdasan buatan (AI) dalam beberapa tahun terakhir.

Meski menawarkan kemampuan analisis data yang luar biasa, tidak semua aspeknya mudah diimplementasikan.

Ada beberapa tantangan teknis dan praktis yang sering menghambat penerapan teknologi ini.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berikut adalah aspek-aspek pembelajaran mendalam yang paling sulit diterapkan beserta penjelasannya.

  1. Kebutuhan Komputasi yang Tinggi

Pembelajaran mendalam memerlukan daya komputasi besar, terutama untuk model kompleks seperti neural networks dengan banyak lapisan.

Pelatihan model membutuhkan GPU atau TPU berkinerja tinggi, yang harganya mahal dan konsumsi dayanya besar.

Bagi perusahaan kecil atau pengembang individu, biaya infrastruktur ini sering menjadi penghalang utama. Selain itu, proses pelatihan yang memakan waktu (hingga hitungan hari atau minggu) juga memperlambat iterasi pengembangan.

  1. Ketersediaan Data yang Berkualitas dan Besar

Deep learning sangat bergantung pada data dalam jumlah masif dan berkualitas tinggi. Model seperti convolutional neural networks (CNN) atau transformers memerlukan jutaan sampel data untuk mencapai akurasi optimal.

Baca Juga :  Mengapa Perlu Ada Asesmen Otentik dalam Pelajaran PJOK? Simak Begini Alasannya!

Masalahnya, mengumpulkan dan membersihkan data dalam skala besar tidaklah mudah. Selain itu, data harus dilabeli secara akurat proses yang memakan waktu dan biaya. Di industri dengan data terbatas (misalnya medis atau pertanian), hal ini menjadi tantangan serius.

  1. Kompleksitas Arsitektur Model

Memilih arsitektur model yang tepat bukanlah tugas sederhana. Pengembang harus bereksperimen dengan jumlah lapisan, jenis aktivasi, regularisasi, atau teknik optimasi.

Kesalahan dalam mendesain arsitektur bisa menyebabkan overfitting (model terlalu spesifik pada data latih) atau underfitting (gagal menangkap pola data). Belum lagi, model yang terlalu kompleks cenderung sulit di-deploy di perangkat dengan sumber daya terbatas.

  1. Interpretasi Hasil yang Sulit

Deep learning sering disebut sebagai “kotak hitam” karena sulitnya memahami bagaimana model mengambil keputusan.

Baca Juga :  Jelaskan Lima dari Manfaat Pendidikan Berwawasan Lingkungan

Di bidang yang membutuhkan transparansi, seperti keuangan, hukum, atau kesehatan kurangnya interpretasi ini menjadi masalah serius.

Teknik seperti SHAP atau LIME memang membantu, tetapi tetap tidak sepenuhnya mengungkap logika internal model.

  1. Tuning Hyperparameter yang Rumit

Hyperparameter (seperti learning rate, jumlah epoch, atau ukuran batch) memengaruhi performa model secara signifikan.

Menyetel parameter ini membutuhkan percobaan berulang dan pengetahuan mendalam.

Otomatisasi dengan tools seperti GridSearch atau Optuna bisa membantu, tetapi tetap memerlukan waktu dan sumber daya komputasi tambahan.

Meski pembelajaran mendalam menawarkan potensi revolusioner, aspek seperti kebutuhan komputasi tinggi, ketergantungan pada data besar, kompleksitas model, dan kesulitan interpretasi hasil masih menjadi tantangan utama.

Baca Juga :  Menurut Saudara, Apakah Sebaiknya Perusahaan Menggunakan Sistem ABC atau Mempertahankan Sistem Biaya Konvensional

Solusi seperti komputasi awan (cloud computing), transfer learning, atau framework interpretabilitas terus dikembangkan untuk memitigasi masalah ini.

Dengan memahami hambatan tersebut, pengembang dan peneliti bisa lebih siap menghadapi kompleksitas penerapan deep learning di dunia nyata.

Dengan fokus pada optimasi infrastruktur dan kolaborasi multidisiplin, tantangan ini lambat laun dapat diatasi untuk memaksimalkan manfaat AI di berbagai sektor.

 

Berita Terkait

DI ERA DIGITAL Seperti Saat Ini, Organisasi Memanfaatkan Teknologi Sebagai Saluran Komunikasi Dalam Organisasi, Menurut Dale Level Dan William Galle
UNIQLO Beroperasi Di Pasar Pakaian Global Yang Merupakan Salah Satu Pasar Terbesar Di Dunia Dan Terus Berkembang, Perkembangan Pasar Ini Dipengaruhi
PEMERIKSAAN Di Sidang Pengadilan Dibedakan Menjadi Pemeriksaan Sidang Acara Cepat Dan Sidang Acara Singkat, Serta Pemeriksaan Sidang Acara Biasa
PANCASILA Disebut Sebagai Sistem Filsafat Karena Sila-Silanya Merupakan Satu Kesatuan Yang Utuh, Saling Terkait, Dan Tidak Bisa Dipisahkan
Apa yang Dimaksud dengan Manusia Purba? Berikut ini Penjelasannya!
PENDIDIKAN Faktor Eksternal dan Internal PT Maju Sukses Melakukan Ekspansi Berdasarkan Teori Greiner
SEBUAH Saham Preferen Memberikan Dividen Tetap Sebesar Rp7.000 Per Tahun, Dan Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Investor Adalah 10%
SEBUAH Perusahaan Pada Tahun Yang Akan Datang Membutuhkan Bahan Baku Sebesar 20.000 Kg Per Tahun, Biaya Pemesanan Rp 60.000

Berita Terkait

Tuesday, 4 November 2025 - 11:53 WIB

UNIQLO Beroperasi Di Pasar Pakaian Global Yang Merupakan Salah Satu Pasar Terbesar Di Dunia Dan Terus Berkembang, Perkembangan Pasar Ini Dipengaruhi

Tuesday, 4 November 2025 - 11:50 WIB

PEMERIKSAAN Di Sidang Pengadilan Dibedakan Menjadi Pemeriksaan Sidang Acara Cepat Dan Sidang Acara Singkat, Serta Pemeriksaan Sidang Acara Biasa

Tuesday, 4 November 2025 - 11:47 WIB

PANCASILA Disebut Sebagai Sistem Filsafat Karena Sila-Silanya Merupakan Satu Kesatuan Yang Utuh, Saling Terkait, Dan Tidak Bisa Dipisahkan

Monday, 3 November 2025 - 17:08 WIB

Apa yang Dimaksud dengan Manusia Purba? Berikut ini Penjelasannya!

Monday, 3 November 2025 - 13:34 WIB

PENDIDIKAN Faktor Eksternal dan Internal PT Maju Sukses Melakukan Ekspansi Berdasarkan Teori Greiner

Berita Terbaru