PT. Berdikari, produsen benang dengan kapasitas produksi 1.500 ton per tahun, menghadapi tantangan dalam menentukan titik impas penjualannya. Informasi yang tersedia meliputi biaya tetap Rp400.000.000 dan biaya variabel Rp1.200.000.000. Harga jual benang ditetapkan sebesar Rp1.500.000 per ton.
Titik impas (Break-Even Point/BEP) merupakan titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya. Pada titik ini, perusahaan tidak untung maupun rugi. Perhitungan titik impas krusial bagi PT. Berdikari untuk merencanakan produksi dan penjualan yang menguntungkan.
Rumus umum untuk menghitung titik impas dalam unit adalah: Titik Impas (Unit) = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit). Dengan memahami rumus ini, kita dapat menganalisis kondisi keuangan PT. Berdikari dan memprediksi volume penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan data yang diberikan, kita dapat menghitung biaya variabel per unit. Biaya variabel total Rp1.200.000.000 dibagi dengan kapasitas produksi 1.500 ton menghasilkan biaya variabel per unit sebesar Rp800.000.
Selanjutnya, kita masukkan nilai-nilai tersebut ke dalam rumus titik impas: Titik Impas (Unit) = Rp400.000.000 / (Rp1.500.000 – Rp800.000) = 571,43 ton. Artinya, PT. Berdikari perlu menjual sekitar 571,43 ton benang untuk mencapai titik impas.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa PT. Berdikari harus mencapai penjualan minimal 571,43 ton benang untuk menghindari kerugian. Namun, perhitungan ini didasarkan pada asumsi bahwa biaya variabel konsisten sebanding dengan volume produksi. Dalam realita, biaya variabel mungkin saja fluktuatif.
Faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan meliputi fluktuasi harga bahan baku, perubahan permintaan pasar, dan efisiensi operasional. Analisis sensitivitas terhadap perubahan variabel-variabel ini dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif terhadap titik impas perusahaan.
Untuk meningkatkan profitabilitas, PT. Berdikari dapat mempertimbangkan beberapa strategi. Meningkatkan efisiensi produksi dapat menurunkan biaya variabel per unit. Strategi pemasaran yang efektif dapat meningkatkan volume penjualan dan mempercepat pencapaian titik impas.
Diversifikasi produk atau perluasan pasar juga dapat menjadi pertimbangan. Dengan menawarkan produk benang yang beragam atau menjangkau pasar yang lebih luas, PT. Berdikari dapat mengurangi risiko dan meningkatkan pendapatan.
Perhitungan titik impas menunjukkan bahwa PT. Berdikari perlu menjual minimal 571,43 ton benang untuk mencapai titik impas. Namun, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi perhitungan ini. Strategi optimasi penjualan sangat penting untuk memastikan keberhasilan dan profitabilitas perusahaan.
Analisis lebih lanjut dengan mempertimbangkan skenario yang berbeda-beda dan faktor-faktor yang memengaruhi biaya variabel dan harga jual akan memberikan informasi yang lebih akurat dan komprehensif bagi pengambilan keputusan PT. Berdikari.
SwaraWarta.co.id – Bagaimana kita biasanya merencanakan pembelajaran di kelas? Perencanaan pembelajaran merupakan fondasi utama dalam…
SwaraWarta.co.id - Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, PT PLN (Persero)…
SwaraWarta.co.id – Bagaimana cara serangga membantu proses penyerbukan? Serangga memainkan peran krusial dan tak tergantikan…
SwaraWarta.co.id - Surat pengunduran diri dari sekolah merupakan dokumen resmi yang diperlukan ketika siswa atau…
SwaraWarta.co.id – Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menegaskan bahwa rencana pemblokiran dompet digital…
SwaraWarta.co.id - Banyak tenaga pendidik dan operator sekolah bertanya-tanya, apakah verval ijazah harus melalui Dapodik?…