Categories: Pendidikan

PT. SEHAT FARMA Merupakan Perusahaan Distributor Obat-Obatan Dan Alat Kesehatan, Perusahaan Ini Menyediakan Berbagai Jenis Produk Kesehatan

PT. Sehat Farma, sebuah perusahaan distributor obat-obatan dan alat kesehatan, menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan manajemen persediaannya. Perusahaan ini menyediakan berbagai produk kesehatan untuk rumah sakit, klinik, dan apotek. Tantangan utama meliputi biaya penyimpanan yang tinggi akibat kelebihan stok, kekurangan stok (stock-out) karena perhitungan yang tidak akurat, dan kurangnya koordinasi antar departemen.

Untuk mengatasi permasalahan ini, analisis manajemen persediaan diperlukan. Studi kasus ini akan mengevaluasi sistem persediaan PT. Sehat Farma, khususnya untuk Obat A, dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan menghitung safety stock yang dibutuhkan. Analisis ini akan membandingkan biaya persediaan saat ini dengan biaya yang seharusnya berdasarkan perhitungan EOQ, kemudian memberikan rekomendasi perbaikan.

Evaluasi Sistem Manajemen Persediaan Saat Ini

Langkah pertama adalah menghitung EOQ untuk Obat A. Rumus EOQ adalah √(2DS/H), di mana D adalah permintaan tahunan (12.000 unit), S adalah biaya pemesanan per pesanan (Rp 250.000), dan H adalah biaya penyimpanan per unit per tahun (Rp 15.000).

Berdasarkan rumus tersebut, EOQ Obat A adalah √(2 * 12.000 * 250.000 / 15.000) = 2.000 unit. Artinya, jumlah pesanan yang paling efisien adalah 2.000 unit per pesanan. Dengan EOQ ini, frekuensi pemesanan optimal adalah 12.000 unit / 2.000 unit/pesanan = 6 kali per tahun, atau sekitar 61 hari sekali.

Saat ini, PT. Sehat Farma memiliki persediaan rata-rata 1.800 unit Obat A. Ini menunjukkan frekuensi pemesanan yang lebih tinggi daripada yang optimal, mengakibatkan biaya pemesanan yang lebih besar. Sistem persediaan saat ini kurang efisien dan perlu perbaikan.

Analisis Biaya Persediaan

Selanjutnya, kita akan membandingkan total biaya persediaan saat ini dengan total biaya persediaan jika menggunakan EOQ. Biaya pemesanan dengan EOQ adalah (12.000/2.000) * Rp 250.000 = Rp 1.500.000. Biaya penyimpanan adalah (2.000/2) * Rp 15.000 = Rp 15.000.000. Total biaya persediaan dengan EOQ adalah Rp 16.500.000.

Sementara itu, dengan persediaan rata-rata 1.800 unit, perusahaan diperkirakan memesan sekitar 7 kali setahun (12.000/1.800 ≈ 7). Biaya pemesanan menjadi 7 * Rp 250.000 = Rp 1.750.000. Biaya penyimpanan adalah 1.800 * Rp 15.000 = Rp 27.000.000. Total biaya persediaan saat ini adalah Rp 28.750.000.

Perbandingan menunjukkan bahwa penerapan EOQ dapat menghemat Rp 12.250.000 (Rp 28.750.000 – Rp 16.500.000) per tahun. Penghematan ini cukup signifikan dan menunjukkan potensi besar peningkatan efisiensi.

Pengelolaan Stok Pengaman (Safety Stock)

Untuk mencegah stock-out, PT. Sehat Farma perlu memperhitungkan safety stock. Dengan lead time 10 hari dan tingkat konsumsi harian 40 unit, serta asumsi variasi permintaan harian 10 unit (maksimal 50 unit), safety stock yang direkomendasikan adalah (50-40) * 10 = 100 unit.

Safety stock ini berfungsi sebagai penyangga untuk menghadapi fluktuasi permintaan atau keterlambatan pengiriman, memastikan ketersediaan produk dan menghindari kehilangan penjualan. Besarnya safety stock dapat disesuaikan dengan tingkat risiko yang ingin ditoleransi perusahaan.

Rekomendasi Perbaikan Manajemen Persediaan

Beberapa rekomendasi perbaikan manajemen persediaan untuk PT. Sehat Farma adalah sebagai berikut:

  • Implementasikan EOQ untuk menentukan jumlah pesanan optimal.
  • Pertahankan safety stock yang telah dihitung untuk Obat A, dan sesuaikan untuk produk lainnya.
  • Tingkatkan koordinasi antar departemen (pembelian, penyimpanan, distribusi) melalui sistem informasi terintegrasi (misalnya, sistem ERP).
  • Gunakan metode peramalan permintaan yang lebih akurat (misalnya, peramalan eksponensial, ARIMA) untuk memprediksi kebutuhan.
  • Lakukan evaluasi kinerja pemasok secara berkala untuk memastikan pengiriman tepat waktu dan kualitas produk.
  • Tinjau ulang sistem penyimpanan untuk meminimalkan biaya penyimpanan, misalnya dengan sistem FIFO (First In, First Out) untuk mencegah kadaluarsa.
  • Pertimbangkan penggunaan teknologi seperti sistem manajemen gudang (WMS) untuk meningkatkan efisiensi dan visibilitas persediaan.

Dengan menerapkan rekomendasi ini, PT. Sehat Farma dapat mengurangi biaya operasional, meningkatkan efisiensi, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan pada akhirnya meningkatkan profitabilitas perusahaan. Pemantauan dan evaluasi berkala terhadap sistem manajemen persediaan juga penting untuk memastikan keberlanjutan perbaikan.

Redaksi SwaraWarta.co.id

Berita Indonesia Terkini 2024 Viral Terbaru Hari Ini

Recent Posts

Belajar Tidak Harus Lama, Inilah 7 Cara Belajar Efektif dan Efisien yang Bisa Kamu Coba Sekarang Juga

SwaraWarta.co.id - Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda. Namun, ada beberapa strategi umum yang…

14 hours ago

Honorer Non Database Bisa Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu: Ini Syaratnya!

SwaraWarta.co.id - Peluang bagi honorer non‑database BKN untuk menjadi PPPK paruh waktu kini semakin terbuka…

15 hours ago

Cara Cek Hasil Pengumuman KIP Kuliah 2025 dengan Mudah

SwaraWarta.co.id – Kamu tidak perlu khawatir cara cek hasil pengumuman KIP 2025 untuk tahun ini.…

15 hours ago

Cara Menghitung Volume Air: Kuasai Tekniknya untuk Hasil Akurat dalam Setiap Situasi!

SwaraWarta.co.id - Pernahkah kamu bingung menentukan berapa liter air yang dibutuhkan untuk mengisi kolam ikan…

15 hours ago

Cara Beli Tiket Final AFF U-23 Indonesia Vs Vietnam Nanti Malam

SwaraWarta.co.id – Ada beberapa langkah cara beli tiket final AFF U-23 yang bisa kamu lakukan.…

16 hours ago

Angka Kemiskinan Terus Meningkat di Indonesia, Apakah Ini Tanggung Jawab Pemerintah?

SwaraWarta.co.id - Dalam beberapa tahun terakhir, isu kemiskinan di Indonesia kembali menjadi sorotan. Data terbaru…

2 days ago