Undang-Undang Cipta Kerja (UU No. 11 Tahun 2020) telah melahirkan jenis badan hukum baru yang inovatif, yaitu Perseroan Terbatas (PT) Perorangan. Inovasi ini dirancang untuk mempermudah masyarakat, khususnya pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dalam mendirikan dan mengelola bisnis mereka.
PT Perorangan menawarkan kemudahan signifikan dibandingkan dengan bentuk badan hukum lain. Salah satu keuntungan utamanya adalah proses pendirian yang lebih sederhana dan biaya yang jauh lebih terjangkau. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM.
PT Perorangan adalah sebuah PT yang didirikan dan dimiliki oleh satu orang saja. Pemilik sekaligus bertindak sebagai pemegang saham dan direktur. Ini berbeda dengan PT konvensional yang membutuhkan minimal dua orang pendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Syarat utama untuk mendirikan PT Perorangan adalah pemilik harus Warga Negara Indonesia (WNI) dan usahanya masuk dalam kategori usaha mikro dan kecil, yaitu dengan modal usaha maksimal Rp5 miliar atau omzet sesuai ketentuan yang berlaku. Tidak ada persyaratan modal dasar minimum.
Keuntungan utama PT Perorangan adalah kemudahan administrasi, karena tidak memerlukan akta notaris dan komisaris, sehingga proses pendirian menjadi lebih efisien dan hemat biaya.
Pendaftaran PT Perorangan dilakukan secara online melalui situs Kementerian Hukum dan HAM. Prosesnya relatif mudah dan dapat diakses oleh siapa saja yang memenuhi syarat.
PT Perorangan memiliki subjek hukum yang terpisah dari pemiliknya. Artinya, PT Perorangan bertanggung jawab secara hukum atas segala aktivitas dan kewajiban bisnisnya.
Tanggung jawab hukum perdata meliputi perikatan atau kontrak, perbuatan melawan hukum, dan perbuatan karyawan dalam lingkup pekerjaannya. Keuntungan bagi pemilik adalah batasan tanggung jawab keuangannya terbatas pada modal yang disetorkan ke PT.
Namun, terdapat pengecualian. Jika pemilik terlibat langsung dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan PT atau dengan itikad buruk memanfaatkan PT untuk kepentingan pribadi yang merugikan pihak lain, maka pemilik dapat bertanggung jawab secara pribadi.
Pelanggaran hukum oleh PT Perorangan dapat mengakibatkan berbagai sanksi, mulai dari peringatan tertulis, penangguhan atau pembekuan sementara kegiatan usaha, hingga pembekuan permanen dan pencabutan izin usaha.
Sanksi tersebut umumnya diberikan jika PT Perorangan tidak memenuhi kewajiban hukum, seperti pelaporan keuangan tahunan, pelanggaran kontrak, atau perbuatan melawan hukum lainnya.
PT Perorangan merupakan terobosan hukum yang memberikan kemudahan bagi UMKM untuk memiliki badan hukum resmi. Dengan prosedur yang sederhana, biaya yang terjangkau, dan proses online yang efisien, PT Perorangan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan UMKM di Indonesia.
Walaupun memiliki batasan tanggung jawab, penting bagi pemilik PT Perorangan untuk memahami dan mematuhi peraturan hukum yang berlaku agar terhindar dari sanksi dan memastikan keberlangsungan bisnisnya.
SwaraWarta.co.id – Mengapa kita tidak boleh terlalu mencintai dunia dan melalaikan akhirat? Pernahkah Anda merasa…
SwaraWarta.co.id – Disimak soal berikut, jelaskan dampak yang terjadi jika predator atau mangsa mengalami peningkatan…
SwaraWarta.co.id – Bagaimana dampak perbedaan waktu bagi masyarakat Indonesia? Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar, membentang…
SwaraWarta.co.id – Ada beberapa cara menjaga agar tulang kita tetap sehat. Tulang adalah kerangka penopang…
SwaraWarta.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan peringatan keras kepada masyarakat terkait maraknya penipuan berkedok…
SwaraWarta.co.id - Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Di dunia…