SwaraWarta.co.id – Ketegangan di Timur Tengah mencapai titik didih tadi malam setelah Iran melancarkan serangan balasan masif terhadap Israel.
Serangan ini melibatkan ratusan rudal balistik dan drone, sebagai respons atas dugaan serangan Israel terhadap konsulat Iran yang menewaskan sejumlah komandan senior Garda Revolusi Iran dan ilmuwan.
Gelombang pertama serangan dilaporkan dimulai sekitar pukul 23.00 waktu setempat, dengan drone-drone bunuh diri meluncur dari wilayah Iran, diikuti oleh rentetan rudal balistik beberapa jam kemudian.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sistem pertahanan udara Israel, termasuk Iron Dome dan Arrow, bekerja keras untuk mencegat proyektil-proyektil yang masuk. Laporan awal menunjukkan sebagian besar rudal dan drone berhasil dicegat sebelum mencapai sasaran, namun beberapa di antaranya berhasil menembus pertahanan dan menyebabkan kerusakan ringan di beberapa lokasi.
Pemerintah Iran secara resmi menyatakan bahwa serangan ini adalah “tindakan membela diri yang sah” sesuai dengan Piagam PBB.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sebelumnya telah bersumpah akan membalas dendam atas serangan itu, menegaskan bahwa Israel akan “dihukum” atas tindakannya. Televisi pemerintah Iran menayangkan rekaman peluncuran rudal, memproklamirkan keberhasilan operasi tersebut.
Di sisi lain, Israel mengutuk keras serangan Iran ini sebagai “pelanggaran kedaulatan yang terang-terangan” dan “eskalasi berbahaya.” Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan darurat dengan kabinet perangnya untuk membahas respons lebih lanjut.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa pihaknya siap menghadapi setiap skenario dan akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi warga negaranya.
Amerika Serikat, melalui Presiden Joe Biden, dengan cepat menyatakan dukungan penuhnya terhadap Israel dan mengutuk keras serangan Iran. Washington telah menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan Israel dan mendesak Iran untuk menahan diri dari eskalasi lebih lanjut.
Serangan ini memicu kekhawatiran global akan potensi perang yang lebih luas di kawasan tersebut.
Dewan Keamanan PBB segera dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan darurat guna membahas situasi yang memanas ini, dengan banyak negara menyerukan de-eskalasi segera dan dialog untuk mencegah konflik yang lebih besar.
Mata dunia kini tertuju pada Timur Tengah, menanti langkah selanjutnya dari kedua belah pihak.