Ilustrasi sales minuman yang alami pemerkosaan (Dok. Ist)
swarawarta.co.id – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi atau yang akrab disapa Arifah Fauzi, mengungkapkan data mencengangkan terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia.
Hingga akhir Juni 2025, tercatat sebanyak 13.845 kasus kekerasan telah dilaporkan ke Kementerian PPPA melalui sistem pelaporan nasional
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Arifah saat menghadiri Istighosah Kubro dalam rangka memperingati Hari Lahir ke-79 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Acara tersebut turut dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat NU.
“28 Juni 2025 hanya 16 hari nambah 1.505 kasus. Jadi dari Januari sampai 28 Juni 2025 ini sudah tercatat sebanyak 13.845 kasus,” ungkap dia dilansir detikJateng.
Dalam kesempatan tersebut, Arifah yang juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU menyoroti peningkatan signifikan kasus kekerasan yang dilaporkan ke Kementerian.
Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA), dari 1 Januari hingga 12 Juni 2025, telah masuk sebanyak 11.850 laporan.
Dalam rentang waktu yang singkat, yakni hanya dua pekan antara 12 hingga 28 Juni 2025, tercatat tambahan 1.505 kasus baru, menjadikan total kasus mencapai 13.845.
Yang lebih memprihatinkan, lanjut Arifah, jenis kekerasan yang paling banyak terjadi adalah kekerasan seksual, yang menimpa baik perempuan dewasa maupun anak-anak.
“Kasus yang paling terbanyak adalah kasus kekerasan seksual. Di mana paling banyak terjadi di rumah tangga,” jelasnya.
Fakta tragis yang terungkap adalah bahwa mayoritas pelaku berasal dari lingkungan terdekat, seperti orang tua kandung, saudara, atau anggota keluarga lainnya.
“Kita harus sadar bahwa banyak korban tidak merasa aman bahkan di rumah mereka sendiri. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga dalam pencegahan kekerasan,” tegasnya.
Dalam forum keagamaan dan kebangsaan tersebut, Arifah juga menyerukan pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat—terutama organisasi perempuan seperti Muslimat NU—untuk menguatkan nilai-nilai perlindungan terhadap perempuan dan anak.
Ia menegaskan bahwa Kementerian PPPA akan terus memperkuat kerja sama lintas sektor, memperluas jangkauan edukasi, serta meningkatkan respons terhadap laporan kekerasan dengan lebih cepat dan terpadu.
Acara Istighosah Kubro ini juga dijadikan momentum refleksi bersama agar masyarakat kembali menanamkan nilai-nilai empati, kasih sayang, dan perlindungan, khususnya dalam lingkup keluarga sebagai unit terkecil dan terpenting dalam masyarakat
SwaraWarta.co.id – Penjualan tiket untuk turnamen pramusim bergengsi Piala Presiden 2025 resmi dibuka hari ini,…
SwaraWarta.co.id - Di era digital yang serba cepat ini, peran seorang administrator semakin krusial dalam…
SwaraWarta.co.id - Pertanyaan "Kapan MPLS SMA 2025?" menjadi salah satu hal yang paling dicari oleh…
SwaraWarta.co.id – Untuk melihat hasil pengumuman UMPTKIN 2025 bisa Anda lakukan dimana saja. Momen pengumuman…
SwaraWarta.co.id – Simak baik-baik cara daftar ulang UMPTKIN dengan benar. Selamat bagi Anda yang berhasil…
SwaraWarta.co.id - Bistora Rawa Pening adalah tempat makan yang dirancang dengan konsep modern namun tetap…