Categories: Pendidikan

PADA Masyarakat Post-Modern, Tidak Ada Orang Yang Bergaya Tanpa Modal Atau Hanya Mengandalkan Simbol-Simbol Budaya

Pada masyarakat postmodern, gaya hidup tak lagi sekadar pemenuhan kebutuhan dasar. Konsumerisme, didorong kapitalisme, membentuk identitas dan status sosial lewat konsumsi barang dan jasa. Ini menciptakan siklus konsumsi yang terus berputar.

Artikel ini akan mengulas tiga tindakan ekonomi yang merepresentasikan perilaku konsumerisme di era postmodern, disertai analisis dan refleksi berdasarkan pengalaman umum.

Tiga Tindakan Ekonomi yang Mencerminkan Konsumerisme Postmodern

1. Membeli Barang karena Tren dan Tekanan Sosial

Membeli barang karena tren, bukan kebutuhan riil, merupakan ciri khas konsumerisme. Munculnya produk teknologi terbaru, misalnya, seringkali memicu pembelian masif, meski perangkat lama masih berfungsi. Ini didorong oleh “Fear of Missing Out” (FOMO) dan keinginan untuk diterima secara sosial.

ADVERTISEMENT

.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pengaruh media sosial dan iklan memperkuat perilaku ini. Individu rela mengorbankan keuangan, bahkan berutang, untuk menjaga citra dan status sosial. Siklus tren yang cepat memperparah kondisi ini.

Contohnya, membeli smartphone terbaru bukan karena yang lama rusak, tetapi karena tekanan teman atau iklan yang persuasif.

2. Pembelian Impulsif saat Promo atau Diskon

Promosi dan diskon memicu pembelian impulsif. Barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan dibeli karena harga murah atau penawaran terbatas. Strategi pemasaran agresif memanfaatkan psikologi konsumen yang rentan terhadap tawaran menarik.

Harbolnas atau tanggal-tanggal cantik (11.11, 12.12) menjadi momen belanja massal yang memperkuat perilaku ini. Konsumen sering menyesal setelahnya karena barang yang dibeli tak terpakai optimal.

Pembelian impulsif ini mencerminkan prioritas pada kepuasan sesaat dan simbol status, bukan nilai guna barang itu sendiri.

3. Menggunakan Kredit atau Pinjaman untuk Konsumsi

Penggunaan kartu kredit, cicilan, atau pinjaman online untuk membeli barang mewah atau sekunder menjadi semakin umum. Keinginan untuk mengikuti gaya hidup tertentu, meski belum mampu secara finansial, mendorong perilaku ini.

Contohnya, membeli tiket konser mahal atau barang bermerek dengan cara mencicil. Kepuasan dan pengakuan sosial diprioritaskan atas stabilitas keuangan. Ini berisiko mengakibatkan penumpukan utang dan stres finansial.

Meskipun penggunaan kredit dianggap wajar dalam masyarakat modern, penting untuk bijak dalam penggunaannya agar tidak merugikan keuangan pribadi.

Analisis dan Refleksi: Sistem Tanda dan Simbol

Ketiga tindakan ekonomi tersebut menunjukkan konsumerisme postmodern yang didasarkan pada keinginan, simbol, dan tekanan sosial, bukan kebutuhan riil. Jean Baudrillard menjelaskan bahwa konsumsi modern lebih menekankan pada sistem tanda dan simbol, di mana barang menjadi representasi status sosial dan identitas.

Nilai simbolik barang mengalahkan nilai gunanya. Faktor psikologis, sosial, dan budaya turut membentuk perilaku ini. Tekanan lingkungan dan pengaruh media sangat berperan.

Konsumerisme telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan postmodern, tetapi perlu dikelola dengan bijak agar tidak berdampak negatif.

Dampak Negatif Konsumerisme dan Solusinya

Konsumerisme, meskipun mendorong pertumbuhan ekonomi, dapat berdampak negatif. Pemborosan sumber daya, penumpukan utang, dan hilangnya makna konsumsi sesungguhnya adalah beberapa di antaranya. Stres finansial dan ketidakstabilan ekonomi juga dapat terjadi.

Untuk mengurangi dampak negatif, diperlukan kesadaran akan konsumsi yang bertanggung jawab. Memprioritaskan kebutuhan riil, mengatur keuangan dengan bijak, dan menolak tekanan sosial yang tidak sehat adalah langkah penting.

Pendidikan keuangan dan literasi media juga krusial untuk membentuk pola pikir konsumen yang lebih cerdas dan berkelanjutan.

Kesimpulannya, memahami perilaku konsumerisme postmodern, baik dari sisi ekonomi maupun sosiologis, sangat penting untuk menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan individu.

Redaksi SwaraWarta.co.id

Berita Indonesia Terkini 2024 Viral Terbaru Hari Ini

Recent Posts

Apa Perbedaan Imlek dan Natal: Dari Tradisi hingga Makna Spiritual

SwaraWarta.co.id – Apa perbedaan imlek dan natal? Di Indonesia, perayaan Imlek dan Natal merupakan dua…

12 hours ago

Kenapa Kaca Mobil Berembun? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

SwaraWarta.co.id – Kenapa kaca mobil berembun? Pernahkah Anda sedang asyik berkendara di tengah hujan, lalu…

12 hours ago

Apa Arti Keku-Keku? Mengenal Istilah Unik yang Tengah Populer

SwaraWarta.co.id - Pernahkah Anda mendengar istilah "keku-keku" saat sedang berselancar di media sosial atau berbincang…

12 hours ago

Tata Cara Sholat 1 Rajab: Mulai dari Niat Hingga Doa Setelah Sholat!

SwaraWarta.co.id – Disimak tata cara sholat 1 Rajab yang sesuai ajaran Islam. Bulan Rajab merupakan…

13 hours ago

Bagaimana Niat Puasa Rajab? Berikut Bacaan Lengkap Arab, Latin, dan Keutamaannya

SwaraWarta.co.id – Bagaimana niat puasa Rajab? Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan mulia…

14 hours ago

Resbob Resmi Jadi Tersangka Ujaran Kebencian, Begini Kronologi Lengkapnya

SwaraWarta.co.id - YouTuber dan streamer Adimas Firdaus, dikenal sebagai Resbob, resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh…

4 days ago