KUNCI JAWABAN! Jelaskan Mengapa Dramatization of Evil dalam Pemberian Label Kepada Pelaku Kenakalan Remaja Menjadi Sangat Berbahaya

- Redaksi

Thursday, 28 November 2024 - 08:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

jelaskan mengapa Dramatization of evil dalam pemberian label kepada pelaku kenakalan remaja menjadi sangat berbahaya

jelaskan mengapa Dramatization of evil dalam pemberian label kepada pelaku kenakalan remaja menjadi sangat berbahaya

SwaraWarta.co.id – Pembahasan soal jelaskan mengapa Dramatization of evil dalam pemberian label kepada pelaku kenakalan remaja menjadi sangat berbahaya?

“Dramatization of evil” adalah sebuah konsep dalam kriminologi yang diperkenalkan oleh Frank Tannenbaum.

Konsep ini menjelaskan bagaimana reaksi masyarakat terhadap tindakan menyimpang, khususnya pada remaja, dapat memperburuk situasi dan memperkuat identitas mereka sebagai “pelaku kejahatan”.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketika seorang remaja melakukan pelanggaran, seringkali mereka diberi label negatif yang kuat, seperti “anak nakal”, “preman”, atau “kriminal”.

Label ini kemudian menjadi bagian dari identitas mereka, membentuk cara pandang mereka tentang diri sendiri, dan memengaruhi interaksi mereka dengan lingkungan sosial.

Mengapa Dramatization of Evil Berbahaya?

  1. Penguatan Identitas Negatif:
    • Self-fulfilling prophecy: Ketika seseorang terus-menerus diberi label negatif, mereka cenderung berperilaku sesuai dengan label tersebut. Remaja yang dianggap sebagai “anak nakal” mungkin merasa bahwa tidak ada harapan untuk berubah dan akan terus melakukan tindakan yang melanggar norma.
    • Penolakan sosial: Label negatif dapat mengisolasi remaja dari lingkungan sosial yang positif. Teman-teman, keluarga, dan masyarakat pada umumnya mungkin menghindari mereka, sehingga remaja tersebut semakin terdorong untuk mencari teman sebaya yang memiliki perilaku serupa.
  2. Hambatan dalam Proses Rehabilitasi:
    • Stigma: Label negatif yang melekat pada diri remaja dapat menghambat upaya rehabilitasi. Masyarakat mungkin enggan memberikan kesempatan kedua kepada mereka, sehingga sulit bagi remaja untuk mengubah perilaku dan kembali ke masyarakat.
    • Kurangnya dukungan: Remaja yang diberi label negatif cenderung tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari lingkungan sekitar. Kurangnya dukungan ini dapat memperburuk kondisi emosional mereka dan meningkatkan risiko terjadinya tindakan kriminal berulang.
  3. Siklus Kriminalitas:
    • Lingkaran setan: Dramatization of evil dapat menciptakan sebuah siklus di mana remaja terus-menerus melakukan tindakan kriminal sebagai konfirmasi terhadap label yang telah diberikan. Semakin sering mereka melakukan pelanggaran, semakin kuat pula label tersebut melekat pada diri mereka.
Baca Juga :  Apa Tujuan Menggiring Bola? Simak Begini Alasannya!

Contoh Kasus

Misalnya, seorang remaja yang ketahuan mencuri di sebuah toko kecil. Jika media massa memberitakan kasus ini dengan sensasional dan memberikan label “pencuri ulung” kepada remaja tersebut, maka remaja ini akan sulit untuk lepas dari stigma tersebut. Teman-teman sekelasnya mungkin akan menghindarinya, dan peluangnya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di masa depan akan semakin kecil.

Upaya Mencegah Dampak Negatif Dramatization of Evil

Untuk mencegah dampak negatif dari dramatization of evil, diperlukan beberapa upaya, antara lain:

  • Pendekatan yang lebih humanis: Dalam menangani kasus kenakalan remaja, perlu dilakukan pendekatan yang lebih humanis dan restorative justice. Fokus utama harus pada pemulihan dan rehabilitasi, bukan hanya pada hukuman.
  • Membangun lingkungan yang mendukung: Masyarakat perlu menciptakan lingkungan yang mendukung bagi remaja, terutama mereka yang pernah melakukan kesalahan. Hal ini dapat dilakukan melalui program mentoring, konseling, dan kegiatan positif lainnya.
  • Media yang bertanggung jawab: Media massa memiliki peran penting dalam membentuk opini publik. Oleh karena itu, media harus lebih berhati-hati dalam memberitakan kasus-kasus yang melibatkan remaja, menghindari penggunaan bahasa yang stigmatisasi dan fokus pada upaya rehabilitasi.
Baca Juga :  Jelaskan Minimal 2 Peran Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar dalam Mengantisipasi Tantangan Globalisasi di Indonesia

Dramatization of evil merupakan fenomena yang sangat berbahaya dan dapat merusak masa depan seorang remaja. Dengan memahami konsep ini, kita dapat lebih bijaksana dalam merespons tindakan menyimpang yang dilakukan oleh remaja dan berupaya untuk memberikan mereka kesempatan kedua untuk berubah.

Berita Terkait

Upaya Efektif Mencegah Perundungan di Sekolah dan Lingkungan Sosial
14 Kutipan Ki Hajar Dewantara yang Sangat Menginspirasi Generasi Muda
Kinibisa.com: Portal Edukasi dan Karier untuk Generasi Kompeten Indonesia
Jelaskan Pengertian Hubban dalam Ayat QS Al Baqarah 165? Simak Jawabannya Berikut!
Jelaskan dengan Disertai Contoh Perbedaan Antara Bahasa Memiliki Fungsi Informatif dan Memiliki Fungsi Heuristik?
Sebutkan 2 Pandangan Terhadap Keberlakuan HAM di Dunia
Pembahasan! Jelaskan Hal yang Banyak Memengaruhi Seni Rupa di India?
Bagaimana Cara Mengatur Uang yang Baik dan Benar? Berikut ini Pembahasannya!

Berita Terkait

Friday, 2 May 2025 - 16:32 WIB

Upaya Efektif Mencegah Perundungan di Sekolah dan Lingkungan Sosial

Friday, 2 May 2025 - 16:00 WIB

14 Kutipan Ki Hajar Dewantara yang Sangat Menginspirasi Generasi Muda

Friday, 2 May 2025 - 13:25 WIB

Kinibisa.com: Portal Edukasi dan Karier untuk Generasi Kompeten Indonesia

Thursday, 1 May 2025 - 15:48 WIB

Jelaskan Pengertian Hubban dalam Ayat QS Al Baqarah 165? Simak Jawabannya Berikut!

Thursday, 1 May 2025 - 15:19 WIB

Jelaskan dengan Disertai Contoh Perbedaan Antara Bahasa Memiliki Fungsi Informatif dan Memiliki Fungsi Heuristik?

Berita Terbaru

Carlos Pena Resmi Tinggalkan Persija Jakarta untuk Musim ini

Olahraga

Carlos Pena Resmi Tinggalkan Persija Jakarta untuk Musim ini

Friday, 2 May 2025 - 16:20 WIB