SwaraWarta.co.id – Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja kembali memanas dalam beberapa pekan terakhir. Laporan-laporan terbaru menunjukkan eskalasi militer yang signifikan, di mana kedua belah pihak dilaporkan saling serang menggunakan rudal dan artileri. Ketegangan ini mengancam stabilitas regional dan mengingatkan dunia pada sengketa berlarut-larut yang pernah memicu bentrokan serius di masa lalu.
Pusat ketegangan terkini berada di sekitar area perbatasan yang masih disengketakan, dekat dengan Kuil Preah Vihear (yang di Kamboja disebut Prasat Preah Vihear) dan situs-warisan UNESCO lainnya. Insiden saling tembak dan penggunaan roket serta artileri berat telah terdengar, menyebabkan kekhawatiran akan jatuhnya korban jiwa di kedua sisi. Kedua angkatan bersenjata telah disiagakan dalam status tinggi.
Penyebab Eskalasi Rudal dan Konflik
Akar konflik ini kompleks, namun beberapa faktor kunci memicu eskalasi terkini:
ADVERTISEMENT
.SCROLL TO RESUME CONTENT
- Sengketa Batas Wilayah Historis: Garis perbatasan di beberapa area masih belum jelas dan menjadi sumber klaim tumpang tindih. Peta-peta dari era kolonial Prancis sering menjadi acuan yang saling bertentangan.
- Isu Sensitif Kuil Preah Vihear: Meski Mahkamah Internasional telah memutuskan kuil berada di wilayah Kamboja, akses dan area sekitarnya tetap menjadi sengketa. Setiap pembangunan atau penempatan pasokan dianggap sebagai provokasi.
- Politik Dalam Negeri: Ketegangan perbatasan sering digunakan oleh kelompok politik di kedua negara untuk membangkitkan sentimen nasionalisme dan mengonsolidasi dukungan.
- Miskomunikasi dan Insiden Lokal: Kontak antara patroli di daerah abu-abu perbatasan dapat dengan cepat berubah menjadi baku tembak, yang kemudian meningkat menjadi pertukaran rudal dan tembakan artileri skala lebih besar.
Dampak dan Respons Regional
Eskalasi ini memiliki dampak serius:
- Korban Sipil: Masyarakat yang tinggal di perbatasan terpaksa mengungsi, meninggalkan rumah dan ladang mereka. Laporan korba jiwa mulai berdatangan.
- Krisis Kemanusiaan: Pengungsian warga dapat menciptakan krisis kemanusiaan lokal di kedua negara.
- Ancaman Stabilitas ASEAN: Konflik bilateral ini menguji prinsip-prinsip persatuan dan penyelesaian damai di kawasan Asia Tenggara.
- Respon Internasional: Negara-negara ASEAN dan komunitas internasional telah menyerukan gencatan senjata segera dan penyelesaian melalui dialog diplomatik. Mekanisme seperti Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN telah diaktifkan.
Jalan keluar terbaik dari krisis ini adalah kembali ke meja perundingan. Diplomasi, bukan rudal, yang akan membawa solusi permanen. Kedua pihak perlu menahan diri, menarik pasukan dari titik rawan, dan memperkuat saluran komunikasi militer untuk mencegah salah paham. Mediasi oleh pihak ketiga yang netral juga mungkin diperlukan untuk memetakan batas secara definitif dan membangun zona demiliterisasi.
Konflik Thailand-Kamboja adalah pengingat bahwa perdamaian di Asia Tenggara tidak bisa dianggap remeh. Dunia berharap kedua negara dapat mengutamakan kemanusiaan dan stabilitas regional, menghentikan pertukaran rudal, dan menemukan solusi damai yang berkelanjutan untuk kebaikan bersama rakyat mereka.

















