Prabowo Subianto (Dok. Antara) |
SwaraWarta.co.id – Bakal cawapres yang akan mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 dikabarkan sudah mengerucut menjadi dua nama potensial.
Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), mengungkapkan bahwa dua nama tersebut adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adi Prayitno menjelaskan bahwa Erick Thohir telah lama dikaitkan dengan kemungkinan menjadi cawapres Prabowo. Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa Erick Thohir dianggap sebagai calon yang berpotensi untuk berduet dengan Prabowo dalam Pilpres 2024.
“Pertama-tama, faktor elektabilitas menjadi pertimbangan utama. Kedua, Erick Thohir diyakini memiliki dukungan yang halus dari Istana. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, kedekatan antara Prabowo, Erick, dan Jokowi telah dikaitkan dengan restu Jokowi terhadap duet mereka,” kata Adi Prayitno kepada wartawan pada Jumat (29/9).
Namun demikian, ada juga peluang bagi Khofifah Indar Parawansa untuk menjadi cawapres Prabowo. Adi Prayitno mengungkapkan bahwa Khofifah dapat menjadi jawaban atas kelemahan Prabowo dalam dua pilpres sebelumnya, yakni pada tahun 2014 dan 2019.
Prabowo kalah di wilayah Tapanuli Tengah (Tatim) dan di kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Khofifah dianggap sebagai solusi untuk menutup kelemahan tersebut.
“Khofifah adalah solusi untuk kelemahan Prabowo selama ini, yang mengalami kekalahan dalam dua pilpres sebelumnya. Di Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo mengalami kelemahan di Tatim dan di kalangan NU. Khofifah dianggap sebagai jawaban atas hal tersebut,” ucap Adi Prayitno.
Selain itu, Adi Prayitno juga memberikan pandangan terkait posisi Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. Menurutnya, Airlangga harus mempertimbangkan masa depannya karena Partai Golkar telah memberikan dukungan kepada Prabowo untuk Pilpres 2024.
Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Golkar akan tetap berada dalam koalisi pendukung Prabowo meskipun Airlangga tidak menjadi cawapres.
“Secara sederhana, seharusnya Golkar keluar dari koalisi. Hanya kekuatan besar yang dapat membuat Golkar tetap berada di pihak Prabowo meskipun Airlangga tidak menjadi cawapres,” tambahnya.
Saat ini, Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden belum mengumumkan siapa yang akan menjadi cawapresnya untuk Pilpres 2024. Meskipun begitu, terlihat bahwa pilihan cawapres sudah mengerucut menjadi dua nama yang menjadi pembicaraan dalam berbagai kalangan politik.
Gus Kautsar, seorang ulama yang bertemu dengan Prabowo di Surabaya, juga menyebut bahwa Prabowo telah menyebutkan dua nama yang potensial, meskipun tidak secara spesifik. Salah satu nama yang disebut adalah Khofifah Indar Parawansa, namun penunjukannya masih menunggu restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
SwaraWarta.co.id – Bagaimana akuntansi manajemen dapat membantu perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif? Di tengah persaingan…
SwaraWarta.co.id – Apa itu paradoksal? Pernahkah Anda mendengar tentang sebuah pernyataan yang terdengar mustahil, tetapi…
SwaraWarta.co.id - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia setelah…
SwaraWarta.co.id - Impian Timnas Indonesia untuk tampil di Piala Dunia 2026 resmi sirna setelah dikalahkan…
SwaraWarta.co.id - Kali ini kita akan membahas jelaskan strategi pertumbuhan pasar PT Nestle Indonesia berdasarkan…
SwaraWarta.co.id - Di tengah hiruk-pikuk pasar aplikasi pesan instan yang didominasi oleh raksasa seperti WhatsApp…