Dalam Investasi Reksadana, Terdapat Beberapa Metode Pengukuran Kinerja Seperti Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen’s Alpha (Jogi Index)

- Redaksi

Thursday, 5 June 2025 - 09:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengukuran kinerja investasi reksadana merupakan aspek krusial bagi investor. Berbagai metode digunakan untuk menilai seberapa baik suatu reksadana berkinerja relatif terhadap risiko yang diambil. Sharpe Ratio dan Treynor Ratio adalah dua metode yang paling umum digunakan.

Artikel ini akan membahas perbedaan mendasar antara Sharpe Ratio dan Treynor Ratio, memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang bagaimana kedua metrik ini membantu dalam pengambilan keputusan investasi.

Sharpe Ratio: Mengukur Return Bersih Risiko

Sharpe Ratio mengukur kelebihan return (return berlebih di atas return bebas risiko) per unit risiko total. Rumusnya sederhana: (Rp – Rf) / σp, dimana Rp adalah return portofolio, Rf adalah return bebas risiko, dan σp adalah standar deviasi return portofolio. Standar deviasi di sini merepresentasikan total risiko, baik sistematis maupun tidak sistematis.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kelebihan Sharpe Ratio:

Sharpe Ratio mudah dihitung dan dipahami. Ia memberikan gambaran umum tentang efisiensi return relatif terhadap total risiko. Semakin tinggi Sharpe Ratio, semakin baik kinerja reksadana setelah memperhitungkan risiko.

Baca Juga :  Jawaban Hitunglah Simpangan Baku Sampel (s) dan Koefisien Variasi dari Masing-Masing Negara Tersebut

Kelemahan Sharpe Ratio:

Kelemahan utama Sharpe Ratio adalah ia tidak membedakan antara risiko sistematis dan tidak sistematis. Risiko sistematis (misalnya, risiko pasar) tidak dapat didiversifikasi, sedangkan risiko tidak sistematis (misalnya, risiko spesifik perusahaan) dapat dikurangi melalui diversifikasi. Dengan menggabungkan kedua jenis risiko, Sharpe Ratio mungkin memberikan gambaran yang kurang akurat, terutama untuk portofolio yang sudah terdiversifikasi.

Treynor Ratio: Fokus pada Risiko Sistematis

Treynor Ratio, berbeda dengan Sharpe Ratio, berfokus pada risiko sistematis yang diukur menggunakan beta. Rumusnya adalah: (Rp – Rf) / βp, di mana βp adalah beta portofolio yang mengukur sensitivitas return portofolio terhadap perubahan pasar.

Kelebihan Treynor Ratio:

Treynor Ratio secara khusus mengukur return berlebih per unit risiko sistematis. Ini membuatnya lebih relevan untuk investor yang memiliki portofolio yang sudah terdiversifikasi, karena risiko tidak sistematis telah diminimalkan.

Baca Juga :  Motivasi Menghafal Al Qur'an, Banyak yang Cepat Hafal dengan Trik Ini

Kelemahan Treynor Ratio:

Treynor Ratio mengasumsikan bahwa investor telah melakukan diversifikasi portofolio secara optimal. Jika portofolio belum terdiversifikasi dengan baik, Treynor Ratio mungkin kurang akurat. Selain itu, perhitungan beta dapat dipengaruhi oleh periode waktu yang digunakan dan model yang dipilih.

Jensen’s Alpha: Mengukur Return Berlebih

Selain Sharpe Ratio dan Treynor Ratio, Jensen’s Alpha juga merupakan metrik penting dalam menilai kinerja reksadana. Alpha mengukur return berlebih yang dihasilkan oleh suatu reksadana dibandingkan dengan return yang diharapkan berdasarkan model pasar seperti Capital Asset Pricing Model (CAPM).

Alpha positif menunjukkan bahwa reksadana telah menghasilkan return yang melebihi ekspektasi, sementara alpha negatif menunjukkan sebaliknya. Alpha seringkali digunakan bersamaan dengan Sharpe dan Treynor Ratio untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap.

Baca Juga :  Sering jadi Kontraversi, Ini Perbedaan LDII dengan Islam Biasa

Kesimpulan: Memilih Metrik yang Tepat

Pilihan antara Sharpe Ratio dan Treynor Ratio bergantung pada tujuan dan kondisi investor. Sharpe Ratio cocok untuk investor yang ingin mengevaluasi kinerja secara keseluruhan, sedangkan Treynor Ratio lebih tepat untuk investor dengan portofolio yang sudah terdiversifikasi dan ingin fokus pada risiko sistematis. Penggunaan Jensen’s Alpha dapat melengkapi analisis dengan memberikan informasi tentang return berlebih di atas ekspektasi.

Penting untuk diingat bahwa tidak ada satu metrik pun yang sempurna. Analisis kinerja investasi yang komprehensif memerlukan pemahaman yang mendalam tentang berbagai metrik dan konteksnya, serta pertimbangan faktor-faktor kualitatif lainnya.

Informasi tambahan: Untuk perhitungan yang lebih akurat, investor sebaiknya berkonsultasi dengan profesional keuangan yang berpengalaman.

Berita Terkait

Misteri “Telur Cicak MPLS”: Mengungkap Teka-Teki di Balik Kegiatan Orientasi Sekolah yang Penuh Kejutan!
TEH Hijau Baru MPLS, Inilah Arti dan Jawaban Teh Hijau Baru Teka-Teki MPLS 2025
SNACK Anak Ayam MPLS, Inilah Arti dan Jawaban Snack Anak Ayam Teka-Teki MPLS 2025
PERMEN Pocong MPLS, Inilah Arti dan Jawaban Permen Pocong Teka-Teki MPLS 2025
SPONGEBOB Goreng MPLS, Inilah Arti dan Jawaban Spongebob Goreng Teka-Teki MPLS 2025
MINUMAN Superhero MPLS, Inilah Arti dan Jawaban Minuman Superhero Teka-Teki MPLS 2025
BUAH Jantung MPLS, Inilah Arti dan Jawaban Buah Jantung Teka-Teki MPLS 2025
NASI Jelek Teka-Teki MPLS, Inilah Arti dan Jawaban Nasi Jelek Teka-Teki MPLS 2025
Tag :

Berita Terkait

Thursday, 10 July 2025 - 19:05 WIB

Misteri “Telur Cicak MPLS”: Mengungkap Teka-Teki di Balik Kegiatan Orientasi Sekolah yang Penuh Kejutan!

Thursday, 10 July 2025 - 13:00 WIB

TEH Hijau Baru MPLS, Inilah Arti dan Jawaban Teh Hijau Baru Teka-Teki MPLS 2025

Thursday, 10 July 2025 - 12:45 WIB

SNACK Anak Ayam MPLS, Inilah Arti dan Jawaban Snack Anak Ayam Teka-Teki MPLS 2025

Thursday, 10 July 2025 - 12:15 WIB

SPONGEBOB Goreng MPLS, Inilah Arti dan Jawaban Spongebob Goreng Teka-Teki MPLS 2025

Thursday, 10 July 2025 - 12:00 WIB

MINUMAN Superhero MPLS, Inilah Arti dan Jawaban Minuman Superhero Teka-Teki MPLS 2025

Berita Terbaru

Jay Idzes Dibidik LOSC Lille

Olahraga

Jay Idzes Dibidik LOSC Lille: Outlier Asia Tengah Sorotan Eropa

Thursday, 10 Jul 2025 - 15:13 WIB