Peradaban Islam Masuk Ke Indonesia? Begini Asal Muasalnya

- Redaksi

Sunday, 25 August 2024 - 20:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Masuknya Islam ke Indonesia adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah nusantara yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pada awalnya, Islam diterima di wilayah pesisir seperti Aceh, Maluku, dan Jawa, sebelum menyebar ke seluruh kepulauan. Proses akulturasi yang terjadi antara Islam dan budaya lokal menyebabkan lahirnya tradisi dan praktik yang khas, menjadikan Islam bagian integral dari identitas budaya Indonesia hingga saat ini.

Secara umum berlangsung melalui dua proses. Pertama, penduduk pribumi berhubungan dengan agama islam lalu kemudia megislamkan diri mereka. Kedua, orang orang Asing Asia, seperti Arab, Persia, Gujarat, dan China yang beragama islam bertempat tinggal secara permanen di suatu wilayah di Indonesia yang kemudian menikah dengan penduduk asli dan mengikuti gaya hidup lokal.

Lalu, bagaimana Islam bisa sampai ke Indonesia? Berikut ini teori-teori mengenai bagaimana Islam masuk ke Indonesia.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

1.Teori India
Teori ini dikemukakan oleh Pijnappel, Moquette, Fatimi, dan seorang orientalitas Belanda yang meneliti tentang Islam di Indonesia bernama Snouck Hurgronje. Dimana ia mengatakan bahwa Islam datang pertama kali ke Indonesia pada abad ke-13. Dimana pada saat itu Islam dibawa oleh para pedangan dari Cambay, Gujarat, India. Akan tetapi menurut seorang ilmuawan barat, Pijnappel, beliau mengatakan bahwa Islam datang ke Indonesia dibawa oleh orang orang Arab bermadzhab Syafi`i yang datang dan menetap di India dan membawa Islam ke Nusantara.

Baca Juga :  Pilgub Jateng 2024: Duel Sengit di Kandang Banteng dengan Dukungan Tokoh Besar

Berbeda dari kedua ilmuwan di atas, Moquette mengatakan bahwasanya adanya hubungan antara India dan Indonesia dapat kita lihat melalui penemuan batu nisan makan Raja Malik As-Shaleh yang merupakan raja pertama kerajaan Samudra Pasai yang berasal dari Gujarat, India. Selain itu, batu nisa yang terdapat pada makan Maulana Malik Ibrahim di Gresik memiliki kesamaan bentuk dengan nisan-nisan yang ada di Gujarat, India.

2.  Teori Arab
Teori ini di kemukakan oleh Sir Thimas Arnold, dimana beliau mengatakan bahwa Islam datang ke Indonesia pada abad ke-7 M. Teori ini didukung oleh Dr. Hamka, dimana beliau mengatakn bahwa Islam masuk ke Indoensia melalu jalur perdagangan Internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang, Kerajaan Sriwijaya, dan Bani Umayyah. Selain itu, menurut Dr. Hamka, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak di dasari oleh nilai ekonomi, tetapi murni untuk menyebarkan ajaran Islam.

Baca Juga :  Dikira Maling, Pemilik Rental Mobil Meninggal Dihajar Warga, Mobilnya Dibakar

3.Teori Persia
Hoesen Djajaningrat seorang sejarawan mengungkapkan bahwa Islam ke Nusantara pada abad ke-13 di Sumatra yang berpusat di Samudra Pasai. Berbeda dari teori-teori sebelumnya, teori ini lebih menitik beratkan pada kesamaan budaya antara Persia dan masyarakat Indonesi. Mulai dari persamaan adanya peringatan tanggal 10 Muharram, penggunaan istilah bahasa Persia dalam sistem pengajaran huruf Arab seperti Jabar-fathah, Jer-kasroh, dan p`es-dhomah, sampai adanya kesamaan antara konsep ajaran sufi antara Syaikh Siti Jenar dengan Al-Hajj seorang sufi besar Persia.

4.Teori China
Dalam teori ini, dinyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui para perantau China. Dimana pada abad ke7 M, Islam sudah sampai di China dimana agama ini baru saja berkembang. Hal ini didukung oleh Sumanto al-Qurtuby, dimana menurut buku Arus-China- Jawa yang didasari sumber luar (kronik) dan lokal (babat kihayat) pada masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Katon, Zhang-zhao, Quanzhou, dan pesisir China bagian selatan sudah ada perkampungan Islam.

Baca Juga :  Mengejutkan, Jasad Pria di dalam Toren Ternyata Bandar Narkoba

Selain itu, bedasarkan Sejarah Banten da HIkayat Hasanudin, adanya penamaan para raja Demak dan leluhurnya menggunakan istilah China seperti “Cek Ko Po” maupun “Jun Bun”. Tak hanya itu, teori ini juga di dukung dengan adanya masjid masjid tua beraksitektur tiongkok serta pelabuhan penting sepanjang abad ke-15 di Gresik, Jawa Timur.

Aisya Azzahra- Siswa Magang

 

Berita Terkait

Kapan Jadwal Puasa Bulan Rajab 2025? Berikut Catat Tanggalnya dan Manfaatnya!
Resep Ayam Goreng Bawah Gurih
Klarifikasi Info Taspen: Tidak Ada Kenaikan Gaji Pensiunan 2025
UMP DKI Jakarta 2026: Proses, Prediksi, dan Potensi Besarannya
Pemerintah Alihkan Subsidi LPG 3 KG ke DME, Upaya Tekan Ketergantungan Impor
Thailand dan Kamboja Memanas: Ketegangan Perbatasan Memicu Saling Serang!
Update Korban Meninggal Dunia Akibat Banjir dan Longsor di Sumatera
Benarkah 80 Ton Bantuan Hilang di Bener Meriah?

Berita Terkait

Wednesday, 17 December 2025 - 15:15 WIB

Kapan Jadwal Puasa Bulan Rajab 2025? Berikut Catat Tanggalnya dan Manfaatnya!

Monday, 15 December 2025 - 17:02 WIB

Klarifikasi Info Taspen: Tidak Ada Kenaikan Gaji Pensiunan 2025

Monday, 15 December 2025 - 14:28 WIB

UMP DKI Jakarta 2026: Proses, Prediksi, dan Potensi Besarannya

Sunday, 14 December 2025 - 16:19 WIB

Pemerintah Alihkan Subsidi LPG 3 KG ke DME, Upaya Tekan Ketergantungan Impor

Saturday, 13 December 2025 - 15:30 WIB

Thailand dan Kamboja Memanas: Ketegangan Perbatasan Memicu Saling Serang!

Berita Terbaru

Mengenal 3 Sandi Pramuka

Pendidikan

Mengenal 3 Sandi Pramuka yang Paling Sering Digunakan

Wednesday, 17 Dec 2025 - 14:54 WIB

Cara Cetak Kartu NPWP

Teknologi

Cara Cetak Kartu NPWP Sendiri: Mudah dan Cepat!

Wednesday, 17 Dec 2025 - 14:30 WIB