Ilmu tanpa adab (Dok. Ist)
Swarawarta.co.id – Ilmu tanpa adab menjadi tidak berguna. Pasalnya kedua hal tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dilepaskan atau saling berkaitan.
Secara harfiah, “ilmu tanpa adab” merujuk pada kondisi di mana seseorang memiliki pengetahuan yang luas namun tidak disertai dengan tata krama, sopan santun, dan nilai-nilai moral yang baik.
Dalam tradisi pendidikan, terutama di budaya Timur dan Islam, menuntut ilmu bukan hanya soal memahami teori atau mempelajari keterampilan, tetapi juga bagaimana berperilaku dengan baik kepada sesama, guru, dan lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adab mencakup berbagai aspek, seperti bagaimana seseorang berbicara, bersikap, serta menghormati orang lain.
Dalam konteks ilmu, adab juga berarti bagaimana kita menggunakan pengetahuan yang kita miliki untuk kebaikan, bukan untuk menyakiti, merugikan, atau memanipulasi orang lain.
Dengan demikian, ilmu dan adab seharusnya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Jika seseorang memiliki ilmu tetapi tidak memiliki adab, hal ini dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Berikut adalah beberapa dampak yang dapat muncul dari ilmu tanpa adab:
Seseorang yang memiliki pengetahuan di bidang teknologi informasi tetapi tidak memiliki etika mungkin akan menggunakan keahliannya untuk melakukan tindakan peretasan atau penyebaran hoaks.
Pengetahuan yang seharusnya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat malah berujung merugikan banyak orang.
Orang yang berilmu tetapi tidak memiliki adab sering kali menunjukkan sikap sombong.
Mereka mungkin merasa lebih tinggi dari orang lain karena pengetahuan yang dimiliki dan cenderung merendahkan orang yang tidak selevel dengan mereka secara akademis.
Dalam pandangan agama dan budaya, kesombongan adalah salah satu sifat yang paling dibenci.
Orang yang sombong cenderung kehilangan rasa hormat dari orang lain dan sering kali hidup dalam kesendirian karena sikapnya yang tidak menyenangkan.
Adab dalam menuntut ilmu juga mencakup bagaimana seseorang menghormati guru atau pengajar yang memberikan ilmu.
Menghormati guru adalah bagian dari etika yang sangat penting dalam proses belajar.
Guru bukan hanya penyampai ilmu, tetapi juga pembimbing dalam kehidupan.
Tanpa rasa hormat kepada guru, proses transfer ilmu akan terhambat dan ilmu yang diperoleh mungkin tidak akan berkah.
Seseorang yang memiliki ilmu tanpa adab cenderung tidak memiliki empati dan rasa peduli terhadap orang lain.
Mereka mungkin hanya fokus pada kepentingan pribadi atau ambisi material tanpa memperhatikan dampak dari tindakan mereka terhadap masyarakat
“Ilmu tanpa adab” adalah suatu kondisi di mana pengetahuan yang dimiliki seseorang tidak disertai dengan etika yang baik.
Hal ini dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti penyalahgunaan ilmu, sikap sombong, kurangnya rasa hormat kepada orang lain, dan hilangnya rasa kemanusiaan. Oleh karena itu, ilmu dan adab harus berjalan beriringan.
Kabar gembira bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di seluruh Indonesia! Pemerintah telah mengumumkan…
Nasib tenaga honorer kategori R4 kembali menjadi sorotan. Banyak di antara mereka yang meraih nilai…
Pemerintah berencana membuka jalur khusus seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bagi tenaga non-ASN…
Tenaga honorer yang gagal dalam Seleksi PPPK tahap 2 tahun 2024 masih memiliki secercah harapan.…
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan momen penting bagi siswa baru. MPLS 2025 menghadirkan teka-teki…
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan momen penting bagi siswa baru. MPLS menandai awal perjalanan…