Aktifitas Kelas Seperti Apa yang Cocok Anda Lakukan untuk Melatih Proses Berpikir Divergen atau Konvergen Pada Peserta Didik?
SwaraWarta.co.id – Berpikir divergen dan konvergen adalah dua keterampilan berpikir yang saling melengkapi dan penting dalam pembelajaran.
Berpikir divergen menekankan pada kreativitas dan kemampuan menghasilkan berbagai ide, sementara berpikir konvergen fokus pada analisis dan pemilihan solusi terbaik berdasarkan logika dan bukti.
Untuk melatih kedua jenis berpikir ini, berikut adalah beberapa aktivitas kelas yang dapat dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Aktivitas ini dirancang untuk mendorong peserta didik menghasilkan banyak ide tanpa takut salah. Guru dapat memberikan sebuah topik, seperti “Cara mengurangi sampah plastik di sekolah,” dan meminta siswa untuk menyebutkan sebanyak mungkin solusi dalam waktu tertentu. Aturan utama dalam brainstorming adalah tidak ada ide yang dianggap salah atau tidak relevan. Aktivitas ini melatih siswa berpikir kreatif dan mengembangkan imajinasi mereka.
Pendekatan desain thinking menggabungkan berpikir divergen dan konvergen. Dalam fase awal, siswa didorong untuk memahami masalah dan mengembangkan berbagai ide kreatif (fase divergen). Setelah itu, mereka harus menganalisis, mengevaluasi, dan memilih ide terbaik untuk diterapkan (fase konvergen). Contohnya, siswa dapat diminta merancang produk inovatif dari bahan daur ulang.
Diskusi terarah melibatkan berpikir konvergen dengan menganalisis berbagai sudut pandang untuk menemukan jawaban yang paling logis. Guru memberikan pertanyaan mendalam, misalnya, “Apakah hukuman atau penghargaan lebih efektif dalam membangun karakter siswa?” Siswa diminta mendukung argumen mereka dengan data atau pengalaman konkret, yang melatih kemampuan berpikir kritis dan logis.
Dalam simulasi atau role-play, siswa dapat dilatih berpikir divergen dengan mengeksplorasi berbagai pendekatan dalam situasi tertentu. Misalnya, mereka bisa memainkan peran sebagai pemimpin komunitas yang menghadapi masalah lingkungan. Setelah berbagai solusi diajukan, siswa bersama-sama mengevaluasi dan memilih solusi terbaik, yang melibatkan berpikir konvergen.
Studi kasus memberikan peluang untuk melatih kedua proses berpikir. Siswa membaca skenario nyata atau fiksi, kemudian merumuskan berbagai kemungkinan solusi (divergen) dan memilih solusi terbaik berdasarkan analisis data (konvergen). Misalnya, studi kasus tentang konflik antar siswa di kelas dapat memicu diskusi tentang cara menyelesaikan masalah dengan adil.
Melatih proses berpikir divergen dan konvergen pada peserta didik memerlukan kombinasi aktivitas yang menekankan kreativitas sekaligus analisis logis. Dengan menerapkan berbagai strategi ini, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir yang seimbang, penting untuk keberhasilan akademik dan kehidupan sehari-hari.
Pengumuman proyek remake One Piece oleh WIT Studio di One Piece Day 2023 sempat membuat…
Kampung Adat Miduana, sebuah permata tersembunyi di kaki Gunung di Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Kabupaten…
Menata ruang tamu atau ruang keluarga idealnya menggabungkan estetika dan kenyamanan. Sofa merupakan elemen kunci…
Bogor, kota hujan yang terkenal dengan keindahan alamnya, kembali menyuguhkan destinasi wisata baru yang menarik…
Banyuwangi, destinasi wisata alam di Jawa Timur, kembali memikat hati para petualang. Kali ini, pesona…
Permintaan TV digital meningkat drastis sejak penghentian siaran TV analog. Konsumen kini mencari TV digital…