Pendidikan

Bagaimana Perbandingan Antara Sistem Warisan Islam dan Sistem Hukum Waris yang Berlaku di Negara Sekuler?

SwaraWarta.co.id – Bagaimana perbandingan antara sistem warisan Islam dan sistem hukum waris yang berlaku di negara sekuler? Pembahasan mengenai sistem warisan seringkali memunculkan pertanyaan tentang bagaimana harta peninggalan didistribusikan setelah kematian.

Dua pendekatan utama yang sering dibandingkan adalah sistem warisan Islam dan sistem hukum waris yang berlaku di negara-negara sekuler. Memahami perbedaan fundamental keduanya penting, baik bagi umat Muslim maupun masyarakat umum yang hidup di lingkungan hukum yang beragam.

Sistem warisan Islam, atau dikenal sebagai Faraid, adalah bagian integral dari syariat Islam yang bersumber langsung dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Prinsip utamanya adalah keadilan dan pemerataan yang telah ditetapkan secara ilahi.

ADVERTISEMENT

.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam Faraid, bagian warisan untuk setiap ahli waris (seperti anak laki-laki, anak perempuan, istri, suami, orang tua) telah ditentukan dengan jelas. Contohnya, anak laki-laki umumnya menerima dua kali bagian anak perempuan, yang bukan merupakan diskriminasi melainkan bagian dari keseimbangan tanggung jawab ekonomi dan sosial yang berbeda dalam Islam.

Suami dan istri juga memiliki hak waris yang spesifik, memastikan bahwa tidak ada pihak yang terabaikan. Sistem ini sangat detail, mencakup berbagai skenario hubungan kekerabatan, dan bertujuan untuk mencegah perselisihan serta memastikan hak setiap individu terpenuhi.

Di sisi lain, sistem hukum waris yang berlaku di negara-negara sekuler sangat bervariasi, tergantung pada yurisdiksi dan tradisi hukumnya (misalnya, common law atau civil law). Umumnya, hukum waris sekuler menekankan pada kebebasan berkehendak atau “testamentary freedom” dari pewaris. Artinya, seseorang memiliki hak untuk menentukan siapa saja ahli warisnya dan berapa bagian yang akan mereka terima melalui surat wasiat.

Jika tidak ada wasiat, distribusi harta peninggalan akan diatur oleh undang-undang pewarisan yang berlaku di negara tersebut (hukum intestasi). Aturan ini seringkali didasarkan pada hubungan darah atau perkawinan, tetapi tidak selalu menetapkan bagian yang spesifik seperti dalam Islam. Beberapa negara mungkin mengakui hak pasangan hidup, sementara yang lain mungkin memprioritaskan keturunan langsung.

Perbedaan kunci antara keduanya terletak pada sifat hukumnya. Sistem warisan Islam bersifat normatif dan sakral, tidak dapat diubah oleh kehendak individu, melainkan harus dipatuhi sebagai bagian dari iman. Sementara itu, hukum waris sekuler bersifat positivistik, artinya dibuat oleh manusia dan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan sosial dan politik. Fleksibilitas ini memungkinkan penyesuaian dengan konteks modern, namun di sisi lain, potensi sengketa dapat muncul jika wasiat tidak dibuat dengan jelas atau jika ada banyak ahli waris yang merasa dirugikan.

Bagi umat Muslim yang tinggal di negara sekuler, seringkali muncul pertanyaan tentang bagaimana mengintegrasikan kedua sistem ini. Beberapa negara mengizinkan penerapan hukum waris agama jika disepakati oleh semua pihak, sementara yang lain mungkin mengharuskan patuh pada hukum sipil. Memahami perbedaan ini adalah langkah awal yang krusial untuk membuat keputusan yang tepat dan sesuai dengan prinsip keyakinan dan hukum yang berlaku.

 

Mulyadi

"Seorang penulis profesional yang melintang hampir 3 tahun lebih di berbagai macam media ternama di Indonesia seperti, Promedia, IDN Times, Pikiran Rakyat, Duniamasa.com, Suara Kreatif, dan SwaraWarta."

Recent Posts

Jaminan Sosial: Pilar Perlindungan Ekonomi-Sosial, Wajib Negara

Jaminan sosial merupakan pilar penting dalam membangun kesejahteraan masyarakat. Negara bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan…

10 hours ago

MANAKAH Pernyataan Yang Paling Tepat Mengenai Hubungan Antara Gaya Belajar Dan Tahapan Dalam Model Kolb?

Gaya belajar merupakan pendekatan individu dalam menerima, memproses, dan mengingat informasi. Pemahaman tentang gaya belajar…

10 hours ago

BAGAIMANA Anda Selama Ini Menjadi Guru? Apakah Anda Sudah Memahami Experiential Learning Dan Menerapkannya?

Bagaimana Anda selama ini menjadi guru? Apakah Anda sudah memahami Experiential Learning dan menerapkannya? Pertanyaan…

10 hours ago

WACANA Dikutip Sebagian Dari https://lsfdiscourse.org/rekayasa-sosial-dan-pandemi/ Berdasarkan Wacana Di Atas a. Kemukakan Pendapat Anda Tentang

Pandemi Covid-19 telah memaksa perubahan besar dalam kehidupan manusia di seluruh dunia. Respons pemerintah dan…

10 hours ago

KUNCI Jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PPG 2025: Bagaimana Anda Selama Ini Menjadi Guru? Apakah Anda Sudah Memahami Experiential Learning

Artikel ini membahas kunci jawaban cerita reflektif Modul 2 PPG 2025 tentang pengalaman mengajar dan…

10 hours ago

KEMUKAKAN Pendapat Anda Tentang Keterkaitan Perubahan Direncanakan Dengan Rekayasa Sosial, Analisislah Bentuk Rekayasa Sosial Yang Terjadi

Pandemi Covid-19 telah memaksa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat global. Perubahan ini, sebagian besar direncanakan,…

10 hours ago