Leathertrend, sebuah UMKM di Bogor, sukses memproduksi beragam produk berbahan kulit sapi dan domba. Mereka menawarkan tas, dompet, ikat pinggang, sepatu, dan berbagai aksesoris. Keberagaman produk ini menjadikannya kasus studi menarik dalam manajemen produksi.
Pertanyaan kunci yang akan dijawab adalah: jenis proses produksi apa yang diterapkan Leathertrend, mengingat keragaman produk dan volumenya? Analisis ini akan mengkaji tiga jenis utama proses produksi berdasarkan aliran produk: aliran garis (flow shop), aliran batch (batch production), dan aliran proyek (project production).
Proses ini cocok untuk produksi massal dengan produk standar dan seragam. Setiap produk melewati jalur produksi yang sama secara linear dan berurutan. Leathertrend jelas tidak cocok dengan model ini karena variasi produk yang tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ciri khas aliran proyek adalah volume produksi sangat rendah, fokus pada produk unik dan custom yang besar dan kompleks. Pembuatan kapal atau konstruksi bangunan adalah contohnya. Model ini juga tidak sesuai dengan Leathertrend.
Karakteristik aliran batch adalah produksi dalam kelompok (batch) dengan jumlah terbatas. Produk memiliki variasi, sehingga jalur produksi tidak selalu linear. Proses ini fleksibel dan cocok untuk volume produksi sedang hingga rendah. Inilah yang diterapkan Leathertrend.
Beberapa ciri menonjol dari proses batch di Leathertrend:
Tabel berikut merangkum perbedaan ketiga jenis proses produksi tersebut, dengan Leathertrend sebagai contoh aliran batch:
| Aspek | Proses Batch (Leathertrend) | Aliran Garis (Flow Shop) | Aliran Proyek (Project) |
|———————-|—————————-|————————–|————————–|
| Volume Produksi | Sedang hingga rendah | Tinggi | Sangat rendah |
| Variasi Produk | Tinggi | Rendah | Sangat tinggi |
| Aliran Proses | Tidak linear | Linear | Sangat fleksibel |
| Mesin & Peralatan | Fleksibel | Khusus | Sangat khusus |
| Contoh Produk | Tas, dompet, sepatu (batch) | Baut, paku, elektronik | Bangunan, kapal |
Analisis menunjukkan Leathertrend menerapkan proses batch. Fleksibilitas proses ini memungkinkan perusahaan untuk memproduksi berbagai produk kulit dengan efisien, meskipun dalam jumlah tidak terlalu besar. Keberhasilan Leathertrend menunjukkan bahwa model batch merupakan strategi yang tepat untuk UMKM yang menekankan variasi produk dan kualitas. Namun, optimasi masih mungkin dilakukan, misalnya dengan analisis waktu siklus produksi setiap batch untuk meningkatkan efisiensi. Penelitian lebih lanjut bisa fokus pada bagaimana Leathertrend mengelola inventaris bahan baku dan mengatur jadwal produksi untuk memastikan kelancaran proses batch.
SwaraWarta.co.id – Ada beberapa cara membatalkan langganan di Canva. Seperti diketahui Canva Pro adalah alat…
SwaraWarta.co.id - Kapan BoBoiBoy gurlatan tayang? Penggemar BoBoiBoy di seluruh galaksi tentu sudah tidak sabar…
SwaraWarta.co.id – Kali ini kita akan membahas secara lengkap soal mengenai jelaskan dampak dari mengabaikan…
SwaraWarta.co.id - Pertanyaan "kapan KUHP baru berlaku?" menjadi topik panas setelah pengesahan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)…
SwaraWarta.co.id – Apa kode kehormatan gerakan pramuka? Gerakan Pramuka bukan sekadar kegiatan berkemah atau keterampilan…
SwaraWarta.co.id – Ada beberapa cara melihat Spotify Wrapped dengan mudah. Setiap akhir tahun, para pecinta…