Jumlah jemaah haji lanjut usia (lansia) yang telah tiba di Arab Saudi terus meningkat. Berdasarkan data Sistem Informasi dan Konsolidasi Haji Terpadu (Siskohat) pada Minggu, 11 Mei, dari total 71.468 jemaah haji Indonesia yang sudah berada di Madinah, sebanyak 15.567 orang di antaranya merupakan lansia. Hal ini menunjukkan hampir 22 persen jemaah haji Indonesia adalah lansia.
Melihat proporsi jemaah lansia yang cukup signifikan, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan berbagai fasilitas untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan mereka selama menjalankan ibadah haji. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyediakan armada bus shalawat inklusif.
Fasilitas Transportasi Ramah Lansia dan Disabilitas
Sebanyak 32 unit bus shalawat khusus telah disiapkan untuk melayani mobilitas jemaah berkebutuhan khusus, termasuk lansia dan penyandang disabilitas, dari hotel menuju Masjidil Haram dan sebaliknya. Bus-bus ini dilengkapi dengan berbagai fitur aksesibilitas, seperti tangga landai, ruang khusus kursi roda, dan berbagai fasilitas keselamatan tambahan lainnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Semua bus yang digunakan berusia maksimal lima tahun, jauh lebih muda dari standar umum di Arab Saudi yang mengizinkan bus hingga usia 10 tahun. Hal ini menjamin kenyamanan dan keamanan perjalanan bagi para jemaah.
“Bus-bus ini memang kami siapkan khusus untuk lansia, penyandang disabilitas, atau jemaah yang membutuhkan pendampingan ekstra,” jelas Kabid Transportasi PPIH Arab Saudi, Mujib Roni, saat diwawancarai di Makkah. Ketersediaan bus yang nyaman dan aman ini diharapkan dapat mengurangi potensi risiko kecelakaan dan kelelahan selama perjalanan.
Pemantauan 24 Jam dan Sistem Identifikasi Jemaah
Selain armada transportasi yang memadai, PPIH juga memperkuat sistem pelayanan dengan pengawasan 24 jam di 95 halte yang tersebar di empat zona pemondokan utama: Syisyah, Raudhah, Jarwal, dan Misfalah. Setiap halte dijaga oleh dua petugas yang bergantian selama 24 jam penuh.
Petugas yang berjaga akan siap membantu jemaah yang mengalami kesulitan atau tersesat. Sistem identifikasi jemaah juga ditingkatkan dengan penggunaan kartu rute yang ditempel pada tas masing-masing jemaah. Dengan begitu, petugas dapat dengan mudah mengarahkan jemaah yang tersesat, bahkan jika mereka sampai tersasar lintas terminal.
Pendorongan Jemaah dari Madinah ke Makkah
Pada Minggu, 11 Mei, merupakan hari kedua pendorongan jemaah dari Madinah ke Makkah. Sebanyak 6.252 jemaah dari 26 kloter diberangkatkan melalui jalur darat setelah melaksanakan miqat di Bir Ali. Ini menunjukan proses perpindahan jemaah dari Madinah ke Makkah berjalan dengan lancar dan terorganisir.
Sebelumnya, pada Sabtu, 10 Mei, sebanyak 2.864 jemaah dari tujuh kloter telah tiba di Makkah dan langsung menuju hotel di empat zona pemondokan yang telah ditentukan. Proses perpindahan ini menunjukan peningkatan efisiensi dan koordinasi dalam pengelolaan jemaah haji.
Harapan PPIH untuk Kenyamanan Jemaah Lansia
Dengan adanya peningkatan fasilitas transportasi yang ramah lansia dan sistem pelayanan yang terintegrasi dan terpantau, PPIH berharap para jemaah lansia dapat melaksanakan ibadah haji dengan aman, nyaman, dan tetap berada dalam pengawasan petugas. Hal ini menunjukkan komitmen PPIH untuk memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh jemaah haji, khususnya jemaah lansia.
Keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji bagi jemaah lansia tidak hanya bergantung pada fasilitas yang tersedia, tetapi juga pada kesadaran dan partisipasi aktif para jemaah dan pendampingnya dalam mengikuti arahan dan petunjuk dari petugas PPIH. Kerjasama yang baik antara PPIH dan jemaah akan sangat membantu dalam mewujudkan ibadah haji yang lancar dan penuh berkah.