Tradisi Thudong: Perjalanan Spiritual Para Biksu Jelang Hari Raya Waisak

- Redaksi

Friday, 9 May 2025 - 15:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tradisi Thudong (Dok. Ist)

Tradisi Thudong (Dok. Ist)

SwaraWarta.co.id – Menjelang perayaan Hari Raya Waisak pada Senin, 12 Mei 2025, para biksu atau bhante dari Thailand melakukan perjalanan jauh dengan berjalan kaki menuju Candi Borobudur, Indonesia.

Perjalanan ini dikenal dengan sebutan Thudong dan telah menjadi tradisi rutin yang menarik perhatian banyak orang setiap tahunnya.

Menurut informasi dari Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama, sebelum memulai perjalanan, para biksu menjalani ritual awal seperti mengambil lentera air dan menuliskan harapan mereka. Tradisi ini menjadi simbol awal dari perjalanan spiritual mereka.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada tahun 2024 lalu, Thudong sempat viral di media sosial karena banyak masyarakat yang penasaran dan terinspirasi dengan keteguhan para biksu. Tak sedikit warga yang ikut menyambut dan memberi dukungan sepanjang perjalanan mereka.

Baca Juga :  Kabar Duka: Bunda Iffet, Ibu Bimbim Slank, Tutup Usia

Apa Itu Thudong?

Thudong adalah tradisi berjalan kaki yang dilakukan oleh para biksu sebagai bentuk perjalanan spiritual.

Tradisi ini sudah ada sejak zaman Sang Buddha, yaitu saat para bhante belum memiliki wihara (tempat ibadah), sehingga mereka harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menyebarkan ajaran Buddha.

Selama perjalanan Thudong, para biksu tidak hanya berjalan kaki, tapi juga merenung dan menjalani puasa sebagai bentuk latihan spiritual.

Biasanya, tradisi ini berlangsung selama musim hujan selama empat bulan, namun pelaksanaan perjalanan dilakukan saat musim kemarau atau musim semi.

Thudong bukan sekadar berjalan kaki jauh, tetapi juga latihan untuk memperkuat kesabaran dan keteguhan hati.

Baca Juga :  Puluhan Karyawan PSSI di PHK, Benarkah Karena Transformasi Organisasi?

Para biksu hanya mengenakan jubah, sepasang sandal, dan kaus kaki. Mereka tetap berjalan meski harus menghadapi teriknya matahari. Selama perjalanan, mereka hanya makan satu kali sehari dan minum air secukupnya.

Semua ini menunjukkan bahwa kesabaran adalah salah satu nilai penting dalam ajaran Buddha. Sang Buddha sendiri pernah mengajarkan bahwa kesabaran adalah bentuk tertinggi dari praktik dhamma (kebenaran dan kebijaksanaan).

Berita Terkait

Job Fair 2025, 25.000 Lowongan Kerja Siap Dibuka, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya
Menpora: Indonesian Idol Bantu Anak Muda Tembus Dunia Musik dan Ekonomi Kreatif
Realme GT7 Series Siap Rilis Global 27 Mei 2025, Usung Teknologi Super Canggih
Kasus Covid-19 Naik di Beberapa Negara, Kemenkes Imbau Masyarakat Tetap Waspada
Polisi Tertibkan Bendera Ormas Ilegal di Kemayoran Demi Jaga Ketertiban Warga
Tim SAR Temukan 5 Jenazah Korban Banjir Bandang dan Longsor di Pegunungan Arfak
Jelang Lawan China dan Jepang, Dua Pemain Ini Absen dari Skuad Garuda
Hangatnya Diplomasi Budaya, Prabowo Nikmati Seni dan Kuliner Thailand

Berita Terkait

Tuesday, 20 May 2025 - 15:37 WIB

Job Fair 2025, 25.000 Lowongan Kerja Siap Dibuka, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya

Tuesday, 20 May 2025 - 15:34 WIB

Menpora: Indonesian Idol Bantu Anak Muda Tembus Dunia Musik dan Ekonomi Kreatif

Tuesday, 20 May 2025 - 15:32 WIB

Realme GT7 Series Siap Rilis Global 27 Mei 2025, Usung Teknologi Super Canggih

Tuesday, 20 May 2025 - 15:29 WIB

Kasus Covid-19 Naik di Beberapa Negara, Kemenkes Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Tuesday, 20 May 2025 - 15:27 WIB

Polisi Tertibkan Bendera Ormas Ilegal di Kemayoran Demi Jaga Ketertiban Warga

Berita Terbaru