SwaraWarta.co.id – Apa alasan bapak ibu guru memilih tugas tersebut aksi nyata terbaik itu? Para guru memilih tugas tertentu sebagai aksi nyata terbaik dengan keyakinan kuat bahwa tugas tersebut akan menghasilkan dampak nyata dalam proses pembelajaran dan pengembangan karakter siswa. Alasan utama meliputi:
1. Relevansi dengan kebutuhan dan konteks siswa
Guru memilih tugas yang langsung menyentuh kehidupan sehari-hari siswa—misalnya proyek kolaboratif yang mengasah kemampuan komunikasi, tanggung jawab, dan pemecahan masalah. Dengan relevansi tersebut, siswa lebih termotivasi, aktif, serta mampu menerapkan hasil belajar mereka di dunia nyata.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
2. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif
Daripada latihan rutin, guru cenderung memberi tugas yang mengajak siswa berpikir tingkat lanjut—analisis, evaluasi, dan mencipta. Model “Understanding by Design” (UBD) menekankan tujuan pembelajaran yang terarah, mendalam, dan menantang kreativitas siswa.
3. Pembelajaran berbasis proyek dan kolaboratif
Metode pembelajaran berbasis proyek memberi ruang bagi siswa untuk bereksperimen, bekerja sama, dan belajar melalui pengalaman langsung. Ini membuat proses belajar menjadi lebih menarik, interaktif, dan efektif karena dikelola secara aktif oleh siswa dan difasilitasi guru.
4. Mendorong keterlibatan dan motivasi siswa
Dengan memilih tugas yang menantang dan sesuai minat siswa (misalnya eksperimen sains atau membuat vlog bahasa), guru menghadirkan pembelajaran yang tidak monoton. Hal ini meningkatkan antusiasme, keaktifan, serta rasa percaya diri siswa ketika melihat hasil konkret dari usaha mereka.
5. Kesempatan inovasi untuk guru
Guru terdorong untuk bereksperimen dalam merancang tugas: menggunakan teknologi, media pembelajaran kreatif, hingga metode baru. Ini tak hanya memperkaya pengalaman siswa, tetapi juga meningkatkan kompetensi profesional guru melalui refleksi dan evaluasi terhadap metode yang digunakan.
6. Evaluasi pembelajaran yang lebih bermakna
Lewat tugas tersebut, guru dapat melakukan refleksi atas efektivitas pembelajaran—mengukur pemahaman siswa dan memberi umpan balik konstruktif. Ini memungkinkan perbaikan metode mengajar dan penyusunan strategi pembelajaran yang lebih tepat sasaran .
Secara keseluruhan, tugas-tugas yang dipilih bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi merupakan aksi nyata yang mencerminkan komitmen guru untuk menciptakan pembelajaran bermakna. Melalui tugas yang relevan, menantang, dan inovatif, guru mendukung tumbuhnya siswa sebagai pribadi yang berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan mandiri—sesuai dengan visi pendidikan era Merdeka Belajar.