Kasus-kasus pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat kepolisian, seperti penyiksaan, salah tembak, dan salah tangkap, merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan tegas dari pemerintah. Laporan dari KontraS pada awal 2024, yang mencatat setidaknya lima korban dari lima peristiwa berbeda, menunjukkan betapa mendesaknya situasi ini.
Tindakan-tindakan tersebut merupakan pelanggaran HAM karena melanggar hak-hak dasar warga negara yang dijamin oleh konstitusi dan hukum internasional. Hak atas kehidupan, kebebasan, dan keamanan pribadi merupakan hak fundamental yang tidak boleh dilanggar.
Salah tembak dan penyiksaan yang mengakibatkan kematian jelas merupakan pelanggaran hak untuk hidup dan bebas dari perlakuan kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat. Salah tangkap tanpa prosedur hukum yang benar juga merupakan pelanggaran hak atas kebebasan dan perlindungan dari penahanan sewenang-wenang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 menjamin hak setiap orang atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil. Negara berkewajiban untuk melindungi hak-hak ini, dan aparat negara, termasuk kepolisian, seharusnya menjadi garda terdepan dalam melindungi, bukan melanggar, hak-hak tersebut.
Pemerintah harus mengambil langkah-langkah komprehensif untuk mencegah dan menindak pelanggaran HAM oleh aparat kepolisian. Hal ini memerlukan pendekatan multi-sektoral dan komitmen yang kuat dari semua pihak.
Setiap kasus pelanggaran HAM harus diselidiki secara transparan dan tuntas. Pelaku harus diproses secara hukum, baik pidana maupun etik, tanpa pandang bulu. Impunitas harus dihentikan untuk mencegah terulangnya pelanggaran serupa.
Sistem peradilan yang adil dan efisien sangat penting. Korban harus mendapatkan akses keadilan yang mudah dan efektif, termasuk akses kepada bantuan hukum dan kompensasi yang layak.
Lembaga-lembaga HAM seperti Komnas HAM perlu diperkuat kapasitasnya dalam hal investigasi, advokasi, dan rekomendasi kebijakan. Independensi lembaga-lembaga ini harus dijaga agar mereka dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan objektif.
Peningkatan anggaran dan sumber daya manusia yang berkualitas adalah hal penting untuk memastikan lembaga HAM dapat beroperasi secara optimal.
Reformasi struktural dan kultural di kepolisian sangat diperlukan. Pelatihan HAM yang komprehensif dan berkelanjutan harus diberikan kepada seluruh anggota kepolisian.
Kurikulum pelatihan harus mencakup prinsip-prinsip HAM, standar prosedur operasional, serta mekanisme pengaduan dan pertanggungjawaban. Pelatihan juga harus mencakup isu-isu sensitivitas gender dan kerentanan kelompok tertentu.
Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan HAM perlu direvisi dan diperbarui jika perlu. Peraturan tersebut harus jelas, komprehensif, dan mudah dipahami dan diakses oleh masyarakat.
Mekanisme pengaduan dan perlindungan saksi dan korban harus diperkuat agar masyarakat merasa aman untuk melaporkan pelanggaran yang terjadi.
Masyarakat harus dilibatkan secara aktif dalam pengawasan kinerja aparat penegak hukum. Mekanisme pelaporan yang mudah dan aman perlu dibangun. Pelapor harus dilindungi dari intimidasi dan ancaman.
Transparansi dan akses informasi publik juga penting untuk mendorong akuntabilitas dan partisipasi publik yang efektif.
Evaluasi berkala terhadap kinerja dan budaya organisasi kepolisian perlu dilakukan. Jika ditemukan pola pelanggaran sistemik, reformasi kelembagaan yang menyeluruh harus dilakukan.
Evaluasi juga harus mencakup sistem pengawasan internal dan eksternal, serta mekanisme penyelesaian sengketa yang efektif.
Kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional seperti PBB dan organisasi HAM internasional dapat memberikan dukungan teknis dan advokasi dalam upaya perlindungan HAM.
Pemerintah dapat belajar dari praktik-praktik terbaik di negara lain dan mendapatkan akses ke sumber daya dan keahlian internasional.
Pelanggaran HAM oleh aparat kepolisian merupakan masalah serius yang membutuhkan respons komprehensif dan berkelanjutan dari pemerintah. Hanya dengan langkah-langkah yang tegas, transparan, dan akuntabel, pemerintah dapat memastikan perlindungan HAM bagi seluruh warga negara dan mencegah terulangnya pelanggaran serupa.
Komitmen yang kuat dari pemerintah, aparat penegak hukum, lembaga HAM, dan masyarakat sipil sangat penting untuk mencapai tujuan ini. Perlindungan HAM bukanlah sekadar slogan, tetapi merupakan kewajiban konstitusional dan moral negara.
Tata kelola pemerintahan modern telah mengalami transformasi signifikan. Pergeseran dari sistem manual menuju pemanfaatan teknologi…
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) merupakan pilar penting dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih…
Perencanaan pemerintahan yang efektif merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu negara. Proses perencanaan ini membutuhkan pertimbangan…
Implementasi *electronic government* (e-government) menandai era baru dalam tata kelola pemerintahan. Peralihan dari sistem manual…
Generasi Milenial dan Gen Z merupakan kelompok pemilih terbesar dalam Pemilu 2024. Partisipasi mereka, baik…
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) merupakan sistem yang krusial dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan…