PT Angkasa Makmur, berdasarkan struktur organisasinya yang terdiri dari Direktur Keuangan, Direktur Penelitian & Pengembangan, Direktur Pemasaran, Direktur Perencanaan Perusahaan & Komunikasi, dan Direktur Pengendalian Produksi & Logistik, mengadopsi struktur organisasi fungsional. Ini adalah model umum di mana tugas dibagi berdasarkan fungsi utama manajemen.
Struktur fungsional memiliki karakteristik tertentu. Pembagian kerja berdasarkan fungsi spesifik, seperti keuangan atau pemasaran, memastikan spesialisasi. Setiap direktur bertanggung jawab penuh atas unitnya, menciptakan hierarki yang jelas. Namun, koordinasi antar fungsi seringkali terbatas.
Jenis dan Ciri-ciri Struktur Organisasi PT Angkasa Makmur
Struktur fungsional PT Angkasa Makmur menunjukan beberapa ciri khas. Pertama, pembagian tugas berdasarkan fungsi utama. Direktur Keuangan fokus pada keuangan, Direktur Pemasaran pada pemasaran, dan seterusnya. Kedua, spesialisasi yang mendalam memungkinkan pengembangan keahlian karyawan dalam bidangnya masing-masing.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketiga, wewenang dan komando jelas terdefinisi. Setiap direktur memiliki wewenang atas unitnya. Keempat, koordinasi antar fungsi relatif terbatas, dengan interaksi lebih intensif di dalam masing-masing fungsi. Kelima, jalur vertikal yang tegas ditandai dengan hubungan atasan-bawahan yang formal dalam setiap fungsi.
Keenam, pengambilan keputusan didasarkan pada keahlian fungsional. Direktur Keuangan, misalnya, mengambil keputusan yang berkaitan dengan keuangan. Struktur ini cocok untuk perusahaan dengan lingkungan bisnis stabil dan produk/jasa terbatas, memaksimalkan efisiensi dan spesialisasi.
Keuntungan Struktur Organisasi Fungsional di PT Angkasa Makmur
Struktur ini menawarkan beberapa keuntungan. Efisiensi operasional tinggi tercipta karena optimalisasi sumber daya dan proses kerja dalam setiap fungsi. Spesialisasi dan pengembangan keahlian karyawan meningkat karena konsistensi tugas. Pengawasan dan evaluasi kinerja karyawan juga lebih mudah dilakukan.
Koordinasi internal yang efektif terjadi di dalam setiap fungsi karena kesamaan tujuan dan pemahaman. Duplikasi tugas diminimalisasi karena pembagian kerja yang jelas. Pelatihan karyawan dapat lebih terfokus pada keahlian spesifik setiap departemen. Struktur ini ideal untuk perusahaan skala kecil hingga menengah dengan produk terbatas.
Kelemahan Struktur Organisasi Fungsional di PT Angkasa Makmur
Meskipun menguntungkan, struktur ini juga memiliki kelemahan. Koordinasi antar fungsi seringkali kurang efektif, berpotensi menimbulkan “silo mentality” di mana setiap departemen hanya fokus pada kepentingannya sendiri. Respons terhadap perubahan pasar atau teknologi pun bisa lambat karena proses koordinasi yang berlapis.
Pengambilan keputusan tersentralisasi dapat memperlambat proses pengambilan keputusan dan membebani manajemen puncak. Kesulitan dalam mutasi atau rotasi karyawan terjadi karena spesialisasi mendalam. Karyawan mungkin kurang memiliki wawasan menyeluruh terhadap tujuan organisasi.
Potensi kebosanan dan monotoni bagi karyawan karena pekerjaan yang berulang dan spesifik juga perlu dipertimbangkan. Komunikasi lintas departemen seringkali kurang lancar, menghambat proses bisnis yang membutuhkan kerja sama antar fungsi.
Rekomendasi untuk PT Angkasa Makmur
Agar kelemahan tersebut diminimalisasi, PT Angkasa Makmur perlu menerapkan strategi untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antar departemen. Mekanisme komunikasi yang efektif dan pelatihan lintas fungsi penting untuk meningkatkan fleksibilitas sumber daya manusia.
Pengembangan sistem informasi manajemen yang terintegrasi dapat membantu meningkatkan aliran informasi antar departemen. Program pelatihan yang mendorong kolaborasi dan pemahaman antar fungsi juga dapat membantu mengatasi “silo mentality”. Pertimbangan untuk mengadopsi elemen dari struktur organisasi lain, seperti struktur matriks, dapat meningkatkan fleksibilitas.
Kesimpulannya, struktur fungsional memiliki peran penting bagi PT Angkasa Makmur dalam efisiensi dan spesialisasi. Akan tetapi, manajemen perlu secara aktif mengatasi kelemahannya dengan meningkatkan komunikasi, kolaborasi, dan fleksibilitas organisasi untuk memastikan keberhasilan perusahaan jangka panjang.