Apa Pengertian Manusia Merdeka Menurut KI Hajar Dewantara
SwaraWarta.co.id – Apa pengertian manusia merdeka menurut KI Hajar Dewantara? Istilah manusia merdeka sering kali kita dengar, tetapi apa sebenarnya makna di baliknya, terutama dari sudut pandang tokoh pendidikan legendaris, Ki Hajar Dewantara?
Jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, Ki Hajar Dewantara telah mengemukakan konsep ini sebagai fondasi utama dalam sistem pendidikannya di Taman Siswa.
Bagi Ki Hajar Dewantara, manusia merdeka bukanlah sekadar individu yang bebas dari penjajahan fisik. Lebih dalam dari itu, kemerdekaan sejati adalah kemerdekaan batin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ini mencakup tiga aspek utama: mandiri, tidak bergantung pada orang lain, dan berdikari.
Pertama, mandiri. Manusia merdeka harus mampu berdiri di atas kaki sendiri. Mereka tidak harus selalu meminta atau menunggu bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalahnya. Kemandirian ini adalah wujud dari keberanian dan keyakinan diri.
Kedua, tidak bergantung pada orang lain. Ini adalah kelanjutan dari poin pertama. Seseorang yang merdeka secara batin memiliki kontrol penuh atas hidupnya. Mereka tidak mudah diintervensi atau dipengaruhi oleh pihak luar yang bisa mengarahkan mereka pada hal-hal yang tidak sesuai dengan hati nuraninya.
Ketiga, berdikari. Singkatan dari “berdiri di atas kaki sendiri,” berdikari adalah perwujudan nyata dari kemandirian. Ini berarti memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri, baik secara ekonomi, sosial, maupun spiritual, tanpa terus-menerus mengandalkan orang lain.
Menurut Ki Hajar Dewantara, peran pendidikan sangat vital dalam membentuk individu yang merdeka. Pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu pengetahuan dari guru ke murid. Sebaliknya, pendidikan harus menjadi “taman” tempat anak-anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alamnya.
Guru, dalam konsep ini, berperan sebagai “pamong.” Mereka tidak memerintah, melainkan membimbing, menuntun, dan mendampingi murid-muridnya. Tujuannya adalah agar setiap anak dapat menemukan potensi terbaiknya dan menjadi individu yang berani, kreatif, dan bertanggung jawab.
Dengan demikian, pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang memberikan ruang bagi siswa untuk bereksplorasi, berinovasi, dan mengambil keputusan. Ini menciptakan lingkungan belajar yang aman dan suportif, di mana kesalahan dianggap sebagai bagian dari proses belajar, bukan sebagai kegagalan.
Hari ini, di tengah era globalisasi dan informasi yang masif, konsep manusia merdeka Ki Hajar Dewantara menjadi semakin relevan. Kita membutuhkan individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat, mampu berpikir kritis, dan tidak mudah terombang-ambing oleh arus informasi yang menyesatkan.
Manusia merdeka adalah fondasi bagi masyarakat yang kuat. Ketika setiap individu mampu memerdekakan dirinya, mereka akan bersama-sama menciptakan masyarakat yang berdaulat, adil, dan makmur. Itulah warisan abadi dari Ki Hajar Dewantara yang harus terus kita lestarikan.
Apakah kamu memiliki pandangan lain tentang manusia merdeka?
SwaraWarta.co.id - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI adalah salah satu BUMN yang…
SwaraWarta.co.id - Bagi generasi muda Indonesia yang bercita-cita mengabdi kepada negara melalui karier militer, Pendaftaran PAPK…
SwaraWarta.co.id - Gusi bengkak adalah masalah kesehatan mulut yang umum terjadi. Kondisi ini sering kali…
SwaraWarta.co.id - Observasi adalah gerbang pertama menuju pemahaman. Entah kamu seorang peneliti, mahasiswa, atau sekadar…
SwaraWarta.co.id – Bagaimana cara menghilangkan bau kaki? Bau kaki seringkali menjadi masalah yang memalukan dan…
SwaraWarta.co.id - Bagi calon mahasiswa yang berencana masuk perguruan tinggi negeri (PTN) pada tahun 2026,…