Prabowo Tegaskan Tidak Akan Mundur
SwaraWarta.co.id – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dengan tegas menyatakan bahwa dirinya tidak akan mundur satu langkah pun dalam menghadapi mafia-mafia dan koruptor, yang dianggap turut merusak fondasi demokrasi di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan usai beliau menjenguk anggota Polri yang menjadi korban kericuhan, di Rumah Sakit Polri, Jakarta, Senin (1/9/2025).
“Saya akan hadapi mafia-mafia yang sekuat apapun saya hadapi atas nama rakyat. Saya bertekad memberantas korupsi sekuat apapun mereka. Demi Allah, saya tidak akan mundur setapak pun, saya yakin rakyat bersama saya,” ujar Prabowo penuh determinasi.
Pernyataan ini menegaskan komitmen Presiden terhadap pemberantasan mafia yang diduga sebagai aktor di balik sejumlah praktik korupsi dan politik transaksional yang berpotensi melemahkan demokrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Prabowo telah menyuarakan keprihatinan serupa. Ia pernah menekankan bahwa demokrasi “bisa dibajak, dibeli, dan dirusak” jika tidak dijaga secara ketat.
Momentum ini datang di tengah gejolak sosial dan politik yang sedang berlangsung di berbagai wilayah Indonesia. Aksi-aksi protes rakyat terhadap para wakil rakyat yang menerima tunjangan luar biasa serta ketidakadilan ekonomi telah memicu gelombang ketidakpuasan.
Massa yang marah menuduh adanya cengkeraman mafia, oligarki, dan aktor-aktor tak terlihat yang bertindak melawan kepentingan publik.
Di sisi lain, pemerintah telah mulai merespons dengan beberapa kebijakan reformasi. Presiden telah menangguhkan tunjangan mewah bagi anggota DPR, seperti tunjangan perumahan senilai USD 3.000 per bulan, menghentikan kunjungan luar negeri, serta memerintahkan penyelidikan atas insiden tragis yang memicu kerusuhan.
Namun protes tidak surut. Kekerasan aparat, tuduhan pengekangan demonstrasi, dan tuduhan pencampuradukan narasi asing memperkuat sentimen rakyat terhadap ancaman terhadap demokrasi.
Pernyataan keras Presiden Prabowo ini menampilkan dua dimensi yang mencolok. Pertama, sebagai simbol tekad pemerintah dalam memberantas praktik mafia dan korupsi yang dianggap mencabik demokrasi. Kedua, sebagai langkah simbolis untuk meredam gejolak massa dengan menampilkan figur pimpinan tegas yang tak gentar terhadap tekanan.
Meski demikian, skeptisisme tetap muncul dari sejumlah pihak baik yang khawatir potensi otoritarianisme, maupun kekhawatiran atas pelemahan institusi demokrasi. Integritas proses reformasi dan transparansi menjadi kunci agar pernyataan tegas itu benar-benar diwujudkan, bukan sekadar retorika publik.
SwaraWarta.co.id – Apa yang bisa menjadi penyebab caregiver burnout? Apakah Anda seorang caregiver yang merawat…
SwaraWarta.co.id - Pernah nggak sih, kamu lagi semangat mau live TikTok tapi tiba-tiba dapat notifikasi…
SwaraWarta.co.id – Dalam upaya memberikan penghargaan atas pengabdian dan pengorbanan anggota kepolisian, Presiden Prabowo Subianto…
SwaraWarta.co.id – Jelaskan cara melakukan passing atas dalam permainan bola voli? Passing atas, atau yang…
SwaraWarta.co.id - Persib Bandung kembali menunjukkan keseriusannya dalam membangun tim kompetitif untuk musim 2025-2026 dengan…
SwaraWarta.co.id – Bagaimana cara download Kaiju No 8 game PC? Apakah Anda penggemar anime Kaiju…