Pancasila disebut sistem filsafat karena sila-silanya saling terkait dan menjadi dasar persatuan bangsa Indonesia dalam keberagaman.
Bagi kalian yang sedang mencari referensi jawaban soal Pancasila disebut sebagai sistem filsafat karena sila-silanya merupakan satu kesatuan yang utuh, saling terkait, dan tidak bisa dipisahkan, silakan simak artikel ini sampai selesai.
Artikel ini membahas secara mendalam bagaimana kesatuan sila-sila Pancasila menjadi dasar bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi perbedaan suku, agama, budaya, dan pandangan politik. Penjelasan disusun dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami oleh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum yang ingin memahami hakikat Pancasila sebagai sistem filsafat bangsa.
Pancasila disebut sebagai sistem filsafat karena sila-silanya merupakan satu kesatuan yang utuh, saling terkait, dan tidak bisa dipisahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Anda, bagaimana kesatuan sila-sila Pancasila ini dapat menjadi dasar bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi perbedaan suku, agama, budaya, dan pandangan politik?
Berikan contoh dan sumber referensi yang valid!
Secara umum, filsafat adalah hasil berpikir mendalam tentang hakikat kehidupan, kebenaran, dan nilai-nilai yang mendasari perilaku manusia.
Ketika dikatakan bahwa Pancasila merupakan sistem filsafat, artinya Pancasila tidak hanya sekadar kumpulan lima sila, tetapi sebuah kesatuan nilai yang menyeluruh dan saling melengkapi dalam membentuk dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lima sila dalam Pancasila terdiri atas:
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Kelima sila tersebut tidak dapat berdiri sendiri, karena setiap sila memiliki hubungan hierarkis dan fungsional.
Misalnya, nilai kemanusiaan dan keadilan sosial tidak dapat dilepaskan dari nilai ketuhanan dan persatuan. Begitu pula, demokrasi (sila keempat) tidak bisa dijalankan tanpa menjunjung tinggi kemanusiaan dan keadilan sosial.
Dengan demikian, kesatuan sila-sila Pancasila membentuk sistem nilai yang utuh dan menjadi dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara.
Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat majemuk — terdiri dari lebih dari 1.300 suku bangsa, 700 bahasa daerah, serta berbagai agama dan kepercayaan.
Keberagaman ini bisa menjadi kekuatan besar jika dikelola dengan baik, tetapi juga dapat memicu konflik jika tidak ada dasar pemersatu.
Di sinilah Pancasila berperan penting sebagai landasan moral, etika, dan filosofis bangsa Indonesia.
Menjadi dasar toleransi antarumat beragama.
Setiap warga negara bebas menjalankan ibadah sesuai keyakinannya, tetapi tetap menghormati agama lain.
Contoh: Pemerintah menjamin hari besar semua agama seperti Idul Fitri, Natal, Waisak, dan Nyepi.
Menegaskan bahwa setiap manusia harus diperlakukan dengan hormat, tanpa diskriminasi suku, agama, ras, atau golongan.
Contoh: Penegakan hak asasi manusia (HAM) diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28A–28J.
Mendorong rasa nasionalisme dan cinta tanah air, agar perbedaan tidak memecah belah bangsa.
Contoh: Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” adalah wujud nyata nilai sila ketiga.
Menjadi dasar bagi sistem demokrasi Indonesia yang mengutamakan musyawarah dan mufakat, bukan konflik atau kekerasan.
Contoh: Pemilihan umum di Indonesia dilakukan secara damai dan terbuka untuk semua warga negara.
Menekankan pentingnya pemerataan kesejahteraan dan keadilan dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan sosial.
Contoh: Program pemerintah seperti Kartu Indonesia Pintar dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) mencerminkan nilai sila kelima.
Kesatuan antara sila-sila Pancasila menciptakan kerangka berpikir yang harmonis dalam menghadapi perbedaan di masyarakat.
Beberapa contoh penerapan kesatuan sila dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
Dalam kehidupan beragama, warga Indonesia belajar saling menghormati keyakinan masing-masing (sila pertama) sekaligus menjaga persatuan nasional (sila ketiga).
Dalam politik, perbedaan pandangan diakomodasi melalui musyawarah (sila keempat) dengan tetap menjunjung tinggi keadilan sosial (sila kelima).
Dalam kehidupan sosial, setiap orang dituntut memperlakukan sesama dengan adil dan beradab (sila kedua) demi menjaga keutuhan bangsa (sila ketiga).
Dengan kata lain, setiap sila mendukung sila lainnya, membentuk sistem nilai yang menyeluruh dan tidak terpisahkan.
Notonagoro, Kaelan (2013). Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Yogyakarta: Paradigma.
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) – Modul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2020).
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kemendikbudristek RI (2021). Profil Pelajar Pancasila.
Pancasila disebut sebagai sistem filsafat karena seluruh sila yang ada di dalamnya membentuk satu kesatuan yang utuh dan saling melengkapi.
Kesatuan ini menjadi landasan utama bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi perbedaan suku, agama, budaya, dan pandangan politik.
Dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup, masyarakat Indonesia dapat menjaga persatuan dalam keberagaman (unity in diversity) serta membangun kehidupan yang damai, adil, dan sejahtera.
SwaraWarta.co.id - Pemerintah resmi meluncurkan program pemutihan tunggakan iuran BPJS Kesehatan yang mulai berlaku pada…
SwaraWarta.co.id – Kenapa habis makan ngantuk? Apakah Anda sering dilanda rasa kantuk yang tak tertahankan…
SwaraWarta.co.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggebrak dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Provinsi…
SwaraWarta.co.id – Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) secara resmi menolak banding yang diajukan Federasi Sepak Bola…
Di era digital seperti sekarang, teknologi berperan besar dalam mendukung komunikasi di dalam organisasi. Hampir…
Uniqlo beroperasi di pasar pakaian global yang merupakan salah satu pasar terbesar di dunia dan…