Menjaga Ucapan dalam Menilai Sebuah Masalah Berdasarkan Pengetahuan Islam

- Redaksi

Tuesday, 10 September 2024 - 21:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

SwaraWarta.co.id – Dalam Islam, tidak diperkenankan bagi siapapun untuk membahas atau memberikan penilaian terhadap suatu isu tanpa memiliki pengetahuan yang mendalam dan memadai tentang Islam.

Setiap diskusi atau pendapat yang disampaikan haruslah berlandaskan bukti yang kuat dan tidak hanya berdasarkan klaim yang tidak berdasar atau sekadar mengikuti hawa nafsu.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebaliknya, seseorang yang ingin membahas persoalan agama harus ikhlas, membersihkan diri dari hawa nafsu yang dapat menjauhkan mereka dari kebenaran.

Selain itu, sangat penting bagi seorang individu untuk memiliki pemahaman yang luas mengenai ajaran Islam dan kemampuan membedakan antara dalil yang shahih (autentik) dan dhaif (lemah).

Hanya dengan demikian, seseorang akan mampu menarik kesimpulan hukum Islam dengan tepat dari dalil-dalil yang ada.

Tanpa kemampuan ini, seseorang tidak layak untuk membahas apalagi memberikan fatwa mengenai suatu masalah.

Baca Juga :  Di Sebuah Desa yang Terpencil, Terdapat Sebuah Madrasah yang Menjadi Satu-satunya Tempat bagi Anak-anak untuk Menuntut Ilmu

Seorang ulama atau siapapun yang ingin menyampaikan pendapat tentang agama harus berhati-hati dengan apa yang mereka katakan atau tuliskan.

Hal ini dikarenakan konsekuensi dari ucapan kita adalah hal yang harus kita takuti dan waspadai dengan serius.

Nabi Muhammad SAW telah memberikan peringatan kepada para sahabatnya, termasuk kepada Mu’adz bin Jabal r.a, mengenai bahaya ucapan yang salah.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawood, dan At-Tirmidzi, Mu’adz bertanya kepada Nabi Muhammad dengan penuh keheranan:

“Apakah kita akan dimintai pertanggungjawaban atas segala yang kita ucapkan?”

Nabi Muhammad kemudian menjawab: “Apakah kamu tahu apa yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka, selain produk dari lisan mereka?”

Hadits ini mengajarkan kepada kita betapa besar pengaruh dan bahaya dari perkataan yang tidak dijaga.

Baca Juga :  Kesabaran dalam Menahan Diri dari Larangan: Mengutamakan Perintah Allah di Era Modern

Oleh karena itu, seorang Muslim hendaknya selalu menjaga lisannya dan berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu, terutama ketika membahas perkara agama.

Ucapan yang sembarangan, tanpa didasari ilmu yang benar, dapat menyebabkan kesalahan besar dan merugikan diri sendiri serta orang lain.

Menjaga Lisan dari Perdebatan yang Tidak Berdasar

Terkadang, perdebatan dalam masalah agama seringkali muncul karena ketidaktahuan atau sekadar mengikuti pendapat tanpa pengetahuan yang jelas.

Islam menekankan pentingnya berhati-hati dalam berbicara dan tidak terjebak dalam perdebatan yang tidak memiliki dasar yang kuat.

Sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, menjaga lisan adalah bagian penting dari keimanan.

Ucapan yang tidak dijaga dapat menjerumuskan seseorang ke dalam dosa besar, termasuk menimbulkan fitnah dan perselisihan di antara sesama Muslim.

Baca Juga :  Kaum Muhajirin Adalah Pengikut Setia Rasulullah: Sejarah dan Pengorbanannya

Untuk itu, sebelum berbicara atau memberikan pendapat, hendaknya seseorang bertanya pada dirinya sendiri: Apakah yang akan saya katakan ini didasarkan pada ilmu yang shahih?

Apakah pendapat saya sesuai dengan ajaran Islam yang benar? Jika jawabannya tidak, maka lebih baik untuk diam dan belajar lebih banyak sebelum memberikan penilaian atau pendapat.

Pentingnya Ilmu dalam Menyampaikan Pendapat

Pada akhirnya, hanya mereka yang memiliki pengetahuan Islam yang mendalam, mampu memahami dalil-dalil dengan baik, dan terbebas dari hawa nafsu yang layak untuk membahas suatu masalah agama.

Umat Islam dituntut untuk selalu berhati-hati dalam berbicara dan memberikan pendapat agar tidak terjerumus dalam kesalahan yang berakibat fatal.

Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, menjaga lisan adalah salah satu kunci untuk meraih keselamatan di dunia dan akhirat.***

Berita Terkait

APA Yang Dimaksud Dengan Penilaian Kinerja Dan Mengapa Hal Ini Penting Dalam Sebuah Organisasi? Apa Metode Penilaian Kinerja Yang Paling Tepat
TAHAPAN (Start-Up Project) dengan Mengevaluasi Keenam Aspek Oleh Jensen dan Dinitzen (2014: 37-44)
PENGERTIAN Proyek Menurut Para Ahli Khusunya PMBOK Guide dan Kerzner (2013)
RANCANGAN Program Pengembangan Profesional Guru Berbasis TIK
Bagaimana Sistem Kepercayaan pada Masa Perundagian? Berikut ini Penjelasannya!
Mitos atau Fakta: Apakah Petir Bisa Menyambar Hp Anda?
Sebutkan 5 Contoh Kewajiban yang Harus Dilakukan Anak Setelah Memasuki Usia Baligh?
Bagaimana Cara Kita Sebagai Pelajar dapat Menyalurkan Aspirasi Secara Demokratis? Mari Kita Bahas!

Berita Terkait

Saturday, 1 November 2025 - 18:08 WIB

APA Yang Dimaksud Dengan Penilaian Kinerja Dan Mengapa Hal Ini Penting Dalam Sebuah Organisasi? Apa Metode Penilaian Kinerja Yang Paling Tepat

Saturday, 1 November 2025 - 18:01 WIB

TAHAPAN (Start-Up Project) dengan Mengevaluasi Keenam Aspek Oleh Jensen dan Dinitzen (2014: 37-44)

Saturday, 1 November 2025 - 17:57 WIB

PENGERTIAN Proyek Menurut Para Ahli Khusunya PMBOK Guide dan Kerzner (2013)

Saturday, 1 November 2025 - 17:53 WIB

RANCANGAN Program Pengembangan Profesional Guru Berbasis TIK

Friday, 31 October 2025 - 20:06 WIB

Bagaimana Sistem Kepercayaan pada Masa Perundagian? Berikut ini Penjelasannya!

Berita Terbaru

Rancangan program pengembangan profesional guru berbasis TIK untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas pembelajaran di era digital.

Pendidikan

RANCANGAN Program Pengembangan Profesional Guru Berbasis TIK

Saturday, 1 Nov 2025 - 17:53 WIB

Kenapa Lidah Terasa Pahit?

Kesehatan

Kenapa Lidah Terasa Pahit? Mengenali Penyebab dan Solusinya

Saturday, 1 Nov 2025 - 17:00 WIB