Wayang Potehi, Merintis Harapan di Tahun Baru Imlek dan Menjaga Eksistensi Tradisi dari Gerusan Jaman

- Redaksi

Sunday, 11 February 2024 - 12:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wayang Potehi Khas Imlek-SwaraWarta.co.id (Sumber: Kompas)

SwaraWarta.co.id – Momentum Tahun Baru Imlek menjadi peluang bagi wayang potehi, pertunjukan unik yang mencerminkan perpaduan budaya China dan Indonesia, untuk terus hidup di tengah ancaman kepunahan.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Diperkirakan hanya ada kurang dari 10 dalang yang berusaha melestarikan seni wayang potehi di Indonesia, sementara regenerasi terus terhambat.

Salah satu dari sedikit dalang yang masih ada adalah Sugiyo Waluyo, atau lebih dikenal sebagai Subur.

Sejak awal Februari, ia diundang ke Jakarta untuk tampil di Mal Ciputra selama 25 hari, dengan tiga sesi pertunjukan setiap harinya.

Subur menceritakan kisah serial tentang perjuangan seorang pendekar yang berusaha mengungkap kejahatan seorang pejabat pemerintahan yang membangun paviliun indah di atas penderitaan rakyat.

Baca Juga :  Nikmatnya Bakso Porang di Ponorogo, Cocok untuk Menu Diet

Meskipun kisah ini dikembangkan selama lebih dari tiga pekan, dengan tiga sesi per hari, Subur kini merasa cemas karena regenerasi dalang terhenti.

Beberapa dalang telah meninggal dalam satu dekade terakhir, sementara tidak ada generasi muda yang sepenuhnya serius menggeluti kesenian ini.

Subur memperkirakan hanya ada sekitar lima dalang wayang potehi berdasarkan kontak komunikasi yang masih ada di antara para seniman.

Ia khawatir bahwa jika tidak ada regenerasi dari generasi muda, wayang potehi akan punah. Subur menyebutkan bahwa sudah banyak rekan-rekannya yang meninggal.

Kesenian wayang potehi memiliki sejarah panjang dalam hubungan kebudayaan antara Indonesia dan China.

Masuk ke Indonesia beberapa abad lalu bersamaan dengan kedatangan para pedagang China, khususnya di wilayah Semarang, Jawa Tengah.

Baca Juga :  Belasan Paskibraka Lepas Hijab, MUI Buka Suara

Pertunjukan ini biasanya melibatkan tiga pemain alat musik, satu dalang, dan satu asisten dalang.

Subur menjelaskan bahwa menjadi seorang dalang membutuhkan waktu yang panjang.

Meskipun dia sudah berkecimpung selama 50 tahun, baru setelah dua dekade mencoba berbagai posisi seperti asisten dalang dan pemain alat musik, ia benar-benar siap menjadi seorang dalang.

Proses panjang ini juga menjadi alasan regenerasi yang minim.

Seiring berkembangnya jaman, pertunjukan wayang potehi semakin sulit dijumpai dalam acara-acara biasa, kecuali pada momen tertentu seperti Tahun Baru Imlek.

Kelangkaan ini membawa Milana, seorang wanita dari Bekasi, untuk menempuh perjalanan satu jam menggunakan kereta guna menyaksikan pertunjukan wayang potehi di Mal Ciputra di Jakarta Barat.

Baca Juga :  Terungkap! Ini Pelaku Pembuangan Bayi di Pinggir Jalan Sumba Timur

Ia mengungkapkan kekhawatirannya terhadap eksistensi seni ini yang semakin redup dan menyarankan agar cerita yang dibawakan lebih sederhana agar mudah dipahami oleh anak-anak.

Pemerintah juga perlu memberikan lebih banyak dukungan untuk pelestarian kebudayaan ini.

Milana menyarankan pemerintah untuk menghadirkan pertunjukan wayang potehi lebih rutin di beberapa tempat publik yang kental dengan kebudayaan China.

Sementara Subur, sebagai pelaku seni, meminta dukungan logistik seperti pengadaan alat musik hingga seragam dari pemerintah.

Keterbatasan akses ke beberapa alat musik yang harus dibeli langsung dari China juga menjadi tantangan.

Subur berharap agar pemerintah dapat membantu dalam hal ini.

Dengan langkah-langkah konkret, diharapkan seni wayang potehi dapat tetap hidup dan menjadi bagian integral dari kekayaan budaya Indonesia.***

Berita Terkait

Apakah Palestina Sudah Merdeka? Status Terkini 2025
Panduan Lengkap Pendaftaran JOTA-JOTI 2025: Merayakan Dunia yang Dibentuk oleh Kaum Muda
4 Kelebihan Jet Tempur Chengdu J-10 yang Bikin Dunia Militer Terkagum
Purbaya Tolak Bayar Utang Kereta Cepat, Begini Respon dari Pemerintah
Cara Cetak Pertek NIP PPPK 2025: Panduan Lengkap dan Link Resmi
Tambahan Tunjangan Profesi Guru 2025: Jadwal, Besaran, dan Syaratnya
Tanggal 14 Oktober Memperingati Hari Apa? Simak Penjelasannya
Update Harga Cabai Merah Hari Ini: Gejolak Terpantau di Berbagai Daerah

Berita Terkait

Saturday, 18 October 2025 - 17:45 WIB

Apakah Palestina Sudah Merdeka? Status Terkini 2025

Friday, 17 October 2025 - 16:53 WIB

Panduan Lengkap Pendaftaran JOTA-JOTI 2025: Merayakan Dunia yang Dibentuk oleh Kaum Muda

Thursday, 16 October 2025 - 14:09 WIB

4 Kelebihan Jet Tempur Chengdu J-10 yang Bikin Dunia Militer Terkagum

Wednesday, 15 October 2025 - 14:31 WIB

Purbaya Tolak Bayar Utang Kereta Cepat, Begini Respon dari Pemerintah

Wednesday, 15 October 2025 - 10:57 WIB

Cara Cetak Pertek NIP PPPK 2025: Panduan Lengkap dan Link Resmi

Berita Terbaru

Cara Mengqodho Sholat Dzuhur di Waktu Ashar

Lifestyle

Cara Mengqodho Sholat Dzuhur di Waktu Ashar: Panduan Lengkap

Saturday, 18 Oct 2025 - 18:01 WIB

Apakah Palestina Sudah Merdeka

Berita

Apakah Palestina Sudah Merdeka? Status Terkini 2025

Saturday, 18 Oct 2025 - 17:45 WIB