Kasus Fantasi Sedarah di Facebook, Polisi Ungkap 4 Korban Termasuk 3 Anak di Bawah Umur

- Redaksi

Wednesday, 21 May 2025 - 17:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Polisi berhasil mengungkap kasus kejahatan seksual yang melibatkan grup Facebook “Fantasi Sedarah” dan “Suka Duka”, menangkap enam tersangka: DK, MR, MS, MJ, MA, dan KA. Empat korban telah teridentifikasi, tiga di antaranya adalah anak di bawah umur. Dua tersangka, MS dan MJ, secara khusus diduga melakukan pencabulan terhadap anak-anak.

Brigjen Pol Himawan Bayu Aji, Direktur Tindak Pidana Siber (Ditipidsiber) Bareskrim Polri, memaparkan detail kasus dalam konferensi pers pada Rabu, 21 Mei. Ia menjelaskan kronologi penangkapan dan peran masing-masing tersangka dalam kejahatan ini. Kasus ini menyoroti bahaya eksploitasi seksual anak yang dilakukan secara online dan perlu mendapat perhatian serius.

Peran Tersangka MS dan Korbannya

Tersangka MS, yang ditangkap di Jawa Tengah pada 19 Mei 2025, aktif sebagai anggota dan kontributor dalam grup Facebook “Fantasi Sedarah”. Ia diketahui telah melakukan pencabulan terhadap anak dari kakak iparnya, yang berusia 12 dan 8 tahun. Lebih mengejutkan lagi, MS juga memotret adik iparnya yang sedang tidur dan mengunggah foto tersebut ke dalam grup Facebook tersebut.

Perilaku MS menunjukkan betapa mudahnya pelaku kejahatan seksual memanfaatkan akses online untuk melakukan kejahatan dan menyebarkan materi eksploitasi seksual anak. Ini menggarisbawahi pentingnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas online anak-anak dan peran platform media sosial dalam mencegah penyebaran konten berbahaya.

Peran Tersangka MJ dan Korbannya

Tersangka MJ, yang sebelumnya merupakan DPO Polresta Bengkulu atas kasus asusila terhadap anak, juga terlibat dalam grup Facebook “Fantasi Sedarah”. Ia diduga melakukan pencabulan terhadap anak tetangganya yang berusia 7 tahun dan merekam tindakan tersebut untuk disebarluaskan di grup Facebook.

Kasus MJ menggambarkan bagaimana pelaku kejahatan seksual dapat mengulangi tindakannya dan memanfaatkan berbagai platform untuk menyebarkan konten eksploitasi seksual anak. Ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antar lembaga penegak hukum untuk melacak dan menangkap pelaku kejahatan seksual online.

Baca Juga :  Curug Cimahi, Air Terjun Tertinggi di Bandung

Ancaman Hukuman Berat bagi Para Tersangka

Keenam tersangka dijerat dengan empat undang-undang dan terancam hukuman penjara hingga 15 tahun serta denda Rp 6 miliar. Hukuman berat ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam memberantas kejahatan seksual, khususnya terhadap anak-anak.

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya perlindungan anak dari kejahatan seksual online. Peran orang tua, lembaga pendidikan, dan platform media sosial sangat krusial dalam menciptakan lingkungan online yang aman bagi anak-anak. Pencegahan dan edukasi menjadi kunci utama dalam memerangi kejahatan ini.

Dampak Psikologis bagi Korban

Korban kejahatan seksual, terutama anak-anak, seringkali mengalami dampak psikologis yang signifikan. Mereka mungkin mengalami trauma, kecemasan, depresi, dan kesulitan dalam kehidupan sosial mereka. Oleh karena itu, penting bagi korban untuk mendapatkan akses layanan dukungan psikologis untuk pemulihan.

Baca Juga :  Penampilan Berubah Drastis, Lisa Mariana Ungkap Alasan Kenaikan Berat Badan dan Sebut Nama Ridwan Kamil

Penting bagi masyarakat untuk menyadari pentingnya memberikan dukungan kepada korban dan keluarga mereka. Dukungan ini dapat berupa akses ke layanan kesehatan mental, pendampingan hukum, dan perlindungan dari kekerasan lebih lanjut. Dukungan ini sangat vital untuk membantu korban memulihkan diri dari trauma yang dialaminya.

Pentingnya Peran Aktif Masyarakat

Masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah kejahatan seksual terhadap anak. Kewaspadaan terhadap aktivitas online anak, edukasi tentang perlindungan diri, dan pelaporan segera jika menemukan indikasi kejahatan seksual sangat penting. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak.

Kejahatan seksual terhadap anak merupakan kejahatan yang sangat serius dan tidak dapat ditolerir. Pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat perlu bekerja sama secara aktif untuk mencegah dan memberantas kejahatan ini serta memberikan perlindungan dan dukungan kepada para korban.

Berita Terkait

Laga Terakhir Musim Ini, Persita Siap Tantang PSM di Stadion Gelora BJ Habibie
Imigrasi Gagalkan Keberangkatan 264 Calon Haji Ilegal di Bandara Soekarno-Hatta
FDA Pertimbangkan Vaksin Covid-19 Baru untuk 2025–2026, Fokus pada Varian LP.8.1
5 Tersangka Korupsi Proyek Pusat Data Nasional Kominfo Ditahan, Termasuk Pejabat Tinggi
Perubahan Iklim Mulai Mengancam Pertanian di Indonesia
Dua Nelayan Nias Selatan Selamat Setelah Enam Hari Terombang-Ambing di Laut
Kena Tendangan, Siswa Perguruan Silat di Ponorogo Meninggal Dunia
Kesal Disuruh Benerin Kran, Anak Aniaya Ayah hingga Tewas

Berita Terkait

Friday, 23 May 2025 - 09:24 WIB

Laga Terakhir Musim Ini, Persita Siap Tantang PSM di Stadion Gelora BJ Habibie

Friday, 23 May 2025 - 09:22 WIB

Imigrasi Gagalkan Keberangkatan 264 Calon Haji Ilegal di Bandara Soekarno-Hatta

Friday, 23 May 2025 - 09:19 WIB

FDA Pertimbangkan Vaksin Covid-19 Baru untuk 2025–2026, Fokus pada Varian LP.8.1

Friday, 23 May 2025 - 09:15 WIB

5 Tersangka Korupsi Proyek Pusat Data Nasional Kominfo Ditahan, Termasuk Pejabat Tinggi

Friday, 23 May 2025 - 09:12 WIB

Perubahan Iklim Mulai Mengancam Pertanian di Indonesia

Berita Terbaru

Pertanian yang rusak akibat iklim (Dok. Ist)

Berita

Perubahan Iklim Mulai Mengancam Pertanian di Indonesia

Friday, 23 May 2025 - 09:12 WIB