SwaraWarta.co.id – Kabar gembira datang dari penyanyi asal Amerika Serikat, Taylor Swift. Ia mengumumkan bahwa kini ia sudah sepenuhnya memiliki hak atas rekaman asli enam album pertamanya, atau yang dikenal sebagai “master”.
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Swift lewat surat terbuka untuk para penggemar di situs web resminya pada Jumat (30/5).
“Semua musik yang pernah saya buat… kini menjadi milik saya,” ujar Swift pada taylorswift.com, dilansir dari Guardian, Minggu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia juga menambahkan bahwa kini semua video musik, konser, karya seni album, foto, lagu-lagu yang belum dirilis, dan semua kenangan dalam setiap era musiknya sudah menjadi miliknya lagi. Swift mengaku lega bisa mendapatkan kembali hak atas karya-karyanya setelah perjuangan panjang.
Perjuangan Swift dimulai sejak master enam album awalnya dijual tanpa persetujuannya. Saat itu, Scott Borchetta dari Big Machine Records menjual rekaman asli tersebut kepada Scooter Braun, seorang manajer musik ternama.
Swift, yang menandatangani kontrak dengan Big Machine sejak 2005 hingga 2018, awalnya tidak memiliki hak penuh atas rekaman lagunya, hanya menerima royalti dari hasil penjualan.
Ia merasa sangat kecewa karena merasa diambil dari karya hidupnya, apalagi saat rekaman itu jatuh ke tangan orang yang pernah mencoba menjatuhkannya.
Sebagai respons, Swift mengambil langkah berani. Ia merekam ulang album-album lamanya dan memberi label baru yaitu “Taylor’s Version”. Langkah ini tidak hanya mengembalikan kendali kepada Swift, tetapi juga menyuarakan pentingnya hak musisi atas karya mereka.
Hingga saat ini, Swift telah merilis empat album versi rekaman ulang:
Fearless (Taylor’s Version) – April 2021
Red (Taylor’s Version) – November 2021
Speak Now (Taylor’s Version) – Juli 2023
1989 (Taylor’s Version) – Oktober 2023
Album-album ini sukses besar secara komersial. Bahkan, 1989 (Taylor’s Version) memecahkan rekor penjualan album rekaman ulang terbanyak dalam minggu pertama, mencapai 1,65 juta kopi.
Tak hanya dari sisi album, tur konser Swift bertajuk “The Eras Tour” juga mencetak sejarah sebagai tur musik terlaris sepanjang masa, dengan pendapatan lebih dari 2 miliar dolar AS.
Swift mengaku semua keberhasilannya itu berkat dukungan luar biasa dari para penggemar. Ia mengatakan bahwa kesuksesan dari album versi Taylor dan tur “Eras” adalah alasan mengapa ia bisa membeli kembali musik-musiknya.
Swift juga menyampaikan terima kasih kepada Shamrock Capital, perusahaan yang membeli katalog musik lamanya dari Scooter Braun, karena telah menawarkan kesempatan pembelian kembali secara langsung, tanpa syarat, dan dengan penuh rasa hormat.
Taylor Swift bukan hanya penyanyi, tapi juga dikenal sebagai aktivis yang memperjuangkan hak musisi. Misalnya, ia pernah menolak merilis albumnya di Apple Music karena layanan tersebut tidak membayar royalti kepada artis selama masa uji coba gratis. Setelah protes dari Swift dan musisi lainnya, Apple akhirnya mengubah kebijakan mereka.
Ia juga pernah menyuarakan pentingnya keadilan bagi para penulis lagu, musisi, dan produser saat menerima penghargaan “Woman of the Year” pada 2014 dan “Woman of the Decade” pada 2019 dari Billboard.
Meski sudah merilis empat album ulang, para penggemar masih menantikan dua album terakhir Swift yang belum dibuat versi barunya, yaitu album debut “Taylor Swift” dan “Reputation”.
Namun, pencapaian Swift ini tetap dirayakan oleh banyak pihak, termasuk keluarganya dan para penggemarnya di seluruh dunia.