Penyaluran bantuan sosial (bansos) di Indonesia kini semakin ketat. Selain melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) lama, penyaluran juga dilakukan melalui KKS baru bagi penerima yang dialihkan dari kantor pos. Namun, kendala di tahap 2 dan 3 menyebabkan beberapa penerima kehilangan akses terhadap bantuan.
Salah satu penyebab utamanya adalah sistem verifikasi data yang lebih ketat. Pemerintah, melalui integrasi data dengan berbagai lembaga, berupaya memastikan bansos tepat sasaran. Proses ini, meskipun bertujuan baik, mengakibatkan beberapa penerima yang sebelumnya mendapatkan bantuan, kini terhenti.
Penyebab Penghentian Bansos PKH dan BPNT
Berikut beberapa alasan utama penghentian bansos PKH dan BPNT di tahap 2 dan 3:
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Indikasi Keterlibatan dalam Game Online Terlarang
Beberapa penerima bansos kehilangan akses karena terindikasi terlibat dalam game online ilegal. Informasi ini diperoleh dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang memantau transaksi mencurigakan di rekening penerima manfaat. Transaksi yang tidak wajar dapat menjadi dasar penghentian bansos.
Sistem ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan dana bansos. Namun, penting untuk memastikan keakuratan data dan memberikan kesempatan bagi penerima manfaat untuk menjelaskan jika terjadi kesalahan.
Saldo Rekening di Atas Rp5 Juta
Penerima bansos yang memiliki saldo rekening lebih dari Rp5 juta dianggap memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik dan tidak lagi membutuhkan bantuan. Batasan ini, meski bertujuan untuk penargetan yang tepat, menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan ekonomi yang sebenarnya dan potensi kesalahpahaman.
Kriteria ini perlu dievaluasi secara berkala untuk memastikan keadilan dan akurasi dalam penyaluran bansos. Perlu pertimbangan faktor lain selain saldo rekening, seperti utang dan kebutuhan hidup sehari-hari.
Anggota Keluarga Berstatus ASN atau PPPK
Jika terdapat anggota keluarga yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPK), bansos akan dihentikan. Hal ini didasarkan pada prinsip keadilan dan pemerataan, agar bantuan diberikan kepada keluarga yang benar-benar membutuhkan.
Kebijakan ini perlu dijelaskan secara transparan kepada masyarakat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan mengurangi potensi kecemasan di kalangan penerima bansos.
Tips Mempertahankan Kelayakan Penerima Bansos
Berikut beberapa tips untuk memastikan bansos tetap cair:
- Pastikan tidak ada anggota keluarga yang terlibat dalam aktivitas game online terlarang. Lindungi data pribadi dari penyalahgunaan.
- Hindari menyimpan uang dalam jumlah besar di rekening bank. Ikuti batas saldo yang telah ditentukan.
- Lindungi data pribadi seperti KTP dan Kartu Keluarga dari kebocoran. Data yang bocor bisa disalahgunakan.
Penting juga untuk memantau status kelayakan secara berkala melalui aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (Siks NG) atau dengan menghubungi pendamping sosial setempat. Hal ini memastikan data keluarga tetap valid dan mencegah keterlambatan informasi terkait bansos.
Pembatalan penerbitan KKS baru juga terjadi karena data penerima manfaat di tahap 3 menunjukkan indikasi tidak layak, seperti keterlibatan dalam game online terlarang. Situasi ini menyebabkan banyak keluarga harus menunggu tahap berikutnya. Transparansi dan akses informasi yang mudah sangat penting bagi penerima bansos.
Sistem verifikasi data bansos, meskipun bertujuan baik, perlu terus ditingkatkan untuk meminimalisir kesalahan dan memastikan bantuan tepat sasaran. Komunikasi yang efektif antara pemerintah dan penerima manfaat sangat penting untuk membangun kepercayaan dan mengatasi kekhawatiran.
Selain itu, perlu dipertimbangkan mekanisme banding atau pengajuan keberatan bagi penerima bansos yang merasa keberatan dengan keputusan penghentian bantuan. Hal ini akan memastikan keadilan dan transparansi dalam proses penyaluran bansos.