Verrell-Dedi: Kontras Pendidikan, Program Barak Siswa Nakal Dipertanyakan

- Redaksi

Tuesday, 13 May 2025 - 11:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aktor dan politikus Verrell Bramasta baru-baru ini mengkritik program “siswa nakal masuk barak” yang diinisiasi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Kritik tersebut langsung menjadi sorotan publik dan memicu perdebatan sengit.

Verrell berpendapat bahwa pendekatan disiplin fisik semata tidak cukup untuk mengatasi kenakalan remaja. Ia menekankan pentingnya memperhatikan aspek psikologis dan spiritual. “Bila kita hanya mengandalkan pendekatan fisik tanpa menyentuh dimensi psikologis dan spiritual, para remaja ini, saya rasa kita malah akan membentuk karakter anak-anak muda yang keras, bukan yang tangguh,” tegas Verrell.

Tanggapan Dedi Mulyadi terhadap kritik Verrell cukup mengejutkan. Ia menantang Verrell untuk menangani langsung 15 anak nakal di daerah pemilihannya. “Ya ampun mas mas kan dapil sini coba turun. Kekhawatiran yang mana ini malah pada mau nitipin. Gini aja deh neh 30 mau masuk bagi 2, mas 15 saya 15,” tantang Dedi Mulyadi.

Perbedaan pandangan antara Verrell dan Dedi Mulyadi ternyata berakar pada perbedaan latar belakang pendidikan mereka. Perbedaan ini menimbulkan perdebatan menarik tentang pendekatan yang paling efektif dalam menangani kenakalan remaja.

Latar Belakang Pendidikan Verrell Bramasta dan Dedi Mulyadi

Verrell Bramasta, yang kini menjadi anggota DPR RI, memiliki latar belakang pendidikan modern dan urban. Ia pernah menempuh pendidikan di Columbia University, New York, mengambil jurusan Hubungan Internasional. Namun, kesibukannya sebagai aktor membuatnya sulit menyelesaikan pendidikan tersebut.

Sementara itu, detail mengenai latar belakang pendidikan Dedi Mulyadi kurang terungkap secara jelas dalam pemberitaan. Namun, berdasarkan pernyataannya dan kiprahnya sebagai pejabat publik, dapat diasumsikan bahwa ia memiliki pengalaman dan perspektif yang berbeda dengan Verrell, mungkin lebih menekankan pada pendekatan tradisional dan disiplin.

Baca Juga :  THE CRITICAL TRADITION Melihat Bahwa Komunikasi Sebagai Tantangan Reflektif Dari Ketidakadilan Wacana, Sebagai Bahan Diskusi, Terdapat Iklan Susu Diet

Perbedaan Pendekatan dalam Mengatasi Kenakalan Remaja

Perdebatan ini menyoroti perbedaan mendasar dalam pendekatan mengatasi kenakalan remaja. Verrell mewakili pendekatan modern yang menekankan pentingnya konseling, terapi, dan pemahaman psikologis. Ia melihat kenakalan remaja sebagai manifestasi dari masalah yang lebih kompleks, seperti tekanan sosial, ekonomi, dan keluarga.

Sebaliknya, pendekatan yang diusung Dedi Mulyadi, tampak lebih berorientasi pada disiplin dan pembinaan fisik. Meskipun detail program “siswa nakal masuk barak” masih belum sepenuhnya jelas, pendekatan ini mengisyaratkan fokus pada pembentukan karakter melalui aturan yang tegas dan konsekuensi yang nyata.

Analisis Lebih Lanjut

Perlu diingat bahwa kedua pendekatan, pendekatan modern dan pendekatan tradisional, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pendekatan modern mungkin kurang efektif dalam situasi tertentu yang memerlukan intervensi cepat dan tegas. Sementara itu, pendekatan tradisional mungkin kurang efektif dalam mengatasi akar permasalahan psikologis dan emosional yang mendasari kenakalan remaja.

Baca Juga :  Beri Pesan Ke Kemendikdasmen, Gibran Soal Zonasi : Kaji Ulang

Solusi ideal mungkin terletak pada pendekatan terintegrasi yang menggabungkan unsur-unsur dari kedua pendekatan. Pendekatan ini akan menekankan pada disiplin yang adil dan konsisten, serta pada dukungan psikologis dan spiritual yang komprehensif. Hal ini tentunya memerlukan kolaborasi yang erat antara berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, pemerintah, dan profesional kesehatan mental.

Perdebatan ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih memahami kompleksitas masalah kenakalan remaja dan mencari solusi yang lebih holistik dan efektif.

Berita Terkait

Siapa Saja yang Berhak Menerima BSU 2025? Ini Syarat Terbaru Lengkapnya!
BPNT Tahap 4 2025 Kapan Cair Jawa Tengah? Simak Jadwal, Cara Cek, dan Daerah yang Sudah Terima
Kapan Pembukaan CPNS 2026? Begini Penjelasan Terbarunya!
Apakah Benar Ammar Zoni Meninggal Dunia? Hoaks atau Fakta!
Download Twibbon Milad Muhammadiyah 2025 dan Cara Menggunakannya untuk Semarakkan HUT ke-113
Air Permukaan Laut Terus Naik, Jakarta Terancam Akan Tenggelam
MENURUT Anda, Bagaimana Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Ilmu Dapat Menjadi Dasar Moral Dan Etika Dalam Mengarahkan Perkembangan Al
Kenapa BPNT Tahap 4 Belum Cair? Ternyata ini Penyebabnya!

Berita Terkait

Saturday, 22 November 2025 - 15:11 WIB

Siapa Saja yang Berhak Menerima BSU 2025? Ini Syarat Terbaru Lengkapnya!

Thursday, 20 November 2025 - 23:06 WIB

BPNT Tahap 4 2025 Kapan Cair Jawa Tengah? Simak Jadwal, Cara Cek, dan Daerah yang Sudah Terima

Wednesday, 19 November 2025 - 19:43 WIB

Kapan Pembukaan CPNS 2026? Begini Penjelasan Terbarunya!

Wednesday, 19 November 2025 - 17:36 WIB

Apakah Benar Ammar Zoni Meninggal Dunia? Hoaks atau Fakta!

Tuesday, 18 November 2025 - 13:46 WIB

Download Twibbon Milad Muhammadiyah 2025 dan Cara Menggunakannya untuk Semarakkan HUT ke-113

Berita Terbaru