Colenak Bandung: Hidangan Manis Tradisional Jawa Barat yang Menggugah Selera

- Redaksi

Friday, 20 September 2024 - 20:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

SwaraWarta.co.idColenak Bandung adalah salah satu makanan tradisional yang berasal dari Jawa Barat dan memiliki cita rasa manis yang menggoda.

Nama “colenak” sendiri merupakan singkatan dari “dicocol enak,” yang menggambarkan cara penyajiannya.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hidangan ini menggunakan bahan utama yang sangat khas, yaitu peuyeum atau tape Bandung yang terbuat dari singkong.

Peuyeum tersebut kemudian dipanggang atau dibakar hingga menghasilkan aroma yang wangi dan tekstur yang lembut.

Setelah itu, peuyeum yang sudah dipanggang disajikan dengan saus gula merah yang manis dan kental.

Kombinasi dari peuyeum yang sedikit asam dan saus gula merah yang manis menciptakan harmoni rasa yang sulit dilupakan.

Colenak memiliki sejarah panjang di Jawa Barat dan dikenal sebagai camilan tradisional yang sudah ada sejak lama.

Peuyeum, sebagai bahan utama colenak, sangat populer di kalangan masyarakat Sunda.

Tape singkong ini sendiri dibuat melalui proses fermentasi, di mana singkong yang telah dikukus dibiarkan selama beberapa hari hingga berubah menjadi tape.

Proses fermentasi ini tidak hanya memberikan peuyeum rasa yang khas, tetapi juga menciptakan tekstur yang lembut dan sedikit kenyal.

Baca Juga :  Lokasi De Ranch Lembang: Wisata Kuda Ala Cowboy di Bandung

Pada awalnya, colenak adalah makanan yang sering disajikan sebagai camilan sehari-hari atau suguhan pada acara-acara tertentu.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, popularitas colenak meluas dan menjadi salah satu ikon kuliner Jawa Barat yang dicari oleh wisatawan dan penikmat kuliner tradisional.

Untuk membuat colenak, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memilih peuyeum atau tape singkong yang berkualitas.

Peuyeum yang baik biasanya memiliki tekstur yang tidak terlalu lembek dan memiliki rasa yang manis-asam khas tape.

Setelah itu, peuyeum dipotong-potong sesuai selera, kemudian dipanggang di atas bara api atau di atas teflon hingga sedikit kecokelatan.

Proses pemanggangan ini bertujuan untuk memberikan aroma wangi yang khas dan meningkatkan rasa dari tape tersebut.

Sementara peuyeum dipanggang, saus gula merah yang menjadi pelengkap utama colenak bisa mulai disiapkan.

Saus ini terbuat dari campuran gula merah yang dicairkan dengan sedikit air, kemudian ditambahkan santan untuk memberikan cita rasa gurih.

Beberapa orang juga menambahkan parutan kelapa agar saus memiliki tekstur yang lebih kaya.

Baca Juga :  Pesona Tepi Danau Kota Baru Parahyangan: Wisata Seru dan Ramah Keluarga di Padalarang, Bandung

Setelah saus gula merah siap, peuyeum yang sudah dipanggang bisa langsung disiram atau dicocol dengan saus tersebut.

Seiring dengan perkembangan zaman, colenak kini memiliki berbagai variasi yang menambah kelezatan hidangan ini.

Beberapa penjual atau pembuat colenak menambahkan bahan-bahan lain seperti keju parut atau cokelat sebagai variasi topping.

Inovasi ini memberikan sentuhan modern pada colenak tradisional tanpa menghilangkan cita rasa aslinya.

Selain itu, beberapa versi colenak juga menggunakan tape ketan sebagai pengganti tape singkong, yang memberikan sensasi rasa yang berbeda namun tetap lezat.

Colenak bukan hanya sekadar makanan manis yang memanjakan lidah, tetapi juga memiliki nilai budaya yang penting bagi masyarakat Jawa Barat.

Hidangan ini menjadi bagian dari warisan kuliner yang mencerminkan kearifan lokal dan tradisi masyarakat Sunda.

Di banyak daerah di Jawa Barat, colenak masih sering disajikan pada acara-acara adat, pertemuan keluarga, atau sebagai suguhan kepada tamu istimewa.

Selain itu, colenak juga merupakan simbol dari kreativitas masyarakat dalam mengolah bahan-bahan lokal yang sederhana menjadi makanan yang istimewa.

Proses pembuatan tape melalui fermentasi adalah contoh bagaimana masyarakat memanfaatkan alam dan pengetahuan tradisional untuk menghasilkan produk makanan yang tahan lama dan bernilai ekonomi tinggi.

Baca Juga :  Menikmati Pesona Alam Puncak Bintang Bandung: Tempat Ideal untuk Melihat Kota dari Ketinggian

Meski sudah ada sejak lama, colenak tetap eksis di tengah maraknya makanan modern yang bermunculan.

Makanan ini masih banyak dijual di berbagai tempat di Jawa Barat, terutama di kota-kota seperti Bandung dan sekitarnya.

Beberapa restoran atau kafe tradisional juga menyajikan colenak sebagai salah satu menu andalan untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Tidak hanya itu, colenak kini juga mulai dikenal di berbagai platform digital, di mana banyak orang membagikan resep dan cara membuat colenak secara online.

Dengan adanya media sosial dan internet, colenak memiliki kesempatan untuk dikenal lebih luas dan menjadi salah satu makanan tradisional Indonesia yang mendunia.

Dengan rasa manis yang khas dan cara penyajian yang unik, colenak tidak hanya menjadi favorit di kalangan masyarakat Sunda,

tetapi juga di kalangan pecinta kuliner tradisional dari berbagai daerah.

Colenak membuktikan bahwa hidangan sederhana dari bahan lokal bisa tetap bertahan dan diminati sepanjang masa.***

Berita Terkait

Menelusuri Jejak Sejarah: Asal-Usul Jalur Pacu Riau yang Viral di Klaim Negara Tetangga
SAR Imbau Wisatawan Hati-Hati Ubur-Ubur di Pantai Baron
Liburan ke Bukittinggi? Jangan Lewatkan 7 Kuliner Khas Ini!
Tol Tangerang-Merak Mulai Ramai, Diprediksi Puncak Arus Liburan Sekolah Terjadi Sabtu
KBS Hadirkan Wahana Seru dan Edukatif Selama Libur Sekolah, Tiket Cuma Rp15 Ribu!
Sumber Nogo, Kolam Alami Bening di Tengah Hutan Pinus Ngawi
Warung Cinta Damai Grape, Tempat Makan Sederhana di Tepi Sungai yang Bikin Betah
Telaga Ngebel Ponorogo Kembali Menggelar Larungan 2025, Perpaduan Antara Tradisi dan Wisata

Berita Terkait

Friday, 4 July 2025 - 10:00 WIB

Menelusuri Jejak Sejarah: Asal-Usul Jalur Pacu Riau yang Viral di Klaim Negara Tetangga

Monday, 30 June 2025 - 15:47 WIB

SAR Imbau Wisatawan Hati-Hati Ubur-Ubur di Pantai Baron

Saturday, 28 June 2025 - 10:01 WIB

Liburan ke Bukittinggi? Jangan Lewatkan 7 Kuliner Khas Ini!

Saturday, 28 June 2025 - 09:57 WIB

Tol Tangerang-Merak Mulai Ramai, Diprediksi Puncak Arus Liburan Sekolah Terjadi Sabtu

Friday, 27 June 2025 - 09:33 WIB

KBS Hadirkan Wahana Seru dan Edukatif Selama Libur Sekolah, Tiket Cuma Rp15 Ribu!

Berita Terbaru