Berita

Gus Miftah Kembali ke Identitas Awal: Simbol Blangkon dalam Dakwah

SwaraWarta.co.idGus Miftah atau Miftah Maulana, secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama pada Jumat, 6 Desember 2024.

Acara yang berlangsung di Sleman, Yogyakarta, tersebut menjadi momen penting di mana ia memperkenalkan blangkon sebagai simbol kembalinya ia ke akar identitasnya sebagai pendakwah.

Dalam pidatonya, Gus Miftah menjelaskan bahwa blangkon mencerminkan perjalanan baru dalam perannya sebagai pendakwah, sekaligus menandai pergeseran dari peran formalnya sebagai pejabat negara.

ADVERTISEMENT

.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menyatakan bahwa langkah ini merupakan upaya untuk kembali ke masyarakat dan pesantren, tempat ia memulai perjalanan dakwahnya.

Menurut Gus Miftah, penggunaan blangkon memiliki makna yang mendalam. Ia menegaskan bahwa blangkon adalah bagian dari identitas budaya Jawa yang ingin ia bawa dalam pendekatannya kepada masyarakat.

Sebelumnya, saat masih menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden, ia lebih sering memakai peci, sebuah aksesori yang ia sebut sebagai simbol kesayangan Presiden Prabowo.

Namun, kini ia memilih untuk menggunakan blangkon sebagai penegasan bahwa dirinya kembali berfokus pada peran sebagai pendakwah, bukan pejabat.

Keputusan Gus Miftah untuk kembali menggunakan blangkon juga berhubungan dengan keinginannya untuk tetap lantang dalam menyampaikan pesan dakwah, meskipun ia bertekad untuk lebih berhati-hati agar tidak menimbulkan salah tafsir di kalangan masyarakat.

Ia merasa bahwa blangkon adalah simbol budaya yang menghubungkannya dengan nilai-nilai tradisional, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya kembali ke akar perjuangannya sebagai seorang pendakwah.

Blangkon sendiri merupakan bagian dari kekayaan budaya Jawa yang memiliki sejarah panjang.

Aksesori kepala ini tidak hanya menjadi bagian dari pakaian tradisional, tetapi juga mencerminkan filosofi dan identitas masyarakat Jawa.

Di daerah seperti Yogyakarta dan Solo, blangkon sering digunakan dalam berbagai kesempatan, baik formal maupun informal.

Sejarah blangkon mencatat bahwa aksesori ini awalnya berkembang dari lilitan kain sederhana yang dikenakan oleh pria Jawa pada zaman dahulu.

Seiring waktu, blangkon mengalami transformasi hingga menjadi bentuk siap pakai yang kita kenal sekarang.

Lebih dari sekadar penutup kepala, blangkon mengandung nilai simbolik yang kuat sebagai representasi dari kearifan lokal dan warisan budaya yang terus dilestarikan.

Bagi Gus Miftah, penggunaan blangkon bukan hanya sekadar perubahan gaya, tetapi juga sebagai simbol transisi dari peran yang lebih politis kembali ke identitas awalnya sebagai seorang pendakwah.

Melalui langkah ini, ia ingin menyampaikan pesan bahwa dirinya tetap konsisten dalam menyebarkan nilai-nilai keagamaan, namun dengan pendekatan yang lebih dekat kepada masyarakat dan budaya lokal.

Keputusan Gus Miftah untuk kembali mengenakan blangkon menunjukkan bagaimana nilai budaya dapat menjadi elemen penting dalam membangun hubungan dengan masyarakat.

Blangkon, yang lekat dengan identitas Jawa, tidak hanya merepresentasikan tradisi, tetapi juga menjadi sarana untuk menyampaikan pesan moral dan spiritual dengan cara yang relevan dan bermakna.

Dengan langkah ini, Gus Miftah berharap dapat melanjutkan perannya sebagai pendakwah yang memberikan inspirasi bagi masyarakat, sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan oleh generasi sebelumnya.

Blangkon, sebagai simbol perjalanan baru ini, menjadi pengingat bahwa dakwah bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang bagaimana nilai-nilai budaya dan agama dapat berjalan beriringan untuk menciptakan harmoni dalam masyarakat.***

Utep Sutiana

Menulis Novel, Cerpen, dan Puisi yang kemudian hijrah ke jalur jurnalistik media online. Tergabung dalam portal Busurnusa.com dan SwaraWarta.co.id

Recent Posts

Mengapa Kita Tidak Boleh Terlalu Mencintai Dunia dan Melalaikan Akhirat? Berikut Penjelasannya!

SwaraWarta.co.id – Mengapa kita tidak boleh terlalu mencintai dunia dan melalaikan akhirat? Pernahkah Anda merasa…

5 hours ago

Jelaskan Dampak yang Terjadi Jika Predator atau Mangsa Mengalami Peningkatan atau Penurunan pada Keseimbangan Alam?

SwaraWarta.co.id – Disimak soal berikut, jelaskan dampak yang terjadi jika predator atau mangsa mengalami peningkatan…

5 hours ago

Bagaimana Dampak Perbedaan Waktu Bagi Masyarakat Indonesia? Simak Jawabannya Berikut Ini!

SwaraWarta.co.id – Bagaimana dampak perbedaan waktu bagi masyarakat Indonesia? Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar, membentang…

5 hours ago

10 Cara Menjaga Agar Tulang Kita Tetap Sehat yang Kamu Harus Ketahui

SwaraWarta.co.id – Ada beberapa cara menjaga agar tulang kita tetap sehat. Tulang adalah kerangka penopang…

21 hours ago

Waspada! Penipuan Klaim Saldo Dana Gratis Marak di Media Sosial

SwaraWarta.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan peringatan keras kepada masyarakat terkait maraknya penipuan berkedok…

21 hours ago

Apa Saja Persamaan dan Perbedaan Jaringan Tumbuhan dan Hewan Jelaskan? Mari Kita Bahas!

SwaraWarta.co.id - Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Di dunia…

1 day ago