Kontroversi PPN 12 Persen: Antara Amanat UU dan Beban Masyarakat

- Redaksi

Sunday, 22 December 2024 - 17:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi demo PPN (Dok. Ist)

Ilustrasi demo PPN (Dok. Ist)

SwaraWarta.co.id – Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Wihadi Wiyanto, menyebut rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen berasal dari inisiatif PDI Perjuangan (PDIP).

Ia menjelaskan, kebijakan ini tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP), yang diusulkan oleh DPR periode 2019-2024 dengan PDIP sebagai inisiatornya.

Wihadi mengatakan, sesuai aturan tersebut, PPN naik menjadi 11 persen pada 2022 dan akan menjadi 12 persen pada 2025.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, menurutnya, sikap PDIP saat ini yang meminta penundaan kenaikan tersebut bertentangan dengan keputusan yang mereka buat sebelumnya.

“Kenaikan PPN 12 persen itu adalah merupakan keputusan Undang-Undang (UU) Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) dan menjadi 11 persen tahun 2022 dan 12 persen hingga 2025, dan itu diinisiasi oleh PDI Perjuangan,” kata Wihadi dalam keterangannya, Minggu (22/12)

Baca Juga :  Kerusuhan Terjadi di Lapas Narkotika Muara Beliti, Suasana Masih Mencekam

Ia juga menegaskan bahwa Presiden Prabowo berupaya melindungi masyarakat menengah ke bawah dari dampak kebijakan ini, salah satunya dengan memberlakukan kenaikan PPN hanya pada barang-barang mewah.

“Sehingga pemikiran Pak Prabowo ini bahwa kalangan menengah bawah itu tetap terjaga daya belinya dan tidak menimbulkan gejolak ekonomi, ini adalah merupakan langkah bijaksana dari Pak Prabowo,” ujar dia.

Wihadi menilai, narasi yang menyebut kenaikan PPN adalah keputusan pemerintah Prabowo tidak tepat. Ia mengingatkan bahwa kebijakan ini adalah produk DPR sebelumnya, yang diinisiasi oleh PDIP.

“Jadi apabila sekarang ada informasi ada hal-hal yang mengaitkan ini dengan pemerintah Pak Prabowo yang seakan-akan memutuskan itu adalah tidak benar, yang benar adalah UU ini produk dari pada DPR yang pada saat itu diinisiasi PDI Perjuangan dan sekarang Pak Presiden Prabowo hanya menjalankan,” ucapnya.

Baca Juga :  Kejati Geledah Kantor Dinas Kebudayaan Jakarta, Deretan Barang Ini Berhasil Disita

Senada dengan Wihadi, Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Gerindra, Rahayu Saraswati, juga mengkritik sikap PDIP yang kini menolak kenaikan PPN.

“Itulah kenapa saya heran saat ada kaderPDIP berbicara di rapat paripurna, tiba-tiba menyampaikan pendapatnya tentang PPN 12 persen. Jujur saja, banyak dari kita saat itu hanya bisa senyum dan geleng-geleng ketawa,” ujar Sara

“Dalam hati, hebat kali memang kawan ini bikin kontennya. Padahal mereka saat itu ketua panja UU yang mengamanatkan kenaikan PPN 12 persen ini. Kalau menolak ya kenapa tidak waktu mereka ketua panjanya?” tuturnya.

Di sisi lain, anggota DPR dari PDIP, Rieke Diah Pitaloka, meminta Presiden Prabowo menunda atau bahkan membatalkan kenaikan PPN 12 persen. Rieke menyampaikan permintaan tersebut dalam rapat paripurna DPR pada 5 Desember 2024.

Baca Juga :  Resmi: Mochamad Iriawan Dilantik Sebagai Komisaris Utama Pertamina, Simon Mantiri Jadi Direktur Utama

Ketua DPR Puan Maharani juga mengingatkan risiko yang mungkin terjadi jika PPN dinaikkan.

Ia khawatir kenaikan ini akan menurunkan daya beli masyarakat, menghambat sektor usaha seperti UMKM, dan memicu perlambatan ekonomi yang dapat menyebabkan gelombang PHK.

Berita Terkait

Pemerintah Alihkan Subsidi LPG 3 KG ke DME, Upaya Tekan Ketergantungan Impor
Thailand dan Kamboja Memanas: Ketegangan Perbatasan Memicu Saling Serang!
Update Korban Meninggal Dunia Akibat Banjir dan Longsor di Sumatera
Benarkah 80 Ton Bantuan Hilang di Bener Meriah?
KPAI Bima Kota: Menguatkan Perlindungan Anak Melalui Layanan Cepat dan Terpercaya
KPAI Bandar Lampung Kota: Hadir untuk Menguatkan Perlindungan Anak dan Edukasi Masyarakat
KPAI Banjar Kota: Komitmen Perlindungan Anak dan Layanan Pengaduan yang Mudah Diakses
KPAI Sidoarjo: Komitmen Mengawal Perlindungan Anak di Era Digital
Tag :

Berita Terkait

Sunday, 14 December 2025 - 16:19 WIB

Pemerintah Alihkan Subsidi LPG 3 KG ke DME, Upaya Tekan Ketergantungan Impor

Saturday, 13 December 2025 - 15:30 WIB

Thailand dan Kamboja Memanas: Ketegangan Perbatasan Memicu Saling Serang!

Friday, 12 December 2025 - 11:17 WIB

Update Korban Meninggal Dunia Akibat Banjir dan Longsor di Sumatera

Friday, 12 December 2025 - 10:29 WIB

Benarkah 80 Ton Bantuan Hilang di Bener Meriah?

Thursday, 11 December 2025 - 22:11 WIB

KPAI Bima Kota: Menguatkan Perlindungan Anak Melalui Layanan Cepat dan Terpercaya

Berita Terbaru

cara membuat makalah yang baik dan benar

Pendidikan

Panduan Lengkap: Cara Membuat Makalah yang Baik dan Benar!

Sunday, 14 Dec 2025 - 15:46 WIB

Teknologi

5 Cara Cek Pengeluaran Grab dengan Mudah dan Cepat

Sunday, 14 Dec 2025 - 11:36 WIB