Berita

59 Titik Ladang Ganja Ditemukan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Lokasi Tersembunyi dan Sulit Dijangkau

SwaraWarta.co.id – Tim gabungan dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Polres Lumajang, TNI, dan perangkat Desa Argosari baru saja menemukan ladang ganja tersembunyi di kawasan TNBTS.

Ladang tersebut berlokasi di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Lumajang, tepatnya di Blok Pusung Duwur yang masuk dalam Resort Pengelolaan TN Wilayah Senduro dan Gucialit.

Ladang ganja ini tidak berada di jalur wisata, melainkan di sisi timur kawasan TNBTS. Lokasinya sangat sulit dijangkau karena tersembunyi di balik semak belukar yang lebat dan berada di daerah dengan kemiringan curam.

ADVERTISEMENT

.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Vegetasi di sekitar ladang didominasi oleh tanaman kirinyu, genggeng, dan anakan akasia, sehingga semakin sulit untuk ditemukan.

Dari hasil penyelidikan sementara, diperkirakan ada sekitar 59 titik ladang dengan luas total tidak lebih dari 1 hektare.

Setelah kabar ini mencuat, muncul berbagai spekulasi di media sosial, termasuk dugaan bahwa larangan penggunaan drone di TNBTS ada kaitannya dengan penemuan ladang ganja ini. Namun, BB TNBTS membantah hal tersebut.

Menurut Kepala BB TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, larangan menerbangkan drone di jalur pendakian Gunung Semeru sebenarnya sudah diberlakukan sejak tahun 2019.

Aturan ini dibuat demi menjaga keselamatan pendaki agar tetap fokus dan tidak terganggu oleh drone yang bisa membahayakan mereka di jalur yang terjal.

“Kebijakan ini bertujuan memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pengunjung melalui interpretasi yang diberikan oleh pendamping/pemandu,” tuturnya.

Terkait aturan penggunaan drone di kawasan TNBTS, pemerintah telah mengatur tarif resmi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2024. Aturan ini akan berlaku mulai 30 Oktober 2024.

 

Selain itu, kebijakan wajib menggunakan pemandu saat mendaki Gunung Semeru juga bukan karena penemuan ladang ganja, melainkan untuk meningkatkan pengalaman pendaki dengan memberikan edukasi melalui pemandu dari komunitas lokal.

Penutupan jalur pendakian Gunung Semeru pada awal tahun juga tidak ada hubungannya dengan ladang ganja.

Penutupan ini merupakan kebijakan rutin yang dilakukan setiap tahun demi keselamatan pengunjung, terutama karena awal tahun bertepatan dengan musim hujan yang sering menyebabkan cuaca ekstrem seperti hujan deras, angin kencang, dan risiko longsor.

Redaksi SwaraWarta.co.id

Berita Indonesia Terkini 2024 Viral Terbaru Hari Ini

Recent Posts

Mengapa Pancasila Disebut Sebagai Ideologi Terbuka? Berikut ini Pembahasannya!

SwaraWarta.co.id – Mengapa Pancasila disebut sebagai ideologi terbuka? Pancasila sering disebut sebagai ideologi terbuka. Ini…

4 hours ago

4 Keuntungan Asuransi Kesehatan untuk Keluarga, Bikin Hidup Tenang!

SwaraWarta.co.id –  Siapa yang mau pusing soal biaya rumah sakit? Dengan asuransi kesehatan untuk keluarga Anda…

19 hours ago

VIRAL! Kepala Sekolah di Prabumulih Dipecat Usai Menegur Anak Walikota Bawa Mobil ke Sekolah

SwaraWarta.co.id - Pemecatan Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, yang diduga terkait dengan tegurannya…

21 hours ago

Mengapa dalam RTD HOT Americano Ditambahkan Air Panas ke dalam Espresso?

SwaraWarta.co.id – Mengapa dalam RTD hot Americano ditambahkan air panas ke dalam espresso? Bagi para…

23 hours ago

Klaim PLN Bagikan Token Gratis September 2025 Adalah Hoaks, Waspada Penipuan!

SwaraWarta.co.id - Dalam beberapa pekan terakhir, beredar luas informasi di media sosial yang mengklaim PT…

24 hours ago

Hasil Seleksi Administrasi PMO Kemenkop 2025 Resmi Diumumkan, Ini Link dan Jadwal Selanjutnya

SwaraWarta.co.id – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) akhirnya merilis hasil seleksi administrasi rekrutmen Project Management Officer…

24 hours ago