Gelombang keberangkatan jemaah haji Indonesia dari Madinah menuju Makkah terus berlangsung. Hari kedua perpindahan, Minggu (11/5), menunjukkan tingginya mobilitas jemaah menuju kota suci Makkah.
Sebanyak 6.648 jemaah dari 17 kloter telah diberangkatkan menggunakan 164 bus setelah melakukan miqat di Masjid Dzulhulaifah (Bir Ali). Perpindahan ini menjadi momen krusial, khususnya bagi jemaah lansia, mengingat suhu ekstrem dan kondisi udara yang kering di kedua kota suci.
Suhu udara di Madinah dan Makkah mencapai 41 derajat Celcius, dengan kelembapan rendah dan paparan sinar matahari yang intens. Kondisi ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi kesehatan para jemaah, terutama yang sudah lanjut usia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga pukul 10.00 waktu Arab Saudi (WAS) mencatat kedatangan 185 kloter jemaah di Madinah dari total 525 kloter yang direncanakan, atau sekitar 35,24 persen.
Jumlah jemaah haji Indonesia yang telah diberangkatkan mencapai 71.857 orang (35,34 persen dari kuota nasional). Yang menarik perhatian adalah jumlah jemaah lansia yang mencapai 15.675 orang (21,82 persen dari total jemaah), menunjukkan proporsi signifikan jemaah rentan.
Pada hari Minggu saja, 11 kloter telah diberangkatkan, mengangkut 4.139 jemaah, termasuk 960 lansia. Penerbangan dimulai dari Kloter SOC 36 (Solo) dan berakhir dengan JKS 21 (Jakarta).
Kesehatan jemaah, terutama lansia, menjadi fokus utama. Tim medis dan petugas haji terus memantau kondisi mereka dan memberikan layanan kesehatan yang dibutuhkan. Sayangnya, hingga saat ini telah tercatat dua jemaah wafat di Madinah.
Informasi mengenai penyebab kematian kedua jemaah tersebut perlu diinformasikan secara transparan dan detail untuk memastikan transparansi dan pertanggungjawaban.
Penting bagi pihak terkait untuk memperkuat langkah antisipasi dan mitigasi risiko kesehatan jemaah, khususnya yang rentan, dengan peningkatan layanan kesehatan dan edukasi pencegahan.
Berdasarkan prakiraan cuaca dari The Weather Channel, kondisi di Madinah dan Makkah sangat ekstrem. Di Madinah, suhu tertinggi mencapai 42°C, suhu saat ini 37°C, kelembapan 13%, angin 8 km/jam, dan indeks UV 8 dari 11. Di Makkah, suhu saat ini 40°C dan diprediksi naik hingga 43°C, kelembapan 13%, angin 10 km/jam, dan indeks UV 9 dari 11.
Kondisi cuaca ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan jemaah. Petugas haji mengimbau jemaah untuk selalu menggunakan pelindung kepala, memperbanyak minum air putih, dan menghindari aktivitas fisik berlebihan, terutama di bawah terik matahari.
Penting juga bagi jemaah untuk memperhatikan asupan nutrisi, istirahat yang cukup, serta menjaga kebersihan diri untuk mencegah penyakit.
Perpindahan jemaah dari Madinah ke Makkah merupakan bagian penting dari ibadah haji. Dengan memperhatikan kondisi cuaca ekstrem dan kesehatan, diharapkan seluruh jemaah dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan khusyuk.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi jemaah haji dan keluarga di tanah air. Semoga para jemaah haji diberi kesehatan dan keselamatan selama menjalankan ibadah haji.
SwaraWarta.co.id - Memasuki akhir tahun, banyak orang mulai merencanakan waktu liburan mereka. Pertanyaan seperti "Tanggal…
SwaraWarta.co.id – Apakah tipes menular? Ya, tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang menular. Penyakit…
SwaraWarta.co.id – Mengapa pendidikan nilai menjadi aspek penting dalam sistem pendidikan saat ini? Pendidikan sering…
SwaraWarta.co.id – Ada beberapa cara membatalkan pinjaman KrediOne dengan mudah. Memutuskan untuk membatalkan pinjaman di…
SwaraWarta.co.id – Bagaimana cara setor tunai di ATM BRI? Setor tunai kini tak perlu lagi…
SwaraWarta.co.id – Punya usaha kos-kosan atau lagi ngekos di kota lain? Kadang urusan kos bisa ribet…