SwaraWarta.co.id – Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, menegaskan bahwa Gereja Katolik bukanlah lembaga politik, melainkan lembaga spiritual.
Karena itu, proses pemilihan pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia atau Paus harus dijalankan dengan semangat spiritualitas, bukan kepentingan kekuasaan.
“Maka kalau memilih pemimpin yang baik, dia tidak boleh ada macam-macam. Hal yang biasanya terjadi dalam pemilihan presiden dan sebagainya,” katanya dalam konferensi pers Keuskupan Agung Jakarta dalam Misa Syukur Bapa Suci Paus Leo XIV, Gedung Karya Pastoral, Keuskupan Agung Jakarta, Jakarta Pusat, Minggu (18/5/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, pemilihan Paus sangat berbeda dengan pemilihan presiden atau pemimpin negara lainnya. Dalam pemilihan Paus, prosesnya lebih sakral dan tidak diwarnai oleh ambisi kekuasaan ataupun isu negatif.
Ia juga berharap nilai-nilai spiritual dalam pemilihan Paus bisa menjadi inspirasi bagi proses pemilihan pemimpin di Indonesia. Pemimpin yang dipilih seharusnya adalah orang yang ingin melayani rakyat, bukan mencari jabatan demi kepentingan pribadi.
Sebagai informasi, Misa Syukur atas dilantiknya Paus Leo XIV sebagai pemimpin baru Gereja Katolik Sedunia telah digelar di Gereja Katedral Jakarta pada Minggu (18/5/2025).
Misa ini menjadi ungkapan syukur dan doa bersama umat Katolik atas terpilihnya pemimpin baru di Vatikan.