Swarawarta.co.id – Direktorat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) serta Pencegahan dan Penindakan Perdagangan Orang (PPO) Bareskrim Polri berkomitmen untuk memperkuat pencegahan kekerasan terhadap perempuan, anak, dan kelompok rentan di lingkungan perguruan tinggi.
Direktur PPA dan PPO Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Nurul Azizah, menekankan bahwa kampus harus menjadi ruang aman yang terbebas dari segala bentuk kekerasan dan eksploitasi.
“Hari ini saya berdiri bukan hanya sebagai perwakilan institusi Polri, tetapi sebagai bagian dari masyarakat yang optimis terhadap masa depan bangsa yang bebas dari kekerasan,” kata Nurul dalam kegiatan bertajuk “Rise and Speak Bersama Civitas Academica” yang digelar di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur, Rabu (14/5).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kekerasan terhadap perempuan dan anak saat ini tidak lagi mengenal batas ruang privat dan telah menjalar ke ranah digital dan kampus.
Banyak mahasiswa yang menjadi korban kekerasan seksual dan eksploitasi tanpa mereka sadari, termasuk dalam skema perdagangan orang berbasis daring.
Melalui gerakan nasional “Rise and Speak”, Polri mendorong sinergi lintas sektor untuk membangun kesadaran publik yang inklusif dan berpihak pada korban. Gerakan ini tidak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga pada pencegahan dan perlindungan korban.
“Mari kita jadikan kampus sebagai benteng terakhir peradaban, tempat tumbuhnya keberanian, keadilan, dan kepedulian,” ujarnya.