Berita

Korban Keracunan MBG Cipongkor Capai 411 Siswa, Penyebab Diduga Makanan Dimasak Terlalu Pagi

SwaraWarta.co.id – Korban keracunan MBG Cipongkor terus bertambah. Hingga Rabu (24/9/2025), jumlah siswa yang terdampak insiden keracunan massal usai menyantap Menu Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, telah mencapai 411 orang.

Para korban berasal dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA/SMK.

Kronologi dan Gejala Kesehatan yang Dialami

Insiden ini bermula pada Senin (22/9), ketika sejumlah siswa mulai melaporkan gejala tidak sehat setelah mengonsumsi menu MBG yang berisi ayam kecap, tahu goreng, sayur, dan buah.

ADVERTISEMENT

.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Gejala yang dialami para korban cukup beragam, mulai dari yang umum hingga serius.

Berikut adalah data gejala keracunan yang dialami para siswa:

Gejala Jumlah Korban
Mual 288 orang
Pusing 159 orang
Sakit Perut 112 orang
Muntah 109 orang
Sesak Napas 100 orang
Lemas 78 orang
Demam 52 orang
Diare 36 orang
Kejang 2 orang

Beberapa laporan bahkan menyebutkan adanya korban yang mengalami buang air besar bercampur darah. Sebanyak 47 orang dari total korban masih harus menjalani perawatan inap di beberapa fasilitas kesehatan, sementara 364 orang lainnya sudah menjalani rawat jalan.

Dugaan Penyebab dan Tindakan Lanjutan

Koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wilayah Bandung Barat, Gani Djundjunan, menyatakan dugaan kuat penyebab keracunan adalah proses memasak yang dilakukan terlalu dini.

“Menunya dimasak terlalu pagi, sehingga saat sampai ke sekolah kondisinya sudah tidak bagus,” ujarnya.

Beberapa siswa juga melaporkan mencium bau tidak sedap saat membuka kotak makanan.

Menanggapi insiden ini, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, telah menginstruksikan penghentian sementara operasional SPPG di Cipongkor untuk dilakukan evaluasi menyeluruh.

Pemerintah juga telah meminta maaf atas kejadian ini dan berkomitmen untuk memperbaiki sistem, termasuk dengan memastikan waktu antara memasak dan pengiriman tidak lebih dari 4-5 jam ke depan.

Sampel makanan dan muntahan siswa telah dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat untuk pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan penyebab pastinya.

Keselamatan dan pemulihan para siswa menjadi prioritas utama saat ini. Insiden keracunan MBG Cipongkor ini diharapkan menjadi bahan evaluasi keras agar program mulia pemenuhan gizi anak tidak lagi berujung pada musibah yang membahayakan kesehatan.

 

Mulyadi

"Seorang penulis profesional yang melintang hampir 3 tahun lebih di berbagai macam media ternama di Indonesia seperti, Promedia, IDN Times, Pikiran Rakyat, Duniamasa.com, Suara Kreatif, dan SwaraWarta."

Recent Posts

Bocoran Gaji Guru PPG 2025: Lonjakan Kesejahteraan untuk Pendidik Bersertifikat!

SwaraWarta.co.id - Kabar gembira datang bagi para pendidik di Indonesia, terutama yang telah menuntaskan Pendidikan…

6 hours ago

KPK OTT Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Terkait Dugaan Korupsi Mutasi Jabatan

SwaraWarta.co.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, dalam operasi tangkap tangan…

6 hours ago

Bagaimana Cara Berpendapat dengan Mematuhi Norma Sosial dan Hukum? Berikut ini Penjelasannya!

SwaraWarta.co.id – Bagaimana cara berpendapat dengan mematuhi norma sosial dan hukum? Berpendapat adalah hak fundamental…

8 hours ago

Cara Mudah Cek Kelulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG)

SwaraWarta.co.id - Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program yang wajib ditempuh oleh calon guru untuk…

8 hours ago

Jelaskan Makna Sholat Berjamaah? Berikut ini Pembahasannya!

SwaraWarta.co.id – Jelaskan makna sholat berjamaah? Shalat berjamaah merupakan salah satu praktik ibadah yang sangat…

1 day ago

Bagaimana Anda Melihat Dampak Pembelajaran Digital Terhadap Persiapan Kita untuk Menghadapi Lapangan Pekerjaan di Masa Depan?

SwaraWarta.co.id – Bagaimana Anda melihat dampak pembelajaran digital terhadap persiapan kita untuk menghadapi lapangan pekerjaan…

1 day ago