SwaraWarta.co.id – Mengapa Pancasila disebut sebagai ideologi terbuka? Pancasila sering disebut sebagai ideologi terbuka. Ini bukan sekadar label, melainkan cerminan dari kemampuannya untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai dasarnya.
Berbeda dengan ideologi tertutup seperti komunisme atau fasisme yang dogmatis dan mutlak, ideologi terbuka Pancasila memiliki sifat dinamis dan luwes.
Ideologi tertutup cenderung memaksakan doktrin dan aturan yang kaku, menolak kritik, dan tidak bisa menerima pembaruan dari luar. Sebaliknya, Pancasila bersifat inklusif dan mau menerima gagasan baru selama sejalan dengan lima sila yang menjadi landasannya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Alasan Pancasila Dikatakan Ideologi Terbuka
Sifat terbuka ini berakar dari beberapa faktor kunci. Pertama, nilai-nilai dasar Pancasila—Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan adalah nilai-nilai luhur yang universal dan abadi. Nilai-nilai ini tidak lekang oleh waktu dan dapat diinterpretasikan sesuai konteks zaman. Sebagai contoh, sila Keadilan Sosial bisa diwujudkan dalam bentuk kebijakan ekonomi yang berbeda dari masa ke masa, namun tujuannya tetap sama: menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
Kedua, Pancasila digali dari nilai-nilai budaya dan spiritual bangsa Indonesia sendiri. Ini menjadikannya ideologi yang hidup, relevan, dan tidak dipaksakan dari luar. Proses perumusan Pancasila melibatkan dialog dan musyawarah para pendiri bangsa, mencerminkan sifat demokratis yang tertanam kuat di dalamnya. Ini berbeda dengan ideologi impor yang sering kali kaku dan tidak sesuai dengan kearifan lokal.
Ketiga, Pancasila memungkinkan adanya interaksi dengan ideologi lain tanpa harus kehilangan jati diri. Ia mampu menyerap nilai-nilai positif dari luar, seperti kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan demokrasi modern, untuk memperkaya implementasinya. Dengan demikian, Pancasila tidak anti-kritik atau anti-perubahan. Ia justru mendorong dialog dan musyawarah untuk mencapai kesepakatan terbaik.
Manfaat Ideologi Terbuka
Menjadi ideologi terbuka membawa banyak manfaat. Indonesia dapat berkembang menjadi negara yang modern dan adaptif tanpa harus mengorbankan identitasnya. Ia memungkinkan pluralisme dan kebinekaan untuk hidup berdampingan secara harmonis, karena tidak memaksakan satu cara pandang tunggal. Sifat terbuka ini adalah kekuatan terbesar Pancasila, yang menjadikannya pondasi kuat untuk menghadapi tantangan masa depan, mulai dari globalisasi hingga isu-isu sosial yang kompleks.