SwaraWarta.co.id – Harga komoditas cabai merah terus menunjukkan dinamika yang fluktuatif. Update harga pada Senin, 13 Oktober 2025, mencatat variasi pergerakan harga yang signifikan di berbagai daerah, dari kenaikan tajam hingga penurunan yang cukup dalam.
Informasi ini penting bagi konsumen, pelaku usaha, dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk memahami kondisi pasar terkini.
Perbandingan Harga Cabai Merah per 13 Oktober 2025
Berikut adalah ringkasan pergerakan harga cabai merah di beberapa wilayah berdasarkan data resmi:
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Daerah | Harga per kg | Tren | Persentase Perubahan | Sumber Data |
Bali | Rp 46.632 | Naik | +4.53% | Bapanas |
Lampung | Rp 44.571 | Turun | -8.61% | Bapanas |
Kota Padang | Rp 67.000 | Naik | – | Pemerintah Kota |
Kota Medan | Rp 87.000 (Rata-rata) | – | – | Pemerintah Kota |
Analisis Perbedaan Harga Antardaerah
- Bali: Tren Kenaikan Didominasi
Di Bali, harga cabai merah besar tercatat naik 4.53% menjadi Rp 46.632 per kg. Bahkan, cabai merah keriting mengalami kenaikan lebih tinggi, yaitu 6.4% menjadi Rp 46.250 per kg. Secara keseluruhan, 18 dari 23 komoditas pangan di Bali mengalami kenaikan harga, dengan komoditas ikan seperti bandeng menjadi yang melonjak paling tinggi.
- Lampung: Tren Penurunan Lebih Dominan
Berlawanan dengan Bali, harga cabai merah besar di Lampung justru turun sangat tajam sebesar 8.61% menjadi Rp 44.571 per kg. Cabai merah keriting juga turun 4.31%. Dari 23 komoditas, 15 di antaranya mengalami penurunan harga, menciptakan tren pasar yang berbeda dengan Pulau Bali.
- Wilayah Sumatera: Lonjakan dan Disparitas Harga
Sementara itu, di Kota Padang, harga cabai merah keriting lokal dipantau pada level Rp 67.000 per kg, yang tercatat mengalami kenaikan. Gejolak harga cabai juga terjadi di Kabupaten Bengkalis, dimana komoditas ini disebut sebagai penyumbang andil terbesar terhadap lonjakan Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebesar 2.70%.
Di Medan, disparitas harga cabai merah cukup besar, dengan kisaran Rp 74.000 hingga Rp 100.000 per kg dan harga rata-rata mencapai Rp 87.000. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi supply-demand dan distribusi sangat berpengaruh di wilayah Sumatera.
Faktor Pendorong Gejolak Harga
Lonjakan harga cabai, seperti yang terjadi di Bengkalis, menjadi perhatian serius pemerintah. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat, Amalia Adininggar Widyasanti, menegaskan bahwa kenaikan ini mendorong daerah masuk dalam daftar inflasi tertinggi se-Sumatera.
Sebagai respons, Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan mengambil langkah konkret, seperti meningkatkan monitoring harga dan menggelar Gerakan Pangan Murah bekerja sama dengan Bulog untuk menstabilkan harga.
Update harga cabai merah hari ini, Senin 13 Oktober 2025, menunjukkan variasi yang signifikan antar-daerah, dengan tren naik di Bali dan Padang, serta tren turun di Lampung. Faktor distribusi, kondisi supply lokal, dan mekanisme pasar diduga menjadi penyebab utama disparitas ini. Bagi konsumen, informasi ini dapat membantu dalam perencanaan belanja. Bagi pemerintah daerah, data ini menjadi peringatan dini untuk mengambil langkah intervensi, seperti operasi pasar, guna menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.