Swarawarta.co.id – Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi sorotan publik setelah mengungkap kecenderungannya untuk lebih memilih bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) daripada Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pernyataan ini menambah spekulasi soal arah politik Jokowi pasca mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia.
Jokowi menyampaikan bahwa ia melihat PPP saat ini sudah memiliki banyak calon kuat yang akan bersaing dalam Muktamar partai yang dijadwalkan berlangsung pada September mendatang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, dengan banyaknya nama yang telah muncul ke publik, PPP memiliki banyak figur potensial yang siap mengisi posisi Ketua Umum.
“Enggak lah. Di PPP saya kira banyak calon-calon ketua umum yang jauh lebih baik, yang punya kapasitas, kapabilitas, punya kompetensi,” ujar Jokowi usai Salat Idul Adha di Solo, Jumat (6/6).
“Saya di PSI saja lah,” imbuhnya.
Namun begitu, mantan orang nomor satu di Indonesia ini juga menegaskan bahwa hingga saat ini ia belum secara resmi bergabung ataupun mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSI.
“Ya nggak tahu (mau masuk partai lain atau tidak). Di PSI juga belum dicalonkan,” terangnya.
Meski menyatakan ketertarikan terhadap PSI, Jokowi belum memastikan langkah politik berikutnya.
Saat ditanya apakah masih membuka peluang untuk bergabung dengan partai lain, Jokowi tidak memberikan jawaban pasti.
Ia hanya tersenyum dan memilih untuk tidak berkomentar lebih jauh mengenai kemungkinan manuver politiknya ke depan.
Pernyataan Jokowi ini menambah babak baru dalam dinamika politik nasional. Banyak pengamat melihat bahwa arah politik Jokowi pasca-presiden masih berpengaruh, terutama dalam membentuk peta kekuatan partai di tanah air. PSI sendiri selama ini dikenal memiliki kedekatan simbolik dengan Jokowi, terutama karena kerap menyuarakan dukungan terhadap berbagai kebijakan dan program pemerintahannya.
Sementara itu, PPP tengah bersiap menyongsong muktamar dengan harapan memperkuat posisi partai di tengah persaingan politik nasional yang semakin ketat.
Munculnya nama-nama calon ketua umum dari berbagai latar belakang di internal PPP menunjukkan dinamika yang sehat dalam tubuh partai berlambang Ka’bah tersebut.
Meski belum mengambil keputusan pasti, langkah politik Jokowi ke depan jelas masih akan menjadi perhatian utama publik dan pelaku politik nasional.
Apakah ia akan bergabung secara resmi dengan PSI, memilih jalur lain, atau justru mengambil posisi sebagai tokoh netral di luar struktur partai semuanya masih menjadi teka-teki.